Sejarah Kepramukaan di Indonesia

Oleh: Rundiyati, S.Pd., Koordinator Kepramukaan

Tenda, api unggun, tali-temali, dan sandi, tentulah tidak asing bagi kita. Itu semua bagian dari kegiatan Pramuka. Gerakan Pramuka merupakan nama organisasi pendidikan nonformal dalam bidang kepanduan. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Di Indonesia, Hari Pramuka diperingati setiap 14 Agustus.

Sebelum berkembang di Indonesia, Pramuka sudah dikenal luas di Inggris lewat pembinaan remaja yang dilakukan oleh Lord Robert Baden-Powell. Pada 1906–1907, Robert Baden-Powell menulis buku berjudul Scouting for Boys, yang berisi panduan bagi remaja untuk melatih keterampilan, ketangkasan, cara bertahan hidup, dan pengembangan dasar-dasar moral. Ide Robert Baden-Powell ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi gerakan kepanduan, yang disebut dengan istilah Pramuka di Indonesia.

Istilah Pramuka resmi digunakan untuk menyebut gerakan kepanduan nasional sejak 14 Agustus 1961. Idenya bermula dari gagasan Presiden Soekarno yang ingin menyatukan seluruh gerakan kepanduan di Indonesia karena pada masa itu terdapat 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam tiga federasi organisasi, yaitu PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia), dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia).

Misi utama gerakan Pramuka adalah mendidik pemuda dan pemudi Indonesia sejak usia anak-anak untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan bela negara. Istilah Pramuka sendiri dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, terinspirasi dari kata “Poromuko” yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Namun, kata Pramuka diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana yang berarti jiwa muda yang gemar berkarya. Gerakan Pramuka menggunakan lambang tunas kelapa yang disahkan dalam Keppres No. 238 Tahun 1961.

Setiap anggota Pramuka diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan sebagai bekal mengatasi segala permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa keterampilan yang diajarkan adalah menggunakan simpul; mendirikan tenda; mempelajari cuaca; serta menggunakan kompas, peta, dan berbagai sandi. Selain itu, Pramuka dapat menunjang pendidikan karakter. Kegiatan Pramuka bersifat menyenangkan karena di dalamnya ada nyanyian, permainan, tepuk tangan, tali-temali, sandi-sandi, dan kegiatan penjelajahan. Berbagai aktivitas ini dilakukan di tempat terbuka sehingga memberi ruang baru bagi siswa untuk mengekspresikan bakat dan minatnya secara bebas dan gembira. Di sisi lain, Pramuka juga melatih mental para siswa menjadi kuat karena mereka akan dibekali karakter disiplin, berani, dan bertanggung jawab seperti yang terdapat dalam Dasa Darma (sepuluh bakti) Pramuka.

Bagaimana Pramuka di masa pandemi seperti saat ini? Apakah keterampilan yang dipelajari dalam kegiatan Pramuka dapat diterapkan? Tentu saja banyak keterampilan Pramuka yang dapat kita gunakan di masa pandemi. Salah satu contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah berkemah di lingkungan rumah kita. Dengan peralatan sederhana, berkemah di rumah menciptakan kesan seru. Anak dan orang tua dapat menjalin kebersamaan dan merekatkan relasi.

Kami berharap anak-anak semakin mencintai kegiatan Pramuka. Selamat hari Pramuka, dharmaku kubaktikan agar jaya Indonesia!


Posted in berita, Edukasi and tagged , , , , , , , , , , , .