Biopori (1)

Awalnya sih aku kira nggak seru, soalnya kita harus membuat lubang yang lebarnya 10 cm dan dalamnya 1 m, dengan menggunakan tangan. Eh, ternyata bias dengan menggunakan alat khusus yang ujungnya seperti bor.

Pertama, sebelum kita mengebor tanah, ada quiz berhadiah. Ketentuannya, setiap orangyang menjawab pertanyaan dan benar, akan diberi 1 buah pita, dan orang yang paling banyak mendapat pita, itulah yang akan menang. Saat quiz habis, ternyata ada 6 orang yang berhasil mendapatkan pita (termasuk aku). Semuanya yang mendapat pita hanya mendapat satu pita saja, tidak ada yang mendapatkan 2 pita ataupun lebih. Jadi 6 orang itu nilainya seri.

Lalu kita bersiap-sipa ke tanah yang mau dibor dan dibuat lubang biopori. Kita juga dijelaskan caranya olah pak Kamir yang akan memimpin seminar nanti siang. Caranya sih gampang, aetapi pada prakteknya sangat susah sekali. Kalau ngebor tanahnya masih pada permukaan tanah, itu masih gampang, tetap kalau ngebor tanahnya sudah mencapai 50 cm, itu sudah mulai susah. Apalagi lebih dari kedalaman 50 cm. Itu sudah berat sekali utuk memutar bornya. Tanga papiku pun sudah merah akibat gesekannya terlalu kasar dengan alat bor. Padahal tanahnya sudah diberi air, tetap saja berat. Akhirnya keluargaku berhasil menyelesaikan pembuatan lubang bipori itu.

Nah, habis itu kita sarapan bihun goring. Setelah makan, kita ke aula mendengarkan seminar tentang lubang resapan biopori oleh bapak Kamir R Brata. Saat seminar itu, pak Kamir mengajukan pertanyaan khusus untuk orang yang mendapatkan pita. Lalu mamiku mewakilkan keluargaku untuk menjawab pertanyaan.

Kemudian, saatnya pembagian hadiah. Keluargaku menang sebagai juara quiz berhadiah. Menurutku, pertanyaan yang diajukan saat seminar itu menambah poin bagi keluargaku. Hadiahnya berupa 3 perlatan kecil untuk menanam di kebun (beserta tas kecil untuk meletakan peralatan itu) dan juga ada sepasang sarung tangan besar. Hehehe…

(Dustin Pradipta 7D)

Posted in karakter, News, Parenting, Story and tagged , .