Telp. +62-021-5383866, +62-021-5377891 Email: admin@sekolahathalia.sch.id

Beberapa orang tua dikumpulkan. Masing-masing ditanyai: “Berapa nilai anak Anda?”

Ada yang menilai anaknya 6, 7, 8. Namun, tak ada yang merasa anaknya pantas mendapatkan nilai 10. Alasannya, beragam. Ada yang karena susah makan, tidak suka sayur, cengeng, jorok, tidak mau mendengarkan orang tua, dan lain sebagainya. Tanpa sadar, kita menilai anak bukan karena dirinya, tetapi karena harapan-harapan kita terhadap mereka tak terpenuhi.

Ketika anak kita lahir ke dunia, Tuhan sudah menetapkan rencana-Nya atas anak kita. Pada perkembangannya, anak kita akan menunjukkan kelebihan dan kelemahannya. Ada anak yang sangat aktif dan kerap bergerak ke sana-kemari. Ada anak yang lebih suka duduk tenang berjam-jam membaca buku favoritnya. Ada anak yang selalu ingin tahu dan memegang barang apa pun yang menarik perhatiannya. Anak-anak ini memiliki keunikannya sendiri, yang sudah “dilukiskan” Tuhan sesuai rencana-Nya untuk tiap anak.

Inilah yang sering dilupakan oleh orang tua. Sejak anak di dalam kandungan, orang tua mulai membangun harapan-harapan. Ketika anak lahir dan bertumbuh, harapan orang tua semakin besar. Pencapaian anak harus sesuai standar orang tua. Prestasi anak menjadi kebanggaan orang tua. Lalu, bagaimana jika anak tak pernah mencapai prestasi? Apakah orang tuanya akan tetap bangga kepadanya?

Dalam seminar parenting yang diadakan untuk orang tua siswa Athalia kelas kecil (1–3), Ibu Charlotte kembali menegaskan bahwa orang tua boleh memiliki ekspektasi, tetapi harus sesuai dengan kemampuan anak. Orang tua perlu memahami bahwa sangat perlu menerima anak apa adanya, bukan ada apanya. Sangat perlu mengetahui potensi anak dan mengembangkan potensi-potensi tersebut, dan menerima dengan lapang dada segala kelemahan-kelemahan anak.

Kebanggaan kepada anak sudah selayaknya ada di hati tiap orang tua, bagaimana pun kondisi anak kita. Layaknya kasih yang kita berikan adalah kasih yang tanpa syara agar dalam perjalanan hidupnya, anak bisa jujur kepada diri sendiri dan tumbuh menjadi seorang dewasa yang memiliki jati diri yang kuat. (dln)

By NO Comment 13th January 2020
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

*

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
WhatsApp chat