Oleh: Felicia – Staf Konselor SMP Athalia
Jika kamu diminta pendapat tentang salah seorang temanmu, kira-kira apa yang akan kamu katakan tentang dia?
Apakah dia adalah teman yang selalu menolong kamu? Apakah dia adalah teman yang selalu mendengarkan ceritamu? Apakah dia adalah teman yang selalu hadir di masa-masa sulitmu? Atau kamu akan langsung mengatakan, “Dia mah toxic”.
Tapi bagaimana jika temanmu yang diminta pendapatnya tentang kamu? Kira-kira apa yang akan mereka katakan tentang kamu? Apakah hal-hal positif yang akan disampaikannya? Atau temanmu juga akan mengatakan kalau kamu toxic?
Toxic friendship adalah istilah yang seringkali dipakai untuk hubungan pertemanan yang dinilai memberikan pengaruh negatif. Ada (setidaknya) dua ciri yang menunjukkan apakah hubungan pertemanan kalian bersifat toxic, yaitu:
Ciri yang dapat terlihat secara langsung. Pertama, sering menggunakan kata-kata yang tidak sopan atau kasar dalam berkomunikasi atau saat mengekspresikan emosi mereka, misalnya saat marah. Kedua, menyarankan sebuah tindakan yang sudah jelas salah, misalnya berbohong untuk menutupi sebuah kesalahan dengan alasan sebagai teman harus saling menolong.
Ciri yang tidak terlihat secara langsung. Ciri-ciri ini biasanya dirasakan karena mulai mengganggu kesehatan mental, misalnya mulai ada rasa cemas dan takut kehilangan hubungan pertemanan tapi sebenarnya juga merasa tidak nyaman saat berinteraksi. Salah satu contoh tindakannya adalah selalu merasa benar dan membuat teman merasa bersalah.
Kalau kamu merasa sedang berada dalam hubungan pertemanan yang bersifat toxic, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
Lakukan refleksi untuk dirimu sendiri. Apakah kamu termasuk teman yang toxic? Kalau iya, buatlah komitmen untuk berubah. Apakah kamu merasa terlibat dalam hubungan pertemanan yang toxic? Kalau iya, buatlah batasan tentang hubungan pertemanan yang kamu inginkan.
Komunikasikan secara asertif tentang hasil refleksi tersebut bersama dengan temanmu. Kalau kamu merasa perlu didampingi, ajaklah orang dewasa yang dapat kamu percaya. Berikan waktu beberapa hari untuk saling merefleksikan hasil pembicaraan kalian. Setelah itu saling berusaha untuk memperbaiki interaksi dalam pertemanan sesuai dengan hasil pembicaraan kalian.
Tips yang paling penting saat berusaha memperbaiki interaksi pertemanan yang toxic adalah harus berani mengambil sikap untuk mengutarakan perasaan dan pendapatmu secara asertif dan tidak memendamnya.