Oleh: Julinar Sinaga, guru SMA
“Karisma membawa anda ke puncak, tetapi hanya karakter yang membuat anda tetap bertahan di puncak”. Itulah salah satu motto yang terus diteriakkan oleh pengurus OSIS (tahun kepengurusan 2018) yang mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) pada tanggal 16-17 November 2017 yang lalu. Benar sekali, ada begitu banyak orang yang dengan segera bisa mencapai puncak posisi, namun hanya mereka-mereka yang memiliki karakter yang kuatlah yang sanggup untuk bertahan di puncak. Dalam LDK ini, setiap peserta dilatih untuk memiliki dasar-dasar kepemimpinan seperti tanggung jawab, inisiatif yang tinggi, berani mengambil keputusan meski di tengah tekanan, bekerja sama dan bertanggung jawab untuk seluruh anggota tim.
Kepemimpinan sangat perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri siswa bahkan sejak dini, hal ini sesuai dengan profil yang ingin dicapai oleh SMA Athalia yaitu influencing and contributing, maka SMA Athalia terus mendukung siswanya untuk terus berproses menjadi sosok pemimpin bagi komunitasnya, sosok yang memberi pengaruh baik dan rela berkontribusi bagi komunitas, bangsa dan negaranya.
Bak gayung bersambut, ACI (Aku Cinta Indonesia) melalui program Beneran Indonesia (Bela Negara Nasional Indonesia) yang diadakan pada tanggal 18 November 2017 mengadakan kegiatan bela Negara kekinian yang melibatkan siswa-siswi dari berbagai sekolah se-JADETABEK dengan berbagai latar belakang suku dan agama (SMA Athalia menjadi pilot project dan berkesempatan mendapat kuota sebanyak 40 siswa). Siswa siswi ini diajak menjelajahi wilayah Monas dan sekitarnya sambil mengumpulkan pusaka-pusaka yang tersebar di 5 pos, dan setiap pos mewakili setiap sila dalam Pancasila. Acara yang dikonsep dengan serunya meringkas keformalan Pancasila yang biasanya hanya diucapin pada saat upacara, namun di acara ini mencoba mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari seperti, saling menolong, bermusyawarah, berlaku adil, tidak memperbandingkan soal rupa, asal dan kepercayaan meski berbeda, tapi saling menyemangati, karena itulah Indonesia.
Pada akhirnya setiap kelompok berhasil mengumpulkan pusaka-pusaka tersebut, pusaka yang menyatukan kita sebagai Bangsa Indonesia walau kita berasal dari beragam latar belakang, pusaka yang membuat kita menyadari betapa pentingnya kita menjaga persatuan kesatuan bangsa demi menjadi negara yang maju dan sejahtera.
Di penutup acara, setiap kelompok dikumpulkan dan dipertemukan dengan beberapa tokoh yang juga memiliki kerinduan yang sama terhadap kesatuan NKRI, mereka adalah JFlow (rapper yang selalu bangga akan keberagaman Indonesia dan menyelipkannya dalam lirik lagu-lagu yang dibawakannya), ibu Meiske founder dari Sabang Merauke (program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia, dengan tujuan membuka cakrawala anak-anak Indonesia dan menanamkan nilai toleransi pada ke-bhineka-an), yang terakhir dari GNFI (Good News From Indonesia) yang diwakili oleh bapak Wahyu. Mereka yang telah terlebih dahulu berjuang untuk terus mempertahankan dan mencintai keberagaman Indonesia menitipkan pesan kepada para siswa supaya mereka tetap bangga menjadi Indonesia dan membagikan kebaikan Indonesia setiap harinya.
Akhirnya saya ikut meneriakkan: bangkitkan Generasi Pusaka, wujudkan Beneran Indonesia.
Salam, Julinar Sinaga.