Telp. +62-021-5383866, +62-021-5377891 Email: admin@sekolahathalia.sch.id

Dasar Pemikiran

Pada saat penciptaan, Tuhan bekerja enam hari lamanya untuk menciptakan segala sesuatu. Ketika Tuhan selesai menciptakan, Ia melihat segala yang diciptakannya itu “sungguh amat baik” (Kej 1:31). Oleh karena Tuhan menciptakan semua ciptaan-Nya “sungguh amat baik”, maka kebaikan dan kasih Tuhan tidak dibatasi oleh keadaan ciptaan itu apakah bagus atau tidak, pintar atau bodoh, kaya atau miskin, hitam atau putih, lengkap atau cacat, dll. Di mata Tuhan semua “sungguh amat baik” dan Tuhan menciptakan semuanya dengan tujuan, yaitu tujuan yang baik.

Manusia sendiri adalah ciptaan Tuhan yang paling berharga (Yes 43:4a, 1 Tim 4:12). Manusia berharga di mata Tuhan, terlepas dari siapa dia, apa yang ia miliki, dan apa yang telah ia lakukan. Kasih Tuhan yang paling besar terbukti ketika Dia turun ke dunia merendahkan dirinya mati di kayu salib untuk menanggung dosa dan menyelamatkan manusia (Yoh 3:16).

Karena Tuhan memandang ciptaannya “sungguh amat baik” dan berharga, maka kita tidak akan menilai ciptaan Tuhan dari rupa, fisik, pendidikan, harta, dll. Namun kita akan menilai dengan melihat bagaimana Tuhan berkarya di dalam ciptaan itu, sehingga kita juga akan memandangnya “sungguh amat baik” dan berharga.

Tuhan memberikan tugas khusus kepada manusia untuk menjaga dan memelihara ciptaan-Nya (Kej 1:28-29). Namun manusia seringkali tidak menghargai ciptaan Tuhan, baik itu dirinya sendiri, orang lain, dan ciptaan lainnya dengan meremehkan, merusak, bahkan menggunakannya untuk tujuan yang salah.

Wahyu 3:16 mengatakan bahwa hendaknya jemaat di Laodikia tidak menjadi pribadi yang suam-suam kuku. Pada saat itu di Laodikia dilewati oleh 2 aliran sungai, masing-masing sungai dialiri air dingin dan air hangat. Penduduk Laodikia menetapkan sungai yang dialiri air dingin digunakan untuk kebutuhan air minum, sementara sungai yang dialiri air hangat digunakan untuk kebutuhan mandi. Bila itu dilakukan            dengan benar, maka fungsi sungai-sungai itu dianggap “useful”. Bila dicampur menjadi air suam-suam kuku, maka tindakan itu bukanlah tindakan yang benar sesuai dengan fungsinya.

Sama seperti kedua sungai di Laodikia, setiap kita telah diberikan fungsi yang baik oleh Tuhan, sebagaimana dikisahkan pada kisah penciptaan. Segala sesuatu yang ada pada diri kita atau sekitar kita adalah pemberian Tuhan. Tuhan memiliki tujuan mengapa menciptakan kita, orang lain dan benda-benda di sekitar kita sesuai dengan keberadaan kita saat ini (kaya atau miskin, pintar atau bodoh, bertubuh lengkap atau tidak, cantik atau tidak, dll), yaitu untuk melakukan pekerjaan yang baik. Maka sudah menjadi kewajiban kita untuk bertindak sesuai dengan apa yang sudah diberikan kepada kita.

Salah satu yang dapat kita lakukan adalah dengan mendayaguna diri, orang lain, dan benda-benda sekitar kita. Mendayaguna berarti melihat sesuatu secara positif dan mampu menemukan nilai lebih dari diri sendiri, orang lain, dan lingkungan serta memaksimalkan pemanfaatannya untuk kebaikan. Kita dilatih untuk mendayagunakan segalanya sesuai dengan fungsinya sehingga menghasilkan sesuatu yang baik untuk diri kita dan orang lain. Hal itu kita lakukan sebagai bentuk hormat dan terima kasih kita kepada sang pemberi dan pencipta yaitu Tuhan.

Oleh karena engkau berharga di mata-Ku, dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,

Yes 43:4a

Definisi

Melihat sesuatu secara positif dan mampu menemukan nilai lebih dari diri sendiri, orang lain, dan lingkungan serta memaksimalkan pemanfaatannya untuk kebaikan.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

*

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
WhatsApp chat