Telp. +62-021-5383866, +62-021-5377891 Email: admin@sekolahathalia.sch.id

Octovianus L. Riwu-Guru Matematika SMA

Matematika merupakan sebuah cabang ilmu yang sering menjadi “momok” bagi siswa dan dipandang hanya sebagai ilmu angka. Hal tersebut membuat matematika menjadi pelajaran yang cukup membosankan dan menakutkan bagi anak-anak. Namun, entitas matematika adalah sebuah pemberian Allah (God’s gift) bagi manusia. Hal ini pernah disampaikan oleh Galileo Galilei seorang fisikawan dan astronom dari Italia dalam bukunya The Assayer, “Mathematics is the language in which God has written the universe. The laws of nature are written by the Hand of God in the language of mathematics”. Begitu juga dalam esainya yang berjudul “Letter to the Grand Duchess Christina” (1615), “God is known by nature in His works, and by doctrine in His revealed Word”. Artinya, Allah menciptakan alam semesta dengan sebuah tatanan dasar matematika, sehingga ketika manusia melihat dunia ciptaan Allah, manusia seharusnya menyadari adanya unsur matematika di dalam setiap ciptaan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Johannes Kepler yang mengatakan bahwa keteraturan hanya bisa ditemukan oleh manusia di dalam alam ciptaan-Nya yang Ia ungkapkan melalui bahasa matematika. Oleh karena itu, esensi dari ilmu matematika harusnya semakin menyadarkan manusia dan kagum akan Allah saat melihat ciptaan-Nya. Senada dengan Van Brummelen dalam bukunya yang berjudul Walking With God In the Classroom, mengatakan bahwa ilmu matematika membawa kekaguman terhadap rencana dan susunan ciptaan Allah yang menyatakan kesetiaan, keberadaan, dan kebesaran Allah.

Matematika sebagai sebuah bahasa yang digunakan oleh Allah untuk menciptakan dunia, perlu diajarkan kepada anak-anak sejak dini guna memahami dunia ciptaan-Nya. Mandat tersebut harus disadari oleh para orang tua sebagai prime educator untuk mencapai tujuan sejati di dalam proses pembelajaran matematika, yaitu mendidik anak dalam mengenal Sang Pencipta.

Berikut beberapa tip dan trik yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya untuk mengajarkan matematika sekaligus pengajaran tentang dunia ciptaan Allah. Poin nomor 1 sampai nomor 3 dikhususkan untuk orang tua TK dan SD, sedangkan poin nomor 4 ditujukan untuk orang tua SMP dan SMA.

  1. Belajar melalui bermain
    Anak-anak sangat senang bermain. Kegiatan bermain merupakan tools yang baik dalam meningkatkan minat belajar anak terhadap matematika. Orang tua dapat menggunakan media daun dan tanaman di sekitar rumah untuk mengajari anak tentang angka dan tumbuh-tumbuhan ciptaan Allah. Misalnya, menggunakan daun untuk menjelaskan tentang struktur daun dan pentingnya daun bagi kehidupan manusia khususnya dalam proses menghasilkan oksigen. Setelah itu, orang tua dapat mengajak anak berkreasi membuat bentuk angka dengan menggunakan daun-daun kering.
  2. Mengenalkan matematika melalui dongeng atau bercerita
    Bercerita merupakan pembelajaran yang efektif untuk membantu anak-anak meningkatkan konsentrasi serta daya ingat. Orang tua perlu menyadari bahwa kegiatan membaca atau mendongeng bagi anak sejak dini dapat membantu anak dalam mengembangkan logika berpikir. Hal ini juga dikatakan oleh Virginia Walter bahwa proses mendongeng atau bercerita bagi anak dapat mengembangkan keterampilan berlogika dan melatih kemampuan anak dalam memprediksi peristiwa.
  3. Belajar matematika melalui praktik langsung
    Pembelajaran matematika akan sangat berkesan dan meaningful bagi anak jika dilakukan secara praktik langsung. Hal ini dikarenakan kegiatan hands-on dapat merangsang otak anak dalam memahami informasi dan menyimpannya pada long term memory sebanyak 60%-70%. Seirama dengan Novita Tandry yang mengatakan bahwa memori anak sebanyak 60%-70% berasal dari tindakan, sehingga kegiatan memperkenalkan matematika dapat dilakukan dengan mengajak anak terjun langsung mempraktikkan hal-hal yang berhubungan dengan matematika melalui aktivitas sehari-hari. Kegiatan praktik langsung yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain memperkenalkan operasi-operasi di dalam matematika, bentuk-bentuk geometri, dan juga hubungan spasial (tinggi-rendah, atas-bawah, depan-belakang, luar-dalam). Khusus untuk hal-hal yang berhubungan dengan bentuk atau geometri, orang tua dapat memperkenalkan melalui bentuk-bentuk yang ada di alam ciptaan Allah atau yang melekat pada diri anak itu sendiri. Lewat kegiatan-kegiatan tersebut, anak tidak hanya memahami tentang bentuk dan operasi matematika, tetapi juga akan mulai mengagumi Allah sebagai pencipta dunia ini.
  4. Belajar matematika melalui proses diskusi
    Proses diskusi adalah suatu cara merangsang dan menggali informasi anak guna mengetahui pemahaman dan cara berpikirnya. Kegiatan diskusi dilakukan dengan tujuan untuk saling berbagi informasi (knowledge sharing). Kegiatan diskusi yang dilakukan secara intensional oleh orang tua secara khusus tentang berbagai hal yang terjadi melalui berita maupun informasi terkini dapat mengajarkan anak tentang konsep epistemologi, relasi sebab akibat, serta kemampuan membaca situasi, dan peluang yang ada. Proses ini juga akan mengingatkan anak-anak tentang tugas manusia sebagai penatalayanan (stewardship) di dalam dunia ciptaan Tuhan.
Sumber:
The Ontological and Epistemological Underpinnings Of Mathematical Realism https://www.jstor.org/stable/10.5749/j.ctt1d390rg.4
https://web.stanford.edu/~jsabol/certainty/readings/Galileo-LetterDuchessChristina.pdf
By NO Comment 18th July 2024
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

*

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
WhatsApp chat