The unfailing goodness of God

“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku,

oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.”

(Ratapan 3:24)

Pada suatu pameran gadget skala nasional, yang baru-baru ini diselenggarakan di Jakarta Convention Centre, diberitakan bahwa ada sebuah provider laptop ternama yang memamerkan produk terkininya. Dikatakan bahwa laptop yang baru dirilisnya adalah laptop terkuat saat ini.

“Brakk!” demikian bunyi laptop ketika mencium lantai panggung. Sejumlah pengunjung kaget, tetapi YC Tsai, Direktur Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei, yang mengajak penonton membanting laptop sepertinya belum selesai menantang penonton.. “Sekarang, ayo injak laptop itu!” seru dia kepada orang yang diajaknya ke dalam ajang “penyiksaan” ini. Sepatu mendarat dua kali di bagian punggung layar laptop. Perangkat “malang” itu kemudian diambil kembali oleh Tsai, lalu dinyalakan di depan hadirin. “Nah, masih baik-baik saja kan?” ujarnya riang. Laptop seri terbaru di tangan Tsai memang terlihat masih menampilkan antarmuka Windows 8 di layar.

Sumber: techno.kompas.com, Jumat 31 Oktober 2014

Kekuatan laptop yang diperlihatkan melalui peragaan banting dan injak itu pasti melahirkan decak kagum orang-orang yang melihatnya. Hampir bisa dipastikan bahwa pengunjung akan berpikir: inilah laptop yang layak dipilih! Atau, inilah laptop yang kubutuhkan!  Inilah laptop yang menguntungkanku!

Dari berita tentang peragaan kekuatan laptop, mari kita kaitkan dengan bacaan Alkitab yang terambil dari Ratapan 3:24. Yeremia (penulis kitab Ratapan) dengan jelas telah memutuskan bahwa yang dipilihnya dalam hidupnya adalah TUHAN.  Sementara, bila kita membaca Ratapan 1:14 Yeremia mengatakan,  “Segala pelanggaranku adalah kuk yang berat, suatu jalinan yang dibuat tangan Tuhan, yang ditaruh di atas tengkukku, sehingga melumpuhkan kekuatanku; Tuhan telah menyerahkan aku ke tangan orang-orang yang tidak dapat kutentangi.”  Selanjutnya Yeremia juga mengatakan bahwa Tuhan telah membuang semua orang-orang pilihannya dan Yeremia beranggapan bahwa Tuhan telah berpesta pora untuk menjatuhkan dirinya (Rat.1:15).

Bagaimana bisa seseorang yang awalnya mengatakan bahwa Tuhan telah menaruh kuk yang melumpuhkan kekuatan, pada akhirnya berkata bahwa Tuhan adalah bagianku? Bagaimana bisa seseorang bisa menentukan bahwa Tuhan adalah yang kubutuhkan, bila sebelumnya dia berkata bahwa Tuhan merugikan dirinya?

Kita sebagai manusia pada umumnya secara otomatis akan memilih sesuatu yang menguntungkan diri kita. Seperti berita laptop yang dibanting. Seandainya saja tatkala usai dibanting laptop tersebut ternyata tidak bisa lagi mengoperasikan Windows 8, maka kita pasti langsung meninggalkan area peragaan laptop dibanting tersebut., dan hilanglah minat untuk membeli laptop tersebut. Lalu, dengan konteks bacaan kita kali ini, mengapa Yeremia masih bisa mengatakan bahwa pilihannya adalah Tuhan? Sekalipun Tuhan telah “memberikan kerugian” kepadanya?

Tuhan adalah sumber sukacita. Dalam suka dan duka, ketangguhan Dia sebagai Tuhan tidak pernah berubah. Zaman boleh berubah, cuaca bisa silih berganti panas dan hujan, segala materi bisa hancur oleh karena kekuatan yang terbatas. Besi dapat berkarat dan patah hancur berkeping. Sekokoh apapun laptop yang diperagakan itu, bila dibanting berkali-kali pasti akan bertemu dengan titik lemahnya.

Tidaklah demikian Tuhan yang kita sembah. KasihNya tak pernah berubah. Genggaman-Nya kepada orang-orang yang dikasihiNya tidak akan pernah dilepaskan. Sekalipun Yeremia harus meratap dalam penderitaan, yang dikatakannya dalam Ratapan 3:3 “Sesungguhnya, aku dipukul-Nya berulang-ulang dengan tangan-Nya sepanjang hari,” tetap saja Yeremia melihat bahwa di dalam penderitaannya dinyatakan pula kasih TUHAN!  Ratapan 3:32 mengatakan: “Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.”

Pilihan kita dalam kehidupan ini memperlihatkan apa yang kita percaya tentang kekuatan. Apakah Anda percaya pada kekuatan kasih Tuhan? Apakah Anda berpikir Dia akan mengasihi hanya ketika Anda khusyuk berdoa? Apakah Dia tidak mengasihi Anda ketika Anda sedang meradang oleh karena sakit yang tak terkirakan? Apakah Dia tidak mengasihi saat Anda sedang terpuruk dalam pelbagai kesulitan?

Konsep percaya sangat dipengaruhi oleh keintiman kita dengan Tuhan. Sekalipun Anda gentar, mari satukan hati, dan dengan iman kita sepakat bersama Yeremia, berkata : “TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.” AMIN. (BD/Kerohanian Karakter)

Posted in Renungan and tagged .