Penggapaian Impian Seekor Panda

DVD Review: Kung Fu Panda
Oleh: Michelle, anggota Smart Club Writing

Dream Works Animation
Running Times: 1 hr 35 min
Release Date: June 6th 2008
MPAA Rating: PG for sequences of martial arts action
Starring: Jack Black, Seth Rogen, Michael Clarke Duncan, Angelina Jolie, James Hong, Randall Duk Kim, Dan Fogler, Wayne Knight
Directed by: John Stevenson, Mark Randolph Osborne

Film ini dibuka dengan adegan kung fu yang ternyata adalah mimpi seekor panda bernama Po. Po tinggal bersama ayahnya yang berprofesi sebagai penjual mie. Ayahnya mengira Po akan melanjutkan pekerjaannya sebagai penjual mie. Dan Po terpaksa berbohong dan kembali membantu ayahnya bekerja.

Namun di hari itu, sebuah pengumuman diumumkan kepada seluruh Cina, bahwa akan ada pemilihan Dragon Warrior yang adalah impian Po. Dragon Warrior dipilih untuk melawan musuh yang ingin membalas dendam (Tai Lung).

Berbagai usaha telah dilakukan Po agar berhasil melihat siapa yang menjadi Dragon Warrior, tapi halangan tidak dapat dihindari. Akhirnya Po mendapat ide dengan cara menyalakan petasan di bawah kursi yang didudukinya, dengan begitu kursi tersebut akan naik dan Po dapat melihat siapa yang menjadi Dragon Warrior. Sesaat, tidak ada yang terjadi. Tetapi, tiba-tiba, petasan yang dinyalakan Po di bawah kursi pun  menyala dan membawa Po melayang tinggi. Tak lama kemudian, petasan tersebut pun mati dan Po terjatuh ke tanah yang tepat ditengah-tengah istana, juga disaat yang pas, Oogway telah memilih sang Dragon Warrior!

Dan, alangkah terkejutnya Po saat melihat jari Oogway menuju kepadanya. Master Shifu, guru The Furious Five pun tidak terima dengan keadaan tersebut.

Po pun akhirnya terus dibuat kesal dan dibenci oleh Master Shifu. Berbagai rintangan pun berlanjut sampai akhirnya Oogway pergi meninggalkan Master Shifu dalam kebingungan akan bahaya mengancam. Keadaan ini memaksa Master Shifu berbalik melatih Po.

Selanjutnya dengan ketegangan yang dibumbui kelucuan, cerita mengalir dengan menarik hingga menuju klimaks.

Sekali lagi, Dream Works berhasil membuat film yang sangat bermakna dalam kehidupan kita sehari-hari. Film tersebut mengajarkan kita untuk terus mencapai impian kita tanpa kenal putus asa. Walaupun ada rintangan dan hambatan, jangan biarkan impian tersebut pergi menjauhi kita. Selamat menonton dan jangan pernah menyerah!

15 Tahun Komunitas Athalia

Akhir tahun 2010 telah tiba.. Banyak hal besar terjadi tahun ini. Bagi komunitas Athalia, tahun ini genap 15 tahun Sekolah ini berdiri. Serangkaian acara telah digelar untuk memperkuat komunitas Athalia.
Wawasan kita mengenai teknologi dibuka dalam seminar perkembangan IT di Maret 2010. Orangtua diingatkan untuk tidak antiteknologi, melainkan memperkenalkan teknologi pada anak, sekaligus menjelaskan dampak negatifnya. Seminar IT juga diadakan khusus untuk siswa, sehingga mereka mengerti tidak semua yang nge-trend itu baik.
Setelah itu komunitas kita belajar mengenai pengaruh makanan bagi tubuh. Ternyata dampak makanan tidak hanya sekedar membuat kenyang dan kalau berlebihan membuat  gemuk…Makanan bisa mempengaruhi mood, emosi, cara berpikir, dan banyak lagi. Makanan adalah faktor besar dalam mempengaruhi perilaku anak-anak.
Komunitas Athalia juga belajar memelihara lingkungan dengan membuat lubang biopori bersama keluarga di lingkungan Athalia. Mudah-mudahan keterampilan dan pengetahuan yang didapat terus dipraktekkan di lingkungan masing-masing.
Kesibukan sering membuat kita lupa pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Maka Mei lalu “Jalan Sehat Keluarga” dilakukan untuk kembali membangkitkan semangat berolahraga di antara komunitas Athalia.
Lalu pada Juni 2010 seluruh komunitas bersuka ria dalam family gathering Nyok Kite Maen. Hanya satu kata: Seruuuuu!
Ibadah syukur 15 tahun Athalia tak lupa dinaikkan saat peresmian gedung ekstension SMP (Gedung D) pada Agustus 2010, sekaligus pencanangan Sekolah Pinus. Ini adalah sekolah yang sedang dipersiapkan Yayasan Athalia Kilang untuk masyarakat yang terbatas secara finansial. Melalui sekolah Pinus (Pendidikan INtegral Untuk Semua), YPK Athalia Kilang ingin memperkenalkan konsep pendidikan yang diyakini sebagai pendidikan ideal yang seharusnya menjadi hak seluruh anak bangsa.
Melalui Athalia Cup Oktober 2010, siswa-siswi kita mengasah kecerdasan kinestetik mereka, keterampilan bekerjasama, karakter pantang menyerah dan rendah hati, sambil belajar menjadi tuan rumah yang baik, melayani para tamu dari sekolah lain yang bertanding di wilayah Athalia. Kejuaraan ini walaupun baru pertama diadakan ternyata menyumbang banyak hal baik bagi komunitas.
Rangkaian peringatan 15 tahun Sekolah Athalia dipuncaki oleh Pentas Karakter “Seribu Lidah Memuji” 30 Oktober 2010 yang gaungnya masih terdengar hingga kini.
Kiranya semua pencapaian secara komunitas maupun pribadi membuat kebaikan dan pemeliharaan Tuhan selalu bisa kita rasakan. Itulah yang memberi pengharapan dan kekuatan menghadapi hari-hari mendatang yang masih panjang dan penuh misteri. (Agp).

Sekolah Athalia

CHRISTMAS: HOLY DAY OR HOLIDAY?

Lagu Natal selalu membawa perasaan damai dalam hatiku, membawaku ke masa kecil saat Natal tiba. Kala itu Natal menjadi saat yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak di daerahku. Kebanyakan dari kami mempunyai baju baru hanya ketika natal. Ibu saya selalu membuatkan dua baju baru untukku yang dijahit sendiri olehnya. Bagi anak lain natal artinya bersenang-senang dengan keluarga,  melihat lampu-lampu yang indah, menghias pohon Natal, makan makanan kesukaannya,  membeli hadiah untuk orang lain, dan menghabiskan waktu dengan keluarga karena sekolah libur selama dua minggu!
Pusat-pusat perbelanjaan pun ramai-ramai menawarkan  Christmas shopping, Christmas gifts, Christmas sale, Christmas package, Christmas dinner, dan Christmas holiday. Bahkan setiap tahun muncul kartu-kartu natal yang indah-indah dengan tulisan beragam dari ‘Merry Christmas!’, ‘Season’s Greetings! sampai ‘Happy Holidays!’.
Tetapi, jika makna natal berhenti sampai di sana saja betapa malangnya kita. Karena Natal sebenarnya tak ada hubungan dengan semua itu. Mengapa perayaan natal  keluar dari konteks yang sebenarnya? Karena iblis tidak mau umat Allah memahami hakekat Natal, ia ‘menyelewengkan’ pemahaman manusia dengan mengalihkan semata pada benda-benda, walau dengan bungkus: saling memberi, saling berbagi sukacita natal…
Christmas is holy day, not holiday! Why Christmas is holy day? Because on that day Jesus Christ, The LORD, became man to bring SALVATION to us. Christmas–hari di mana Allah menjadi manusia dimulai; yaitu dengan kelahiran-Nya. Christmas adalah hari di mana Allah menggenapkan perjanjian-Nya.  Saat Adam dan Hawa berdosa terhadap Allah (Kejadian 3), Allah tahu bahwa manusia tidak mungkin dapat menyelesaikan dosa tersebut dihadapan-Nya, sehingga Dia menjanjikan seorang penebus bagi Adam dan Hawa (Kejadian 3;15). Karena yang berdosa manusia maka Allah harus menjadi manusia, supaya Dia dapat menggantikan manusia menerima murka Allah atas dosa yang telah dilakukan terhadap Allah.
Itu sebabnya CHRISTMAS IS HOLY DAY: yang maha suci mengunjungi manusia yang berdosa, sehingga tepatlah kalau teriakan pujian kita nyatakan “JOY TO THE WORLD!”,  seperti pujian bala tentara sorga saat kelahiran Kristus: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”(Lukas 2;14)

Maka berita natal sebenarnya adalah Allah  menjadi manusia supaya manusia yang berdosa mendapatkan kelepasan dari murka Allah atas dosa yang telah dilakukan manusia
Mari kita masuki natal tahun ini dengan pengertian yang benar… Memahami makna Natal yang pertama akan menolong kita lebih menghargai Natal, dan merayakannya dengan benar. Pemahaman mengenai Kisah Natal harus tetap menjadi inti berita dari perayaan Natal. Bukan baju baru, bukan makanan kesukaan, bukan liburan, bukan santa klaus , bukan pohon natal! Christmas is about CHRIST!

Merry Christmas !

Oleh: Bu Sandra Sitompul (Staf Kesiswaan/ Konselor)

Sekolah Athalia

Tepatkah Natal Diperingati setiap Tanggal 25 Desember?

Sejak tahun 300-an Masehi, agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. Peringatan hari Natal tercatat pertama kali adalah pada tahun 336 sesudah Masehi berdasarkan kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember tersebut hingga saat ini masih menjadi pertanyaan apakah benar Yesus lahir di tanggal tersebut. Berdasarkan sejarahnya, perayaan Natal dipengaruhi oleh perayaan orang-orang yang justru non kristen pada saat itu, yaitu perayaan untuk memperingati kelahiran Matahari. Dalam perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah yang secara perlahan kebiasaan-kebiasaan tersebut mulai menjadi bagian juga dari perayaan Natal.

Pada tahun 1100 Natal akhirnya menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa. Di banyak negara-negara di Eropa, dalam setiap perayaan Natalnya, menggunakan Santo Nicholas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Dalam perkembangannya di negara Amerika, semangat saling memberi ini diwakilkan dengan tokoh rekaan bernama Santa Claus yang didandani dengan baju merah dan janggut putih yang ide dasarnya adalah dari perayaan Natal di Eropa dengan Santo Nicholasnya tersebut.
Ditetapkannya perayaan Natal tepat pada tanggal 25 Desember semata-mata hanya untuk mengenang bahwa Yesus benar-benar pernah datang ke dunia. Tapi, mengenai tepatnya kapan tanggal Yesus lahir, tidak diketahui dengan pasti. Namun yang terpenting adalah telah banyak saksi yang menyatakan bahwa manusia Yesus ini benar-benar pernah hidup di dunia ini, dan para pengikutnya memerlukan momen untuk dapat mengenang kehadiran-Nya tersebut di dunia.
Ibarat anak-anak dan cucu dari seorang nenek yang sangat menyayangi neneknya itu. Mereka ingin sekali dapat merayakan hari ulang tahun sang nenek tersayang mereka tersebut tapi tidak ada yang tahu atau ingat dengan pasti kapan tepatnya nenek mereka itu lahir. Bahkan sang nenek sendiri pun tidak tahu kapan tepatnya tanggal ia dilahirkan. Jadi mereka menentukan sendiri tanggal kelahiran untuk sang nenek semata-mata hanya untuk mengenang dan merayakan keberadaan sang nenek di tengah-tengah kehidupan mereka.
Penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari Perayaan Natal semata-mata untuk mengungkapkan perasaan syukur karena Kristus telah lahir ke dunia ini membawa berkat keselamatan bagi umat pilihannya.

(Ind, dari berbagai sumber)

Sekolah Athalia