Smartclub Teater membuat warna baru di awal bulan Maret tahun ini. Aula SMP Athalia pada tanggal 4 Maret 2011 penuh dengan gema suara anak- anak teater kelas 9. Drama yang dipentaskan kali ini, mengangkat tema ‘KEPERCAYAAN’. Walaupun yang berperan hanya anak teater kelas 9, akan tetapi kerja sama yang dilakukan dengan anak teater kelas 7 dan 8 sangat terlihat. Hal ini ditunjukkan saat di belakang layar sebelum pertunjukkan.
Setelah melakukan kegiatan Boys’ Brigade, sekitar pukul 8.oo pagi, pentas ini pun dimulai. Dalam durasi 30 menit, di luar dugaan penonton, para pemain dapat berakting dan berekspresi dengan baik dan berani, tanpa malu-malu meskipun harus memerankan adegan lucu, mesra ataupun menyanyi. Meskipun property yang digunakan sangat sederhana tapi justru kesederhanaan inilah yang membuat suasana menjadi harmonis dan tidak berlebihan. Efek suara pun sangat mendukung jalannya cerita.
Cerita berawal dari sebuah keluarga sederhana dengan 2 anak yang beranjak remaja. Jovita, si sulung, sangat cuek dan apa adanya. Berbeda dengan adiknya, Amanda. Amanda memiliki sifat yang sangat manja dan kekanak-kanakan. Karena perbedaan sifat inilah, mereka sering bertengkar. Untungnya, mereka memiliki ibu yang peduli dan perhatian.
Sampai suatu ketika, di pagi yang cerah, sang ibu menanyakan tentang apakah Jovita memiliki hubungan dengan seorang ‘cowok’. Tentu saja, Jovita menjelaskan tentang hubungannya dengan beberapa temannya. Uniknya, adegan-adegan ini diselingi dengan atraksi seperti dance, dan yang lebih menarik lagi adalah dimunculkannya karakter iblis dan malaikat. Kita diajak untuk merenung, apakah kita akan mengikuti kata – kata iblis atau Tuhan (yang diwakili oleh malaikat)?
Jovita kemudian menjelaskan bahwa, hubungan itu sekedar teman, tapi ada satu laki – laki yang menarik perhatiannya. Mereka berencana untuk pergi ke taman, tapi tentu saja, itu membutuhkan persetujuan dari sang bunda. Awalnya, ibu tidak mengijinkan bahkan melarangnya pergi keluar rumah dan berkata,”Kenapa tidak di rumah saja?”
Dengan sopan, Jovita menjawab bahwa sekarang mereka sudah besar. Mereka sudah bisa menjaga diri mereka dan tidak akan melewati batas. Akhirnya, ibu pun memberikan kepercayaan dan berkata,”Sekali saja kepercayaan itu hancur, maka akan sulit diperbaiki kembali.”
Dari pementasan ini, kita mendapat suatu pelajaran penting. Kepercayaan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dibangun. Sebaliknya untuk menghancurkannya, mudah sekali. Untuk itu, kita harus menggunakan kepercayaan itu sebaik-baiknya. Sebab, kepercayaan seumpama waktu yang tidak bisa diulang kembali. Jika kita membuat kesalahan, waktu tidak akan kembali, yang bisa kita lakukan hanyalah adalah memperbaiki kesalahan itu di kemudian hari. Semoga pementasan ini dapat menumbuhkan semangat berkreasi anak-anak SMP Athalia yang lain! Tuhan memberkati. (aurell)
“Sekali saja kepercayaan itu hancur, maka akan sulit diperbaiki kembali”
Oleh: Aurellia Widjaja, anggota Smart Club Writing