Oleh: Ni Putu Dewi, staf Pengembangan Karakter Sekolah Athalia.
Metamorphosis Camp (MetCamp) merupakan kegiatan tahunan SMP Athalia yang diperuntukkan bagi seluruh siswa kelas VII. Kegiatan ini bertujuan sebagai jembatan pembelajaran karakter bagi siswa yang baru lulus dari jenjang SD dan masuk ke SMP. Pada tahun pelajaran ini, profil karakter siswa SD Athalia adalah Tanggung Jawab, sedangkan profil karakter siswa SMP adalah Caring and Sharing.
Sesuai dengan namanya, “metamorphosis” berarti perubahan. Kami berharap, para siswa semakin menyadari bahwa mereka akan mengalami beberapa perubahan di usia remaja—tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam hal tanggung jawab. Kini, tanggung jawabnya bukan hanya memikirkan kebutuhan diri sendiri, melainkan juga kebutuhan orang lain, yang merupakan wujud nyata dari caring & sharing.
Generasi Z dan Tantangan Digital

Para siswa SMP Athalia tahun ini termasuk dalam Generasi Z (Gen Z), sehingga kehidupan mereka sangat dekat dengan gadget dan media sosial. Kondisi pandemi Covid-19 juga membuat keseharian mereka terus terkoneksi dengan internet. Hal inilah yang mendasari bahasan salah satu sesi berjudul “Tanggung Jawab Remaja dalam Penggunaan Media Sosial dan Internet”.
Sesi ini dibawakan oleh Pak Christian Naa dengan sangat interaktif. Dibuka dengan pertanyaan, “Apa kata firman Tuhan mengenai media sosial dan teknologi? Apakah ada hukum Taurat yang secara rinci mengatakan tentang penggunaan handphone dan Instagram?” Jawabannya: tidak ada! Namun, bukan berarti Alkitab tidak memberikan prinsip tentang cara hidup yang benar di zaman ini.
Di dalam 1 Korintus 10: 23-24 & 31, Paulus memaparkan secara jelas tentang prinsip hidup yang tidak akan tergerus oleh zaman.
“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna.
“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
Jangan seorang pun yang mencari keuntungan sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain. …
Aku menjawab: jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Artinya, kita sebagai orang yang telah ditebus oleh Kristus di atas kayu salib diperbolehkan melakukan “segala sesuatu”.
Pak Christian menekankan bahwa sebelum melakukan sesuatu, kita perlu mengajukan empat pertanyaan penting:
1. Apakah “sesuatu” itu berguna?
2. Apakah “sesuatu” itu membangun orang lain?
3. Apakah “sesuatu” itu untuk keuntungan/kepentingan orang lain, bukan hanya tentang diri saya?
4. Apakah “sesuatu” itu untuk kemuliaan nama Tuhan?
Empat pertanyaan ini menjadi landasan dalam menilai tindakan, termasuk saat menggunakan media sosial. Untuk mempermudah para siswa memahami sesi ini, Pak Christian Naa memberikan sebuah ilustrasi. Misalnya, saat kita liburan ke Swiss dan melihat gunung yang besar di sana. Kita memfoto dan mengunggahnya di Instagram dengan caption “How Great Thou Art”. Pertanyaannya: apakah motivasinya untuk menyombongkan diri, atau untuk menunjukkan kehebatan Allah sebagai Pencipta?
Tidak hanya soal motif, media sosial juga memberi banyak pengaruh lain dalam kehidupan. Contohnya, beberapa orang yang terlalu fokus di media sosial jadi tidak memperhatikan relasi dengan orang lain di dunia nyata, keinginan untuk menunjukkan hanya sisi baik dan keren di media sosial, menyebarkan berita bohong, bahkan menjadi pelaku cyber bullying. Lalu bagaimana cara agar kita bijak dalam menggunakan media sosial?
Baca Juga : Cara Efektif Menetapkan Batasan untuk Anak Remaja
Tips Bijak Menggunakan Media Sosial
Berikut adalah beberapa tips bijak menggunakan media sosial dari sesi ini.
- Bagikan hal baik yang kita lihat dan dengar.
- Hindari memberikan like atau comment pada konten yang bersifat negatif. Ingat bahwa algoritma media sosial bekerja berdasarkan aktivitas pengguna. Media sosial tetaplah aplikasi yang tidak bisa membedakan antara baik dan buruk, sehingga frekuensi kemunculan konten-konten tergantung pada postingan yang sering kita beri perhatian melalui like dan comment.
- Selalu periksa kebenaran suatu informasi dari beberapa sumber terpercaya sebelum membagikannya di media sosial.
- Berhati-hatilah dalam melakukan obrolan melalui Direct Message dengan
orang yang tidak dikenal.
Sesi ini juga menekankan bahwa apa yang kita bagikan di media sosial menunjukkan siapa diri kita, sehingga perlu berhikmat dalam mengunggah sesuatu di media sosial. Sebelum sesi berakhir, Pak Christian Naa juga mengajak para siswa kelas VII untuk melakukan social media check up dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut secara pribadi.
- Apa yang ingin saya tunjukkan melalui media sosial?
- Apakah saya menampilkan sosok pribadi yang sama, baik di media sosial maupun dunia nyata?
- Siapa saja yang saya follow sehingga memengaruhi cara pikir dan perilaku saya?
Sesi ini memberikan wawasan mendalam mengenai tanggung jawab remaja dalam dunia media sosial dan internet. Setelah mengikuti sesi ini, siswa kelas VII SMP Athalia diharapkan dapat semakin bijak dalam memilih, membagikan, dan merespons konten digital.