Membangun kemitraan dengan orang tua siswa. Sekolah Athalia melakukan berbagai pembinaan dan pelatihan untuk menyamakan visi Sekolah Athalia dengan para orang tua, agar dapat bekerjasama dengan baik dalam mendidik para siswa. Pelatihan dan pembinaan ini juga untuk membekali para orang tua dengan konsep dan keahlian yang diperlukan untuk membawa anak-anak menemukan tujuan hidupnya.
Pengembangan kecerdasan dan karakter sebagai 2 sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Kecerdasan tak ada artinya tanpa karakter yang mendukung agar kecerdasan itu bisa dikembangkan dan digunakan seperti seharusnya. Karena itu, Sekolah Athalia tidak hanya mendidik secara kognitif, tapi juga menanamkan karakter-karakter baik yang diperlukan seorang anak untuk dapat bertahan di tengah dunia yang penuh dengan pengaruh buruk.
Mengubah paradigma guru mengenai kecerdasan majemuk siswa dan menerapkan dalam pembelajaran. Sekolah Athalia percaya tak ada anak yang bodoh. Semua anak memiliki satu atau beberapa kecerdasan yang menonjol. Guru harus menolong anak menemukan kecerdasannya, dan mengenali gaya belajarnya, agar anak bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Metode pembelajaran yang menempatkan guru sebagai fasilitator sehingga siswa dituntut lebih aktif, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab. Sekolah Athalia percaya bahwa ketika siswa belajar menggali dan menemukan sendiri, mereka akan lebih memahami konsep-konsep yang mereka pelajari. Karena itu, guru-guru Sekolah Athalia lebih berperan sebagai fasilitator dan pendamping yang mengarahkan para siswa sehingga mereka memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk menemukan dan memahami konsep-konsep dalam materi pembelajaran.