Rekam Jejak

Sekolah ATHALIA adalah sebuah anugerah. Dimulai oleh sekelompok orang yang dianugerahi beban dan visi yang jelas. Diwujudkan oleh pribadi-pribadi yang dianugerahi kemauan untuk memberi. Dijalankan oleh pelayan-pelayan Tuhan yang dianugerahi kemampuan untuk mendedikasikan diri. Ditopang oleh pihak-pihak yang dianugerahi kerinduan untuk terlibat. Diisi oleh keluarga-keluarga yang dianugerahi pengertian tentang pendidikan yang tepat bagi anak-anaknya.

Sekolah ATHALIA adalah sebuah anugerah. Anugerah yang diterima dalam iman. Ketika memulai, tidak terbayang bagaimana akan menjalaninya, tapi tahu jelas ingin berakhir di mana, dan bahwa Allah akan menjaga hingga akhirnya. Setelah mengelola Kelompok Bermain sejak tahun 1995, berkembang ke jenjang SD di tahun 2001, berlanjut ke SMP pada angkatan 2007/2008, dan SMA pada angkatan 2010/2011. Anugerah diberikan bukan untuk disia-siakan. Bukan untuk didiamkan begitu saja. Anugerah harus dikerjakan, dan kerja harus dipertanggungjawabkan. Yayasan Kristen Athalia Kilang mempertanggungjawabkan anugerah Allah dengan semangat untuk terlibat. Terlibat dalam tiap aspek demi kebaikan siswa, orangtua, karyawan, dan pihak lain yang terimbas. Yayasan selalu mempertimbangkan tiap langkah yang diambil, sekecil apapun. Apakah sesuai dengan rencana Allah? Apakah akan menunjang tercapainya tujuan? Tiap sen yang harus dibayarkan telah melalui pertimbangan yang wajib dipertanggungjawabkan. Yayasan Kristen Athalia Kilang sejak awal telah memutuskan untuk setia, ambil bagian dalam tiap hal, rela repot melakukan hal-hal kecil dan remeh karena yakin, bila tidak setia dalam perkara kecil, Allah tak akan mempercayakan perkara yang lebih besar.

Dan Allah terus menambah anugerahnya. Semakin besar anugerah yang diberikan, semakin besar pekerjaan yang harus diselesaikan. Sungguh bersyukur, semangat terlibat itu telah menular pada sekian banyak orangtua yang bersedia terlibat dalam program G5000. Sekolah Athalia telah berkembang menjadi sebuah komunitas yang  saling mendukung, yang dibangun atas semangat untuk terlibat.

Sekolah ATHALIA adalah sebuah anugerah. Anugerah yang harus dipertanggungjawabkan. Sekolah Athalia terus berkembang hanya karena anugerah. Itu bukan berarti kemudahan, kesenangan, atau kepastian. Itu justru adalah kerja keras, doa, dan langkah-langkah iman. Kemajuan yang dicapai tentu membuat kita bersukacita. Namun, kondisi bangsa secara umum mau tak mau membuat kita prihatin. Biaya pendidikan semakin mahal, biaya hidup terus meningkat, rasa aman dan nyaman makin sulit didapat. Sebuah Sekolah Athalia dengan anugerah yang dimilikinya tentu tak bisa mengubah dunia. Tapi kita bisa memilih untuk berempati pada kesulitan orang lain, dan bertanggung jawab atas anugerah yang kita terima, untuk membina manusia-manusia muda Indonesia dengan benar, sejak awal.

Sekolah ATHALIA. Right from The Start!

PINUS (Pendidikan Integral Untuk Semua) sebagai sister school dari Sekolah Athalia adalah salah satu lembaga pendidikan yang berbeda dengan lembaga pendidikan yang lain. Berbeda karena PINUS menyediakan pendidikan gratis bagi masyarakat pra-sejahtera dan berkualitas.

Apabila dilihat dari sejarah berdirinya, PINUS dapat dikatakan baru “seumur jagung” artinya lembaga ini belum lama, berdiri pada Juni 2012. Akan tetapi sejarah perintisan dan pendiriannya telah berlangsung lama. Sejak 7 tahun yang lalu, beberapa orang yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia mulai menggagas berdirinya sekolah bagi masyarakat pra-sejahtera. Gagasan ini kurang “marketable”, di tengah masyarakat umum yang mulai bersifat hedonis dan individualis, gagasan ini tidak menarik karena tidak menawarkan keuntungan finansial dan keuntungan duniawi lainnya.

Kondisi itu tidak membuat surut para pereksa cita PINUS, justru semakin memotivasi bahwa harus ada yang bertindak untuk menyelamatkan generasi mendatang. Mereka takut generasi mendatang menjadi generasi yang hedonis dan individualistis jika tanpa pendidikan karakter yang tepat. Untuk itu, meskipun menghadapi berbagai hambatan, para pereksa cita PINUS tetap “maju pantang mundur” sampai terwujudnya Sekolah PINUS yang sekarang.

 

Kembali ke Halaman Infografis