25 Ways To Win With People-Buatlah Orang Lain Merasa Sangat Berharga

Ucapkan Kata-Kata Yang Tepat Di Saat Yang Tepat

  • Perkataan yang tidak tepat yang diucapkan pada saat tidak tepat mengecewakan saya.
  • Perkataan tidak tepat yang diucapkan pada saat tepat membuat saya frustrasi.
  • Perkataan tepat yang diucapkan pada saat tidak tepat membingungkan saya.
  • Perkataan tepat yang diucapkan pada saat tepat membesarkan hati.

Kebanyakan orang-orang menyadari bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa. Namun, mengatakan perkataan yang tepat tidaklah cukup. Waktu juga menentukan. Kadang hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk orang lain adalah menahan lidah kita. Saat merasa tergoda untuk memberikan nasihat yang tidak diinginkan, yang bertujuan untuk pamer, untuk berkata, “Saya kan sudah bilang,” atau untuk menunjukkan kesalahan seseorang, maka kebijakan terbaik adalah tidak mengatakan apapun.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita pikirkan agar kita dapat mengatakan hal yang tepat pada saat yang tepat.

  • Peka dengan waktu dan tempat

Kunci awal untuk mengatakan hal tepat di saat tepat adalah memperhatikan keadaan.

  • Katakan dari hati

Anda tidak hanya harus memperhatikan apa yang Anda katakan dan kapan Anda mengatakannya: tetapi juga cara Anda mengatakan. Orang dapat membedakan perkataan yang dibuat-buat dan sesuatu yang dikatakan dari hati.

  • Pahami kekuatan perkataan yang tepat di saat yang tepat

Mengucapkan perkataan yang tepat pada saat yang tepat dapat berdampak lebih daripada sekedar membuat orang merasa baik pada momen tersebut. Pengaruhnya positif dan bertahan lama. Pelukis Benjamin West berkata bahwa dia suka melukis. Saat ibunya keluar rumah, dia mengeluarkan cat dan mencoba melukis. Suatu hari, saat mengeluarkan cat, kuas, kertas, dan peralatan lainnya, dia membuat rumahnya cukup berantakan. Ketika menyadari bahwa ibunya akan pulang tak lama lagi, dia berusaha setengah mati membersihkan semuanya, tetapi tidak berhasil. Saat ibunya memasuki ruangan, dia siap menghadapi hal terburuk yang mungkin akan dikatakan atau dilakukan oleh ibunya. West mengatakan bahwa apa yang selanjutnya dilakukan ibunya benar-benar mengejutkannya. Ibunya mengangkat lukisannya, menatapnya, dan berkata, “Astaga, kamu melukis adikmu dengan indah sekali.” Ibunya memberinya kecupan di dahi dan beranjak pergi. Dengan kecupan itu, ujar West, dia menjadi seorang pelukis.

Banyak studi mendukung fakta bahwa saat Anda mengatakan hal yang tepat, muncul sejumlah hal positif. Salah satu hasil terpentingnya adalah kepercayaan. Saat Anda dapat menawarkan sesuatu kepada seseorang tepat saat dia membutuhkannya-bahkan ketika orang itu adalah orang asing-Anda sangat mungkin mendapatkan kepercayaan dan rasa hormatnya. Anda akan terlihat sebagai seseorang yang bisa diandalkan dan dipertimbangkan.

Untuk dapat menerapkan hal diatas pada kehidupan Anda, cobalah cara dibawah ini:

  • Lupakan:

Apa yang ingin Anda katakan dan berfokuslah pada apa yang orang lain perlu dengar

  • Tanyakan:

Apa yang ingin saya dengar kalau saya berada di posisi orang tersebut?

  • Lakukan:

Ubah hari seseorang-atau bahkan mungkin keseluruhan hidupnya-dengan mengucapkan perkataan yang tepat pada saat yang tepat dan dari hati.

  • Ingatlah:

“Seperti apel emas di pinggan perak, begitulah perkataan yang diucapkan pada situasi yang tepat.”

buku
Tulisan di atas adalah sebagian kecil isi dari buku “25 Ways to Win with People-Buatlah Orang Lain Merasa Sangat Berharga” karangan John C. Maxwell dan Les Parrot, Ph.D. Buku ini menawarkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari agar dapat memenangkan orang lain dan membuat mereka merasa sangat berharga. Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, berisi tentang perinsip dasar dan cara-cara praktis yang dapat Anda lakukan dan latih dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini dapat kita temukan di perpustakaan SMP sekolah Athalia.

Adalah sukacita yang sangat besar dalam hidup jika dapat melihat orang lain merekah, berkembang, dan mencapai potensi terbaiknya. Buku ini dapat membantu Anda menjadi bagian dalam perwujudan hal itu bagi setiap orang dalam hidup kita. Selamat membaca!

Sumber: Maxwell, John C dan Les Parrott. 2007. 25 Ways To Win With People-Buatlah Orang Lain Merasa Sangat Berharga. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama-IB/Tim Karakter.

Tepat Waktu

Tuhan menciptakan waktu, Dia menciptakan hari, malam, minggu, bulan dan tahun. Dia juga menjaga musim dalam tahun dan musim dalam hidup (lahir, meninggal, susah, senang, menabur, menuai). Tuhan menjadikan siang dan malam sehingga manusia memiliki waktu untuk bekerja dan waktu untuk beristirahat. Tuhan kita adalah Tuhan yang tepat waktu dan bekerja dengan durasi waktu yang tepat.

Sejak awal penciptaan, Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan waktu yang tepat. Tuhan menciptakan dengan urutan waktu yang sedemikian rupa sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik. Tuhan menciptakan hewan-hewan setelah menciptakan daratan dan lautan sehingga hewan-hewan memiliki tempat untuk tinggal. Tuhan menciptakan manusia pada hari terakhir sehingga manusia memiliki tempat untuk tinggal dan makanan untuk dimakan. Semuanya diciptakan dengan waktu yang tepat (Kej 1:1-31).

Tidak hanya masalah penciptaan, Tuhan juga mengatur waktu hidup untuk manusia dan ciptaan lainnya. Dalam Pengkhotbah 3:1-15 dikatakan bahwa segala sesuatu ada waktunya, ada waktu untuk menabur, ada waktu untuk menuai, ada waktu untuk bersuka, ada waktu untuk berduka, semuanya sudah diatur sedemikian rupa agar terjadi keseimbangan.

Tuhan menciptakan waktu sehingga manusia juga dapat mengatur hidupnya sesuai dengan waktu yang diberikan oleh Tuhan. Manusia dengan akal budi yang diberikan kepadanya, menggunakan waktu yang diciptakan Tuhan untuk mengatur berbagai macam pekerjaan dan untuk menjaga ketertiban di tengah-tengah masyarakat. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk beristirahat, ada waktu untuk bersekolah, ada waktu untuk bertemu, berpisah, dsb.

Salah satu bentuk ucapan syukur kita adalah dengan menghargai waktu yang diberikan Tuhan kepada kita dan waktu yang dimiliki oleh orang lain. Kita harus menyadari bahwa waktu yang kita miliki dan waktu yang dimiliki oleh orang lain adalah sesuatu yang berharga yang tidak boleh kita sia-siakan. Tidak seharusnya kita bertindak sesuka hati kita, tetapi mengikuti waktu-waktu yang sudah ditetapkan, baik oleh Tuhan dan oleh manusia.

Dua hal yang ada dalam tepat waktu:

  1. Hormat kepada Tuhan sang pencipta waktu
  2. Menghormati waktu yang dimiliki sesama manusia

Beberapa cara agar kita dapat menghargai waktu yaitu dengan memaksimalkan waktu untuk mengerjakan apa yang harus kita kerjakan sebelum tenggat waktu, sehingga kita tidak akan menghabiskan waktu tambahan. Waktu adalah hal yang sangat berharga. Kita diberikan batasan waktu dan setiap waktu itu diperhitungkan oleh Tuhan tentang bagaimana kita dapat menggunakannya.

Cara lain adalah dengan menghargai orang lain dan waktu yang sudah diberikan Tuhan pada mereka. Misalnya dengan tidak membuat orang lain menunggu. Ketika kita membiarkan orang lain menunggu, kita merampas waktunya dan menghalanginya untuk memenuhi kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita telah gagal dalam menerapkan firman yang ada di Efesus 5:15-16: pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat.

Kita juga dapat menghargai waktu Tuhan dengan bertindak tepat waktu pada saat Tuhan meminta kita untuk melakukan sesuatu. Kita juga harus menjadi pribadi yang mau mendengar dan segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Bertindak tepat waktu atas perintah Tuhan diperlihatkan oleh Abraham saat diminta Tuhan untuk mepersembahkan anaknya Ishak. Pada saat Tuhan memberi perintah, Abraham segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan (Kej 22:1-13). Hal yang sebaliknya dilakukan oleh Saul ketika ia bertindak sesuka hati tanpa mengikuti waktu Tuhan. Pada saat Tuhan meminta dia untuk menunggu Samuel agar dapat mempersembahkan korban bakaran pada Tuhan, Saul tidak menunggu, bahkan ia mempersembahkan sendiri korban bakaran itu pada Tuhan. Akibat tindakannya ini Tuhan pun menjadi marah (1 Sam 13:1-22).

Definisi

Tepat waktu adalah menghargai waktu Tuhan dan manusia serta menyadari bahwa segala sesuatu ada waktunya dengan tidak bertindak sesuka hati melainkan bertindak sesuai dengan waktu yang diberikan dan ditetapkan.

Pergunakan Waktu yang Ada

Efesus 5:16-17, Pengkhotbah 3

Oleh: Wahyu Setianingrum

Allah sudah menetapkan sejak semula bahwa dunia ini harus “dibatasi” waktu. Itu sebabnya Ia terlebih dahulu menciptakan terang dan gelap. Kedua ciptaan inilah yang membuat adanya hari-hari. Setelah itu baru kemudian Ia mencipta yang lainnya.

Ada enam hari lamanya masa penciptaan itu. Pada hari yang ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaanNya, lalu akhirnya memberkati semua yang Ia kerjakan. Allah telah menciptakan waktu, maka secara langsung Allah sudah menetapkan agar segala sesuatu harus diatur menurut waktu. Mengatur waktu dan menggunakan waktu dengan baik merupakan perintah yang tidak dapat kita elakkan. Tidak ada yang boleh menganggap bahwa mengatur segala sesuatu menurut waktu itu tidak berguna atau tidak perlu. “Karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya,” kata pengkhotbah.

Berbicara tentang waktu, dalam bahasa Yunani eksagorazo bisa berarti memborong, menebus, mempergunakan dengan baik; memerah keuntungan sebanyak-banyaknya dari. Maksud dari pengertian ini yaitu rebutlah setiap kesempatan yang baik. Hal ini juga menyatakan bahwa kita harus selalu hidup dalam kearifan (Efesus 5:15, 16).

Pada zaman yang jahat ini setiap hari adalah jahat dan merusak sehingga kita tidak dapat menggunakan waktu secara efektif. Untuk itu kita harus selalu hidup dengan bijaksana supaya kita dapat menebus waktu yang telah kita sia-siakan, merebut setiap kesempatan yang ada dan mempergunakan waktu yang ada dengan baik. Mengerti kehendak Tuhan adalah jalan terbaik untuk menebus waktu kita, Efesus 5:17, Mazmur 119:125, Pengkhotbah 8:5, 6, (dalam naskah aslinya kata “waktu” itu maksudnya waktu yang tepat).

Banyak waktu kita terbuang karena tidak mengerti kehendak Tuhan, walaupun Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini (Galatia 1:4). “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya,” menurut Pengkhotbah 3:1. Oleh karena itu manfaatkanlah waktu secara efektif selagi kita masih diberi kesempatan untuk mempergunakannya. Pada waktunya nanti, Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada kita dalam pengadilan-Nya (17), sebab manusia tidak mengetahui waktu kecelakaan yang dapat menimpanya secara tiba-tiba (9:12).

Pada tahun 2012 yang lalu kami (saya dan suami) mendoakan seorang ibu yang divonis mengalami kanker usus stadium 4. Pihak keluarga ibu tersebut meminta kami untuk mendoakannya. Si ibu menceritakan bahwa ia dulu tidak pernah pergi ke gereja, untuk berdoa pun jarang karena ia merasa selama ini sudah cukup berbuat baik pada banyak orang. Namun kurang lebih satu bulan sebelum ia mengetahui penyakit yang dideritanya, ibu ini menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi dan kemudian di baptis. Selama 2 bulan di rumah sakit banyak hal yang dia rasakan tentang pertolongan dan penyertaan Tuhan. Ada satu kalimat terlontar dari si ibu “Kenapa tidak dari dulu saya hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan, sekarang saya sakit tidak bisa pergi ke gereja atau ikut dalam pelayanan.” Sampai pada akhirnya ibu tersebut dipanggil Tuhan masih tetap dalam keadaan sakit.

Kita yang masih memiliki waktu, seringkali tak menyadari betapa waktu itu demikian terbatas dan bahwa akhir dari hidup kita tak ada seorangpun yang tahu. Berapa panjangkah perjalanan hidup yang telah kita jalani hingga sekarang? Berapa lamakah perjalanan waktu yang telah kita susuri? Dan di manakah ujung perjalanan ini akan usai? Dan saat tirai kehidupan kita diturunkan. Oleh karena itu manfaatkanlah waktu secara efektif selagi kita masih diberi kesempatan untuk mempergunakannya, sebab pada waktunya nanti, Allah akan meminta pertanggungjawaban itu pada kita. AMIN.

 

Belajar Bertanggung Jawab di Hari Kartini

Selasa, 21 April 2015 menjadi hari yang istimewa bagi para guru SD Sekolah Athalia. Senyum sumringah terlihat menghiasi wajah guru-guru yang juga terlihat berbeda dalam balutan busana batik dan kebaya. Pagi itu para guru membimbing kelasnya masing-masing memasuki lapangan dan langsung berbaris. Ternyata semua ini tak lain adalah bagian dari rangkaian kegiatan Hari Kartini dimana upacara bendera menjadi kegiatan pembukanya.

Semua siswa SD dari kelas I hingga kelas VI turut terlibat dalam rangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan para guru. Upacara bendera juga berlangsung dengan khusyuk. Bu Riri sebagai pembina upacara dengan serius menyampaikan beberapa hal penting sehubungan dengan Hari Kartini pada para siswa.
Bu Riri
“Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai pelajar harus memiliki semangat perjuangan R.A. Kartini. Kita sudah menikmati perjuangan Kartini hari ini dan oleh karena itu kita semua juga harus terus berjuang dengan semangat mencapai cita-cita dan menggunakan kemampuan kita. Tak hanya untuk menjadi berkat bagi bangsa, tetapi juga untuk memuliakan Tuhan karena semua yang kita miliki itu juga merupakan kasih karunia dari Allah.”

Bu Riri juga mengingatkan para siswa agar mereka dapat terus belajar untuk tertib dalam menjalani kehidupan. Kehidupan yang dijalani dengan tertib dapat membuat segala sesuatu dapat berjalan dengan lebih baik dan maksimal.

Ketertiban memang merupakan salah satu karakter yang dipelajari para siswa di kelas IV. Hal ini juga yang sebenarnya menjadi dasar pemikiran para guru dalam membuat perlombaan bagi para siswa. Penerapan karakter ini terlihat ketika siswa kelas IV dan V melanjutkan upacara dengan perlombaan table manner. Di sini para siswa dalam kelompoknya masing-masing dapat menyiapkan makanan yang telah mereka bawa di dalam kelas. Semangat dan antusiasme para siswa juga dapat terlihat jelas dari persiapan dan keseriusan mereka dalam mengikuti lomba serta hasil dari pekerjaan mereka.
Kelas 4
Hasil Table Manner
Meski begitu tak hanya siswa kelas IV dan V yang berpartisipasi dalam perlombaan. Siswa kelas I mengikuti perlombaan menyanyi beregu, siswa kelas II mengikuti lomba menyusun puzzle, siswa kelas III mengikuti lomba membuat poster, dan siswa kelas VI menyusul dengan mengikuti lomba membuat parcel buah.
Siswa kelas 1
Setiap perlombaan tentunya memiliki tujuan tertentu dalam melatih siswa sesuai dengan kebutuhan di setiap tingkat. Namun satu hal yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana melalui kegiatan ini para siswa belajar untuk bertanggung jawab. Seperti yang dikatakan Bu Dewi selaku kepala sekolah SD Sekolah Athalia.

“Melalui perayaan ini siswa bisa memahami sosok dan semangat R.A. Kartini dalam memperjuangkan cita-cita. Melalui lomba, siswa juga bisa belajar bekerjasama, bertanggung jawab dan bersyukur atas apa yang mereka miliki. Kemudian juga belajar berbagi pada orang lain dengan membagikan apa yang mereka miliki.”

Siswa belajar bertanggung jawab secara khusus dalam kelompoknya masing-masing dalam kelas. Setiap siswa memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama untuk memberikan usaha terbaik mereka selama  mengikuti lomba.

Pada akhir perlombaan di setiap kelas dipilih satu kelompok yang menjadi pemenang dan kemudian mendapatkan hadiah. Namun, tak lupa para guru menjelaskan pada siswa mengenai arti hadiah tersebut. Bahwa sebenarnya yang terpenting adalah proses dan kerja keras mereka dalam memberikan yang terbaik selama mengikuti lomba. Adanya pemberian hadiah bagi para pemenang hanyalah bonus dari kerja keras mereka. Melalui hal ini juga diharapkan para siswa yang tidak menang dapat belajar untuk dapat berlapang dada menerima kekalahan. Jadi Hari Kartini ini sebenarnya adalah kesempatan bagi para siswa untuk belajar akan banyak hal dan tak hanya sekedar mencari kemenangan.

Seperti halnya R.A. Kartini yang tak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga berjuang bagi para perempuan di Indonesia. Begitu juga para siswa diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang membawa kebaikan tak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan sekitarnya. Semoga melalui kegiatan ini para siswa dapat belajar untuk terus berjuang menghadapi segala tantangan. Belajar menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab serta belajar memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang mereka kerjakan. Selamat Hari Kartini! (LDS)

 

Langit Biru

Langit Biru adalah film musikal hasil produksi Blue Caterpilar Films (BCF). Film ini bercerita tentang tiga orang sahabat yang duduk di bangku SMP, bernama Biru, Amanda, dan Tomtim.

Biru adalah anak perempuan yang tinggal dengan ayahnya sedangkan ibunya sudah meninggal. Ayahnya bekerja sebagai pilot. Kesibukan ayahnya sebagai seorang pilot membuat Biru harus menjalani masa remajanya dengan hanya sedikit perhatian dari orang tua. Biru adalah anak yang mandiri, namun memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Hal ini membuatnya sering kali terlibat perkelahian dengan Bruno, anak laki-laki di kelasnya yang suka iseng dan mem-bully teman-teman yang lebih lemah.

Amanda adalah anak perempuan yang lemah lembut dan penolong. Ia memiliki seorang adik bernama Brandon yang jago nge-dance­. Rumah Amanda adalah tempat dia dan dua sahabatnya menghabiskan waktu bersama, terlebih karena Ibu Amanda sangat jago membuat kue.

Tomtim adalah satu-satunya anak lelaki di antara mereka. Namun, meskipun dia adalah anak laki-laki, ia memiliki sifat penakut, bahkan lebih penakut dibandingkan dengan Biru dan Amanda. Karena sifatnya yang penakut inilah ia seringkali menjadi sasaran keisengan Bruno. Ia kerap di-bully oleh Bruno tanpa dapat menghindar atau mempertahankan diri, akhirnya Biru dan Amanda mengambil peran sebagai pelindungnya.

Bruno sendiri adalah anak yang suka mem-bully­ dan melawan guru di sekolah. Ia awalnya berasal dari keluarga yang sangat kaya, namun kematian ayahnya membuat ia harus membantu ibunya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bruno adalah salah seorang mentor di tempat Brandon adik Amanda berlatih dance.

Berbagai tindakan bully yang dilakukan Bruno kepada Tomtim membuat Biru dan Amanda menjadi sangat marah. Namun mereka melihat ada hal yang aneh pada diri Bruno. Sifat Bruno yang suka iseng dan mem-bully teman-teman di sekolah sangat berbeda dengan sifatnya di tempat latihan dance. Di tempat latihan dance, Bruno dikenal sebagai orang yang sangat menyenangkan, baik hati dan sabar. Hal ini membuat mereka bertanya-tanya.

Pada suatu hari, Ibu Guru memberikan mereka sebuah tugas untuk membuat presentasi dalam bentuk video dan siswa bebas memilih tema. Biru, Amanda dan Tomtim menjadi teman satu kelompok. Biru mengusulkan agar mereka membuat sebuah video yang mengungkapkan mengenai perbuatan-perbuatan jahil dan tindakan bully yang dilakukan oleh Bruno. Kelompok sepakat dan mulailah mereka melakukan pengintaian terhadap Bruno dan merekam seluruh gerak-geriknya, baik di sekolah maupun di tempat latihan dance.

Pada saat mereka melakukan pengintaian ke rumah Bruno, mereka mengetahui dari satpam yang sedang jaga bahwa rumah itu sudah dijual dan kini keluarga Bruno sudah pindah ke tempat lain. Suatu hari Biru melihat Bruno sedang mengantarkan pesanan ke sebuah toko yang ada di mall. Pada saat Bruno hendak pulang, Biru mengikuti Bruno dan melihatnya berhenti dan masuk ke sebuah rumah yang sederhana. Rumah yang sangat jauh berbeda dengan rumahnya yang sebelumnya.

Biru, Amanda dan Tomtim memutuskan untuk mendatangi rumah Bruno pada saat Bruno tidak ada di rumah. Mereka disambut dengan hangat oleh Ibu Bruno. Pada saat mereka masuk, mereka diperkenalkan dengan adik perempuan Bruno yang ternyata menderita Down Syndrom. Selama ngobrol dengan ibu Bruno, Biru berusaha merekam beberapa perkataan Ibu Bruno dan adiknya. Bruno marah besar pada saat ia tahu bahwa Biru, Amanda dan Tomtim datang ke rumahnya. Hal ini karena selama ini Bruno selalu berusaha untuk merahasiakan keadaan keluarganya dari siapapun, termasuk teman-temannya.

Hari presentasi proyek kelompok pun tiba. Ibu guru sengaja mengundang para orang tua untuk datang melihat hasil presentasi anak-anak mereka. Pada saat ibu guru meminta kelompok Biru, Amanda dan Tomtim maju kedepan, mereka pun mempresentasikan sebuah video yang berjudul “Bruno”.  Melihat judul presentasi tersebut, Bruno sangat kesal, terlebih pada saat itu ada Ibunya yang menonton.

Video presentasi diawali dengan berbagai tindakan bully yang dilakukan oleh Bruno. Hal ini membuat Ibu Bruno sangat kaget. Ia tidak menyangka anaknya dapat melakukan semua hal itu di sekolah. Di rumah, Bruno selalu menjadi anak yang baik, senang membantu, penyayang dan selalu menjaga serta merawat adiknya yang menderita Down Syndrom.

Adegan berikutnya dalam video menunjukkan sisi lain dari Bruno yang merupakan anak yang baik, rajin, sabar, dan penyayang. Pada saat video menampilkan bagaimana Bruno berperan sebagai seorang kakak yang selalu menjaga adiknya yang menderita Down Syndrom, Bruno merasa malu, marah dan segera berlari keluar ruangan. Biru, Amanda dan Tomtim kaget melihat hal tersebut, namun mereka tetap melanjutkan presentasi. Di akhir dari presentasi, mereka memberi pesan agar tidak menilai orang lain dari luarnya, dan kita harus berusaha untuk lebih mengenal lagi teman-teman kita, baik teman yang baik maupun teman yang suka mem-bully . Pesan lain yang mereka sampaikan adalah jika kamu menjadi korban bully jangan diam, katakan tidak pada bully. Jadilah kawan, bukan lawan.

Selesai presentasi, ayah Biru menyarankan agar Biru dan teman-temannya meminta maaf kepada Bruno. Ayah Biru berkata bahwa presentasi mereka pasti membuat Bruno merasa tidak nyaman karena kisah hidupnya diketahui oleh banyak orang. Dan benar saja, akibat presentasi itu Bruno tidak masuk sekolah selama beberapa hari.

Pada suatu hari Ibu Bruno datang ke sekolah dan pada kesempatan itu Biru dan Tomtim meminta Ibu Bruno untuk memberikan surat dan video ungkapan maaf mereka pada Bruno. Pada saat Bruno, ibu serta adiknya menonton video tersebut, Bruno mengakui bahwa ia menjadi seorang yang suka mem-bully karena ia takut teman-temannya akan memandang rendah padanya karena ia sudah tidak memiliki ayah. Ibunya menyemangatinya agar ia berdoa dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Setelah pembicaraan dengan ibunya, Bruno akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke rumah Tomtim untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang telah ia lakukan pada Tomtim. Tomtim menyambut hangat ungkapan maaf dari Bruno dengan membagi kue kesukaannya pada Bruno. Bruno dan Tomtim akhirnya pergi bersama ke acara Natal kelas mereka. Tempat mereka bertemu dengan Biru, Amanda dan teman-teman lainnya untuk akhirnya saling memaafkan satu sama lain dan menjadi teman.

Film yang bagus bagi kita yang bekerja di institusi pendidikan yang sangat rentan dengan praktek bully. Film ini juga bagus ditonton bersama anak dan keluarga agar mereka memiliki pemahaman tentang bully dan tahu bagaimana harus berespon terhadapnya. Bagaimana, ada yang tertarik untuk menonton film ini? Film ini dapat dibeli di toko-toko buku Kristen atau di toko-toko yang menjual CD/DVD. Teman-teman juga dapat meminjam film ini di perpustakaan SMP sekolah Athalia.

IB/Tim Karakter