Tetap Mengasihi Meskipun Sulit

Oleh: Kenneth Girvan – Alumni SMA Athalia Angkatan 6

Kehidupan tidak pernah lepas dari konflik. Kita tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang dan membuat semua orang suka terhadap kita. Saat masih bersekolah, saya berteman dengan semua orang. Tidak pilih-pilih teman dan tidak bergabung ke geng kelompok tertentu. Tetapi di tengah menjelajahi pertemanan di sekolah, saya menemukan bahwa tidak semua orang bisa menerima saya. Hal ini menjadi kesulitan yang saya alami dalam berelasi. Mereka tidak mau berteman dengan saya karena kami tidak memiliki hobi yang sama, tidak bisa bepergian secara bebas, dan karakter/kepribadian saya yang tidak cocok dengan mereka. Dikarenakan hal-hal tersebut, seringkali saya mendengar ejekan dan sindiran dari teman-teman.


Sulit sekali bukan untuk mengasihi orang-orang tersebut? Di saat saya mencoba untuk berteman baik dengan semua orang, tetapi malah respons kurang mengenakkan yang saya dapatkan. Mengasihi mereka yang sulit dikasihi sangat tidak mudah. Sebagai manusia, kita cenderung bereaksi secara emosional terlebih dahulu, seperti kesal/marah ketika ada yang memperlakukan kita dengan buruk dan memberikan label kepada kita yang memiliki penampilan kurang baik atau bersikap tidak pantas.


Kasih merupakan perasaan atau emosi, tetapi dalam kekristenan, kita mengenal kasih juga memerlukan reasoning. Mengapa kita perlu mengasihi mereka yang sulit dikasihi dalam hidup kita? Jawabannya cukup sederhana, namun seringkali sulit diresapi. Ya, karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita. Ingat bagaimana kehidupan kita dulu, bahkan sekarang? Betapa kita memilih hidup dalam dosa dan membuat hati Tuhan terluka. Sadarkah kita bahwa kita juga termasuk orang-orang yang sulit dikasihi, loh? Tetapi, kok, Tuhan mau, ya, memberi kita keselamatan dan memilih tetap sayang sama kita meskipun kita adalah orang yang seumur hidup mendukakan hati Tuhan? Menyadari hal ini membuat saya berpikir bahwa mengasihi sesama bukan karena suka/tidak suka. Seberapa sulit orang itu untuk dikasihi, saya berusaha memilih untuk mengasihi dan menerima mereka sebagaimana Tuhan telah memilih dan menerima saya.


Tidak masalah jika Anda merasa sulit mengasihi mereka saat ini. Memang dibutuhkan waktu untuk berproses. Anda bisa mulai bawa dalam doa dan minta kepada Tuhan untuk dimampukan mengasihi mereka yang sulit dikasihi, serta minta Tuhan untuk memulihkan emosi Anda sehingga dapat mengasihi mereka dengan lebih tulus. Hal tersebut tidak hanya mengubah orang lain, tetapi juga diri kita sendiri dan membuat kita semakin serupa dengan Kristus. Kiranya kebenaran ini bukan hanya diingat dan dimengerti, namun juga dapat dialami dalam perjalanan iman Anda bersama dengan Tuhan.

Posted in Karya Siswa, Kisah Inspiratif and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , .