Oleh: Tri Ananda – Kepala Bagian SDM YPK Athalia Kilang
Kata “menyediakan” menurut KBBI memiliki arti mengadakan (menyiapkan, mengatur dan sebagainya) sesuatu untuk yang lain.1 Bagi Allah yang berdaulat atas segala ciptaan-Nya, ditunjukkan dengan cara Dia menyediakan segala sesuatu untuk ciptaan-Nya. Namun, segala sesuatu itu apa? “Segala sesuatu” memiliki makna “tidak terbatas (unlimited)”. Pengetahuan manusia yang terbatas tidak mampu mengidentifikasi apa saja yang tidak terbatas itu. Meski demikian, setiap kita tentu memiliki pengalaman rohani bagaimana Allah menyediakan “sesuatu” sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.
Dari Kisah Para Rasul 14:17 yang disediakan Allah yaitu: “berbagai-bagai kebajikan: menurunkan hujan, memberikan musim subur, memuaskan hati dengan makanan, dan kegembiraan”. Allah begitu baik (bajik), sehingga Dia menyediakan hal-hal baik yang dibutuhkan manusia tanpa membeda-bedakan hingga manusia merasa puas hati dan gembira. Dalam perenungan pribadi saya terhadap ayat ini, saya mendapatkan bahwa Tuhan menyediakan:
- Apa yang tidak dapat disediakan manusia
Tuhan menyediakan musim hujan bagi manusia. Meskipun sekarang ada hujan buatan, tetapi terbatas pada destilasi dan belum tentu berhasil. Hal yang menyentuh hati dan mendatangkan sukacita adalah Allah menyediakan keselamatan yang tidak bisa diperoleh manusia dengan upayanya sendiri.
- Untuk kebaikan manusia
Tuhan mendatangkan kegembiraan dan kepuasan hati. Dalam hal ini kita juga harus terus belajar meyakini bahwa kesedihan atau bahkan penderitaan, Tuhan izinkan untuk kebaikan manusia.
- Dengan memampukan manusia
Tuhan memakai dan memampukan manusia sebagai rekan sekerja-Nya untuk menjadi alat Tuhan dalam menyediakan sesuatu untuk sesama manusia.
Kebajikan Allah kepada manusia tidak bergantung pada apa yang dilakukan manusia. Di ayat 16 dikatakan bahwa, “Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing”. Lalu, di ayat 17 diawali dengan kata “namun” yang menunjukkan manusia menuruti jalannya masing-masing, tetapi Allah tetap menyediakan berbagai kebajikan. Allah menyediakan segala sesuatu dalam kondisi apapun, termasuk ketika kita masih menjadi seteru Allah. Dia telah menyediakan keselamatan bagi manusia melalui Tuhan Yesus Kristus.
Saya akan membagikan salah satu hal yang Allah sediakan bagi keluarga kami yaitu menyediakan arah hidup bagi anak kami. Ada tiga peristiwa yang ingin saya bagikan, pertama pada saat anak kami usia TK, kami melihat dia memiliki bakat menyanyi. Kami selaku orang tua berpikir mungkin anak ini kelak bisa menjadi idola cilik, maka kami membawa anak kami ke tempat les musik dan tarik suara untuk mendaftar. Namun, anak kami menolak dan lebih memilih les piano, karena merasa sudah cukup belajar tarik suara dari kak Nina. Kedua, saat anak kami kelas IX terjadi ketegangan di antara kami orang tua dengan anak saya, karena dia ingin melanjutkan SMA di sekolah negeri. Kami tidak kuasa menahan keinginannya dan kami pun menyerah. Namun, Tuhan memberikan pengertian kepada anak kami, sehingga dia tidak jadi melanjutkan di sekolah negeri. Ketiga, pada saat anak kami lulus SMA hal yang sama juga terjadi berkaitan dengan pemilihan jurusan kuliah dan kampus. Tetapi, kami pun menyerah dan membiarkan anak kami pada pilihan yang diminatinya.
Dari setiap kejadian itu kami sebagai orang tua yang naif belajar bahwa, Allah telah menuntun dan menyediakan arah bagi anak kami dan kami ingin seperti “Silas dan Timotius tinggal di Berea” menantikan pelayanan Paulus. Kiranya Tuhan menolong.
Saya akan mulai dengan Kisah Para Rasul 17: 14 “Tetapi saudara-saudara menyuruh Paulus segera berangkat menuju ke pantai laut, tetapi Silas dan Timotius masih tinggal di Berea”. Secara ringkas dari ayat ini kami memahaminya bahwa Allah telah menuntun dan menyediakan arah yang harus dilalui Paulus dalam pelayanannya. Ayat ini yang menjadi dasar bagi saya untuk menceritakan tiga kejadian di atas.
1https://kbbi.web.id/sedia-2