Pendakian di Ciremai

Oleh: Galvin F. Nathanael Ulag-Siswa Kelas XII MIPA 2

“Expedition Camp 2024 Ciremai, camp paling seru, melelahkan, banyak pelajaran didapatkan, tetapi menjadi yang paling menyedihkan”

Perkenalan

Halo, nama saya S. Sgt. Galvin Farrel Nathanael Ulag, peserta Expedition Camp 2024 Ciremai. Expedition Camp adalah salah satu kegiatan mendaki gunung dari Boys’ Brigade cabang 4 Athalia dengan tujuan memperkenalkan dan mendalami teknik-teknik mendaki gunung.

Proses Seleksi

Peserta camp melewati seleksi ketahanan fisik yang cukup ketat, yaitu push up, sit up, dan plank selama satu menit, serta lari selama lima menit. Seleksi ini perlu diadakan karena untuk mendaki gunung dengan ketinggian di atas 3000 mdpl, membutuhkan ketahanan fisik yang kuat. Puji Tuhan, saya lolos seleksi dan menjadi salah satu dari 24 peserta.

Tidak hanya sampai di situ, setelah lolos seleksi, seluruh peserta diharuskan setiap harinya untuk latihan fisik yang diberikan oleh pengajar pendamping serta melaporkan hasilnya pada grup WhatsApp. Menu latihan yang biasa diberikan adalah 3 km lari/6 km jalan, 40 push up, 40 sit up, dan 4 menit/set plank, tetapi dapat juga ditambah atau dikurangi sesuai dengan kondisi. Apabila pada hari tertentu terdapat peserta yang tidak dapat melaksanakan latihan fisik, akan dianggap “hutang set” yang harus “dibayarkan” keesokan harinya. Hal tersebut bersifat wajib, karena kondisi badan dari masing-masing peserta hanya diketahui oleh dirinya sendiri.

Saat Pendakian di Ciremai

Tibalah pada hari-H pendakian. Banyak sekali pengalaman yang menarik bagi saya, salah satunya adalah mendaki saat cuaca sedang tidak bersahabat. Medan perjalanan yang berat ditambah hujan deras membuat kondisi fisik kami semakin terkuras. Namun, semua peserta masih memiliki semangat juang yang tinggi untuk bisa sampai di pos lima, tempat kami berkemah. Kondisi fisik yang lelah tidak menghalangi kami untuk saling menyemangati. Perjalanan ini mengajarkan kami bahwa hal yang paling dibutuhkan selama proses pendakian adalah inisiatif untuk saling memberikan semangat melalui kata-kata, sikap, dan tindakan.

Kesan

Sedih bercampur bahagia saya rasakan karena Expedition Camp pendakian di Ciremai ini merupakan camp terakhir saya. Setelah kurang lebih lima tahun mengabdi di Boys’ Brigade cabang 4 Athalia, saya akan lulus dan melanjutkan pendidikan di luar Athalia. Saya bersyukur, bisa menutup pengabdian ini dengan memuaskan. Terakhir, pesan dari saya, puncak bukanlah tujuan pendakian, pulang dengan selamat adalah tujuan yang utama.

ekspedisi ciremai
ekspedition camp di ciremai
ekspedition camp
ekspedition camp
ekspedition camp
puncak ciremai

Baca juga: Boys’ Brigade

Partnership Program SMP Athalia 2023

Oleh: Beryl Sadewa – Wakasek Kesiswaan SMP Athalia

Belum lama ini, SMP Athalia – sebuah sekolah di BSD, Serpong, menyelenggarakan kegiatan Partnership Program yang berlangsung dalam dua gelombang. Gelombang pertama 29 Agustus 2023 dan gelombang kedua pada 12 September 2023. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan murid-nurid  kelas VI SD Athalia kepada kegiatan belajar mengajar di SMP pada umumnya dan SMP Athalia pada khususnya. Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan mereka memiliki sedikit gambaran mengenai proses belajar mengajar di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu SMP.
 
Dalam kegiatan Partnership Program ini, peserta diperkenalkan kepada SMP Athalia, khususnya  melalui perpustakaan dan kegiatan pembelajaran. Di perpustakaan, mereka dijelaskan prosedur  peminjaman buku maupun pemakaian fasilitas lain yang ada di perpustakaan. Mereka juga berkesempatan mengikuti kegiatan pembelajaran bersama guru-guru SMP Athalia, seperti mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Inggris, Seni Tari, Seni Lukis, dan Olahraga. 
 
Selain kegiatan pembelajaran, hal yang cukup berbeda di SMP adalah belajar berorganisasi. SMP Athalia memiliki dua wadah untuk memfasilitasi murid-murid untuk berorganisasi, yaitu OSIS dan Boys’ Brigade (BB). Sepintas, peserta mendapat informasi berkaitan dengan kegiatan-kegiatan OSIS dan BB yang dapat mereka ikuti nantinya. Mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan pengurus OSIS dan NCO*) dalam kelompok kecil.
 
Kegiatan  ini dikemas sedemikian rupa menyerupai konsep Amazing Race. Hal ini dilakukan untuk menambah minat dan semangat peserta. Misalnya, peserta diharapkan mampu bekerja sama untuk menemukan petunjuk-petunjuk tersembunyi yang dipersiapkan sebelumnya agar mereka dapat masuk ke aktivitas berikutnya. 
 
Jumlah murid yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 110 murid yang didampingi oleh guru-guru SD. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan guru-guru SMP yang kreatif, 12 orang pengurus OSIS, dan 8 orang NCO.
 
 
 

*) NCO (Non Commisioned Officer) adalah anggota BB yang telah mengikuti latihan kepemimpinan dan diangkat menjadi pemimpin bagi anggota-anggota BB lainnya. Pada dasarnya mereka adalah kepanjangan tangan para officer (Pembina BB) dalam menjalankan kegiatan BB di cabangnya.

Di balik Kemeriahan Lomba 17 Agustus 2023 di Unit TK

Oleh: Lita Desiana, guru TK B1

Kali ini redaksi mewawancarai salah satu guru TK terkait kemeriahan perayaan HUT ke-78 RI di KB-TK Athalia. Manfaat apa saja yang akan didapat oleh setiap murid saat mereka ikut serta pada kegiatan tersebut. Mari kita simak penjelasan dari Ibu Lita.

Redaksi: Pembelajaran apa yang didapat saat bermain dan ikut lomba perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia?

Bu Lita: Pembelajaran yang didapat oleh para murid saat bermain dan mengikuti lomba perayaan HUT ke-78 RI yang setiap tahun dirayakan, adalah

  • Menumbuhkan semangat juang dan pantang menyerah, karena untuk meraih sebuah kemenangan, murid harus mau berusaha dan bekerja keras. Hal ini terlihat ketika para murid memiliki semangat dalam memberikan usaha terbaiknya dengan segenap kemampuan dalam setiap lomba, misalnya: saat murid mengikuti lomba memasukkan ring (simpai kecil) ke cone dengan menggunakan kaki, pasti perlu semangat untuk berusaha dan tekun melakukannya sampai semua ring (simpai kecil) masuk ke cone dengan cepat.
  • Murid dapat menerima kekalahan dengan lapang dada saat mengikuti lomba dan tidak membenci yang menang. Walaupun mereka mungkin merasa sedih karena kalah, mereka diajak untuk tidak marah-marah. Murid belajar untuk tetap memiliki karakter sukacita, yaitu bersikap benar termasuk di situasi yang tidak nyaman. Saat murid menang, mereka juga belajar untuk tidak sombong tetapi tetap memberikan semangat buat teman yang kalah.
  • Melatih para murid untuk belajar mengambil keputusan ketika ingin memenangkan lomba, dengan memiliki sikap yang fokus dalam perlombaan dan menjunjung tinggi sportivitas.
  • Membantu merangsang kecerdasan dan tumbuh kembang kemampuan motorik murid, misalnya: dalam lomba makan kerupuk, memindahkan bendera, balap karung, dan lain-lain. Lomba-lomba ini memerlukan koordinasi mata, kaki, dan tangan, sehingga pada saat yang sama menstimulasi kemampuan motoriknya.
  • Murid belajar untuk mampu menerima tantangan yang ada, misalnya: lomba memindahkan belut dari satu ember ke ember yang lain, pasti memerlukan keberanian untuk melakukannya.
  • Belajar bekerja sama untuk memupuk persahabatan dan kekompakan di antara rekan-rekan satu tim, misalnya: tarik tambang dan lari estafet memerlukan kerja sama dan komunikasi dalam tim untuk mendengarkan pendapat dari orang lain ataupun menerima instruksi supaya dapat melakukannya dengan tepat dan bisa memperoleh kemenangan.
  • Murid belajar mendengarkan dengan penuh perhatian aturan dan instruksi dalam perlombaan.
  • Meningkatkan rasa percaya diri sehingga murid menjadi berani ketika harus tampil di depan umum.
  • Yang terpenting adalah menumbuhkan semangat cinta tanah air Indonesia. Guru bisa menceritakan makna di balik lomba-lomba, misalnya: lomba makan kerupuk, yang mewakili susahnya makan dalam masa penjajahan, semangat gotong-royong dan persatuan saat lomba tarik tambang.

Redaksi: Bagaimana cara menentukan lomba yang tepat untuk unit KB (Batita dan Pra-TK) dan TK (TK A dan TK B)?

Bu Lita:

  • Memilih lomba sesuai dengan usia dan tingkat pencapaian murid, misalnya: lomba memasukkan bola sesuai dengan pola, untuk KB hanya pola AB-AB, sedangkan untuk TK pola AB-AB,ABC-ABC, atau ABCD-ABCD. Contoh lainnya, pada lomba memindahkan bendera untuk usia KB (2 atau 3 bendera) dan TK (4 bendera) dalam jarak yang lebih pendek untuk usia Batita, dan TK dalam jarak yang lebih jauh.
  • Memperhatikan durasi lomba dan disesuaikan dengan usia murid karena kemampuan murid KB-TK dalam menyelesaikan lomba berbeda-beda, misalnya usia KB memerlukan waktu yang sedikit lebih lama dibanding usia TK.
  • Menumbuhkan dan menstimulasi kematangan emosi, keterampilan sosial, kematangan kognitif yang cukup untuk berkonsentrasi saat bermain dan belajar, dan mengembangkan keterampilan motorik.

Redaksi: Apa saja lomba yang diadakan dari KB (Batita-Pra TK) dan TK (TK A dan TK B)?

Bu Lita: Lomba yang diadakan untuk KB dan TK adalah

Batita
Lomba memindahkan bendera, mengelompokkan benda sesuai warna, menyusun balok.
Tujuannya: Untuk melatih koordinasi mata, tangan, dan melatih fokus, menumbuhkan keberanian murid, interaksi dengan teman, dan merangsang kemampuan motorik kasar murid.

Pra-TK
Lomba meronce dan memindahkan bendera.
Tujuannya: Untuk melatih rasa percaya diri anak, menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui perayaan dan perlombaan, menumbuhkan sikap penuh semangat, sportif saat berkompetisi mengikuti lomba bersama teman sebaya serta melatih kemampuan kognitif, fokus, dan meningkatkan kemampuan motorik kasar murid.

TK A
Lomba menyusun gelas warna putih dan bentuk geometri warna merah dengan pola AB-AB, dan lomba menyusun bola sesuai warna (merah, kuning, biru, hijau).
Tujuannya: Murid dapat bersyukur dan bangga menjadi anak Indonesia lewat lomba perayaan hari Kemerdekaan Indonesia, bersikap sportif dalam permainan kompetitif, percaya diri, mengenal warna bendera merah-putih dan warna-warna dasar, seperti merah, hijau, biru, dan kuning, dan mengembangkan motorik kasar dan halus murid.

TK B
Lomba membalikkan gelas dan mengisi bola sesuai pola ABC-ABC dan memasukkan ring (simpai kecil) ke dalam cone menggunakan kaki.
Tujuannya: Untuk menumbuhkan sikap percaya diri, menstimulasi kemampuan motorik murid, melatih kecerdasan kognitif, dan menumbuhkan daya juang. Saat murid mengikuti aturan lomba, mereka akan berlatih memecahkan masalah sederhana berdasarkan prioritas atau urutan.

Ternyata melalui wawancara ini kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang manfaat yang didapat oleh para murid saat mengikuti perlombaan dari segi sosial emosional, sensorik motorik, dan juga melatih perkembangan kognitif murid. Jadi mereka tak sekadar bermain tetapi juga sambil belajar dengan penuh sukacita. Terlebih KB-TK Athalia tidak asal pilih kegiatan lomba tetapi benar-benar disesuaikan dengan kondisi dan tahapan tumbuh kembang murid.

Paduan Suara SD Athalia Menerima
Penilaian Juri Internasional sebagai
Terbaik I (Gold I) di Penabur
Internasional Choir Festival 2022

Oleh: Tania Veronina Aipassa – Pembina Padus SD Athalia

Puji Tuhan Sekolah Athalia – sebuah sekolah di Serpong, terus membuka kesempatan untuk setiap anak-anak yang bertalenta dan mau belajar memuji Tuhan melalui paduan suara. Di masa pandemi ini kami mencoba untuk tetap membentuk paduan suara anak khususnya paduan suara Anak SD Athalia. Hal ini tentunya tidaklah mudah dan terdapat banyak sekali tantangan. Tetap semangat melayani Tuhan! Inilah yang menjadi dorongan bagi kami dan anak-anak untuk belajar di dalam Paduan Suara.

Di tahun ini kami kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti International Choire Festival 2022. Kami segera melakukan proses pembentukan Paduan Suara, dimulai dari memilih anak yang nantinya akan menjadi perwakilan paduan suara dari SD Athalia. Dalam pemilihan bukan hanya suara yang baik dan indah, namun anak-anak juga harus memiliki kesukaan bernyanyi, berani tampil, mau belajar banyak hal ketika berpaduan suara, serta disiplin yang tinggi. Hal ini tercapai tentunya dengan persetujuan dan dukungan dari orang tua.

Ketika jadwal latihan sudah terbentuk dan dimulai secara on-line sebenarnya tidaklah mudah. Kesulitan yang terjadi adalah anak-anak kurang dapat memahami teknik bernyanyi dengan baik yang disampaikan
oleh pembina secara menyeluruh. Komunikasi yang sering terganggu karena kondisi jaringan internet yang kurang baik, menjadikan perintah atau arahan tidak dapat dipahami dengan jelas oleh anak-anak. Namun, kendala yang terjadi dapat tertutupi dengan adanya semangat yang tinggi dari anak-anak. Di pertengahan jadwal latihan kami mendapatkan kesempatan untuk latihan secara on-site di aula A. Waah.. Ini menjadi dorongan atau semangat baru bagi anak-anak dan pembina padus. Anak-anak lebih dapat mengekspresikan suara dan gerakan-gerakan yang diajarkan. Pembina pun dapat mendengar secara langsung perpaduan suara anak-anak. Tentunya kami tetap memperhatikan protokol kesehatan saat pelaksanaan latihan secara on-site. Anak-anak dapat dengan baik menjaga dan mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan.

Lagu-lagu yang diberikan untuk dinyanyikan oleh anak-anak adalah lagu-lagu yang mendidik dan terutama memuji nama Tuhan Yesus. Anak-anak melakukan dan bernyanyi dengan sukacita serta menjiwai isi lagu-lagunya.

Paduan Suara SD Athalia, mengikuti festival ini bukan untuk mencari atau mendapatkan juara, namun semua ini agar anak-anak mempunyai pengalaman yang baik serta bersama-sama mempersembahkan pujian indah bagi Tuhan. Anak-anak berusaha melakukan semuanya dengan sukacita, rendah hati, serta yang terutama adalah menyiapkan dan memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Pada akhirnya kami semua yang tergabung dalam Paduan Suara SD Athalia dapat belajar melayani Tuhan melalui talenta yang Tuhan percayakan dan nama Allah ditinggikan.

Puji Tuhan! Dengan rasa syukur dan rendah hati, Paduan Suara Anak SD Athalia menerima penilaian Juri Internasional sebagai Terbaik I (Gold I) untuk Category Primary School Choir dengan score 83.20.

Terima kasih Sekolah Athalia, para guru dan seluruh orang tua. Tuhan Yesus memberkati karya dan pelayanan kita semua.

Profil Siswa SMA Athalia Peraih Juara 1 Atletik Lompat Jauh Putra KOSN 2022

Oleh: Chandria Wening Krisnanda– konselor bina karir

Pada tanggal 28 Maret 2022 menjadi hari yang paling berkesan bagi Jason Sander karena pertama kalinya dia berhasil mendapatkan juara 1 Atletik lompat jauh putra tingkat SMA yang diadakan oleh pemerintah kota Tangerang Selatan. KOSN singkatan dari Kompetisi Olahraga Siswa Nasional, yang setiap tahunnya menggelar kompetisi olahraga mulai dari level SD, SMP, dan SMA. KOSN tahun ini diadakan di SMAN 2 kota Tangerang Selatan.

Semua ini berawal saat Jason mendapatkan informasi dari temannya bahwa ada komunitas olahraga atletik yaitu, lari, lempar dan lompat. Namun sejak setahun yang lalu Jason lebih tertarik pada lompat jauh. Keberhasilan ini tidak mudah untuk diraih begitu saja, Jason harus mengikuti proses latihan kekuatan fisik yang teratur dan terjadwal hampir setiap hari dalam seminggu. Orang tua, teman, pelatih komunitas atletik, dan guru olahraga di SMA Athalia, sebuah sekolah di BSD, Serpong, mendukung Jason untuk terus berlatih meningkatkan performa lompat jauh.

Saat di sekolah penampilan siswa kelas XI MIPA 1 yang juga hobi bermain basket ini begitu sederhana dan rendah hati, tapi saat berada di lapangan Jason begitu gesit dan lincah. Jason juga mengagumi sosok atlet profesional yaitu, Mike Powell, seorang atlet pemegang rekor dunia untuk lompat jauh.

Kedepannya Jason berharap dia dapat terus menekuni cabang olahraga atletik lompat jauh ini. Mari kita dukung dalam doa sehingga anugerah Tuhan terus tercurah bagi Jason Sander. Leap higher for the glory of God, Jason!

Edufair SMA Athalia

Acara tahunan yang menyajikan informasi pendidikan tentang berbagai universitas, perguruan tinggi, dan akademi yang kali ini digelar secara online. Membantu siswa Sekolah Athalia, sebuah sekolah di Serpong, memperoleh informasi yang diperlukan dalam memilih jurusan yang cocok saat akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kehangatan yang Terjalin di Pra-event Temu Alumni

Oleh: Martin Manurung, konselor SMA.

Acara Pra-Event Temu Alumni merupakan kegiatan yang diadakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HUT 25 tahun Sekolah Athalia dengan tema “We Are One”. Acara Temu Raya Alumni sendiri akan diadakan pada 8 Agustus 2020. Panitia menargetkan 350 alumnus dari delapan angkatan untuk hadir pada Acara Temu Raya Alumni. Mereka akan berkumpul, sharing, berdiskusi, dan dibina demi menyatukan gerak langkah alumni Sekolah Athalia.

Adalah hal yang luar biasa untuk bisa mengumpulkan delapan angkatan alumnus Athalia yang saat ini tersebar di berbagai kota, baik di dalam maupun luar negeri. Untuk itulah acara Pre-Event Temu Alumni diadakan dengan tujuan membangun gairah dan menggerakkan alumni melihat pentingnya acara Temu Raya Alumni dan mengusahakan berbagai cara untuk hadir dan terlibat di dalamnya.

Acara pra-event ini juga diadakan untuk mengumpulkan kembali semangat kebersamaan dan kekeluargaan para alumnus setelah beberapa tahun tidak bertemu satu sama lain, termasuk dengan para bapak/ibu guru. Adapun persiapan kegiatan pra-event ini dilakukan kurang lebih selama dua bulan dengan campur tangan langsung dari para alumni—Keia, Disa, Moses, Adit, Andy, Krishna, Andrew, Kenisha, Kezia Adelia, Fily, dan Marcella—serta beberapa siswa yang masih sekolah di SMA Athalia—Kelvin, Jordan, Victor. Acara pra-event ini dilaksanakan pada Sabtu, 29 Februari 2020 pukul 18.00–22.00.

Acara pra-event ini dipandu oleh Bapak Martin Manurung dan Ester Kumala Tantri (Angkatan 3) sebagai MC. Acara dimulai dengan kata sambutan dari Pak Presno dan dilanjutkan dengan permainan tebak lagu. Momen ini dipakai untuk sekaligus menanyakan kabar para alumnus, termasuk “status relasi”-nya. Acara diisi dengan kuis yang mengingatkan mereka akan masa SMA bahkan cerita pengalaman dari beberapa alumnus tentang “kenakalan” yang mereka lakukan saat SMA dahulu.

Sukacita malam itu dilanjutkan dengan pertunjukan musik dari alumni dan guru, yang semakin menambah kehangatan acara ini. Keseruan semakin terasa ketika para alumnus dibagi ke dalam kelompok angkatan untuk barbeque (BBQ) bersama sehingga komunikasi, canda, dan tawa terasa lepas malam itu. Di tengah keramaian, para alumnus terlihat mengobrol santai dengan bapak/ibu guru yang hadir.

Acara pra-event ini dibantu oleh perwakilan OSIS SMA Athalia dan Bapak/Ibu orang tua alumnus yang berkontribusi memberikan donasi dan konsumsi. Selain itu, tampak hadir pula beberapa guru SD dan SMP yang pernah mengajar para alumnus semasa SD dan SMP di Athalia. Adapun jumlah alumni yang hadir pada acara ini berjumlah 115 orang yang terdiri atas angkatan pertama sampai dengan angkatan ketujuh.

Secara keseluruhan, para alumnus dan bapak/ibu guru terlihat antusias dan menikmati acara ini. Semoga acara Temu Raya Alumni nanti bisa berjalan lancar dan lebih banyak alumnus yang hadir dan ikut berpartisipasi.

Pengalaman Berkesan selama Live In

Oleh: Adelyn Alvincia, XII MIPA 3

Live in kelas 12 SMA tahun ini kembali dilaksanakan di Kopeng, Jawa Tengah, selama enam hari. Kami berangkat pada Minggu malam menggunakan kereta api dan baru sampai di Kopeng pagi keesokan harinya.

Kedatangan kami disambut dengan sangat hangat oleh warga setempat. Kami langsung dibagi ke dalam rumah-rumah penduduk dengan orang tua asuh masing-masing. Ada pekerjaannya sebagai petani, peternak sapi, usaha warung, dan lain sebagainya. Saya sendiri mendapat orang tua asuh yang bekerja sebagai petani. Mereka menanam jipang (labu). Mereka juga beternak sapi, ada tiga ekor sapi. Di Kopeng, sudah menjadi hal yang biasa tinggal bersama hewan peliharaan di dalam rumah. Di tempat tinggal saya, kandang sapi bahkan terhubung dengan dapur. Setiap hari, kami pergi beraktivitas sesuai pekerjaan orang tua asuh kami, membantu di ladang, menjaga warung, dan berjualan susu.

Selain mengikuti aktivitas penduduk setempat, kami juga membawa tugas community service. Sejak awal semester 1, kami sudah dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk melakukan kegiatan sosial di Kopeng. Ada kelompok karang taruna, perpustakaan, memasak, bimbel pelajaran dan seni, PAUD, panti asuhan dan jompo, serta parenting. Saya masuk ke dalam kelompok parenting yang bertugas untuk membuat acara seminar keluarga bagi pasangan suami-istri. Dalam setiap acara yang kami adakan, partisipan dari penduduk setempat berjumlah cukup banyak. Mereka juga memberi respons yang sangat positif. Pada malam terakhir kami di Kopeng, ada acara malam perpisahan yang diisi oleh berbagai penampilan dari anak-anak di Kopeng, persembahan tarian dari murid Athalia, kuis, dan pembagian doorprize.

Kopeng merupakan tempat yang menjunjung tinggi toleransi. Mereka terbiasa hidup berdampingan antaragama. Letak gereja dan masjid pun sangat dekat, saling berpunggungan. Para warga Muslim tidak sungkan jika perlu masuk ke gedung gereja. Tidak pernah ada bentrok antara pemeluk agama.

Di hari terakhir kami sebelum kembali ke Tangerang, beberapa dari kami dan orang tua asuh menangis karena akan berpisah. Kami dibawakan begitu banyak oleh-oleh untuk dibawa pulang sehingga kami harus menenteng banyak dus berisi sayuran. Sebelumnya, kami juga sempat mampir membeli oleh-oleh di Semarang dan singgah ke Lawang Sewu. Kami baru sampai kembali di sekolah sekitar pukul 11 malam.

Pengalaman live in di Kopeng menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan untuk kami. Hingga setelah live in pun, beberapa dari kami masih membangun komunikasi dengan orang tua asuh di Kopeng. Kegiatan ini membuat kami bisa keluar dari zona nyaman dan mengenal cara hidup di tempat yang baru, serta belajar dari nilai-nilai baik yang dimiliki penduduk setempat.

Kamp Karakter “Tepat Waktu” Kelas 1

Jumat, 20 September 2019 siswa-siswi kelas I SD Athalia mengikuti kegiatan kamp karakter dengan tema “Tepat Waktu”. Dalam kegiatan ini, para siswa diperkenalkan dengan karakter tepat waktu. Mereka belajar mengenai karakter ini melalui berbagai aktivitas, mulai dari ibadah dengan tema “Allah yang Menciptakan Waktu”; materi dalam bentuk drama mengenai perilaku tidak tepat waktu dalam kehidupan sehari-hari; dan berbagai games yang mendorong anak untuk bisa menyelesaikannya tepat waktu.

Kiranya kegiatan ini membuat siswa mengenal karakter tepat waktu dan sebagai gerbang awal agar mereka mau mengaplikasikan karakter ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Retret Kelas 7: “He Changes Me”

Oleh: Yusak A. Chandra (Guru SMP)

Pengamatan atas perubahan dinamika zaman saat ini, memperlihatkan banyaknya pengajaran yang sangat jauh dari pengajaran Alkitab. Banyak orang, remaja pada khususnya, mengabaikan karakter Kristus yang seharusnya mereka hidupi. Karakter sulit terbentuk apabila remaja kurang mengenali pribadi diri sendiri. Mengenal diri tidak mungkin tanpa mengenal pribadi Allah terlebih dahulu.

Di sinilah sekolah bergerak berdasarkan Firman Tuhan, memberikan kesempatan untuk mengajarkan dan menarik kembali kehidupan remaja kepada pengenalan kepada Sang Pencipta mereka. Sekolah Athalia mengambil bagian dalam misi ini dengan mengadakan retret yang dilaksanakan selama tiga hari di Wisma Kinasih.

Retret SMP Athalia kali ini mengambil tema “He Changes Me”. Dengan tema ini, diharapkan peserta yang ikut, baik murid bahkan guru, dapat semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan dan dapat berubah semakin baik, dengan kesadaran dan keyakinan bahwa perubahan itu dimulai karena Kristus yang telah mengubahkan kita. Semua yang kita miliki di dunia ini, bahkan keselamatan yang kita miliki, berasal dari Kristus.

Kegiatan ini berusaha untuk membawa anak-anak mengenal pribadi Allah yang menciptakan setiap pribadi manusia yang memiliki rupa dan gambar Allah. Pengenalan akan Allah yang sejati akan membawa kepada pengenalan diri sendiri yang akan membawa kepada perubahan kepada pribadi yang telah ditebus dan dikuduskan di dalam Kristus sehingga setiap anak menerima diri dan menghidupi kehidupan barunya sebagai bagian dari proses pembentukan karakter Kristus.

Kegiatan retret yang diikuti oleh murid-murid menekankan pada pentingnya jati diri mereka yang berharga di hadapan Allah meskipun mereka berada di antara keluarga yang tidak sempurna bahkan di antara dunia yang jahat sekalipun. Kegiatan ini mampu membangun kembali dan memperkuat relasi antar teman dan keluarga dengan cara memahami berharganya diri mereka di hadapan Tuhan dan memahami rencana dan panggilan Tuhan di tengah-tengah komunitas keluarga dan sekolah. Dalam retret ini juga diadakan outdoor activity berupa games yang bertujuan menumbuhkan karakter peduli dan berbagi. Dalam setiap games yang diikuti anak-anak, ada makna yang harus ditangkap dan dipelajari anak sehingga setiap pengetahuan yang disampaikan dalam tiap sesi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ini diharapkan membawa anak-anak semakin pada pertumbuhan di dalam Tuhan dalam tiap aspek kehidupan mereka. Perubahan bukanlah hal yang mudah, tetapi di dalam prosesnya, Tuhan akan memberikan kekuatan dan mengingatkan kita untuk memuliakan-Nya, mengasihi-Nya dan sesama. Soli Deo Gloria.