S’bab Dia Hidup Ada Hari Esok

Oleh: Loura Palyama, M.Min

Anak Allah Yesus namanya
Menyembuhkan, menyucikan
Bahkan mati tebus dosaku
Kubur kosong membuktikan
Dia hidup

S’bab Dia hidup, ada hari esok
S’bab Dia hidup, ku tak gentar
Kar’na ku tahu, Dia pegang hari esok
Hidup jadi berarti s’bab Dia hidup

Lirik lagu di atas mengingatkan kita akan kisah penyaliban Tuhan Yesus. Lagu ini dinyanyikan dengan penuh rasa syukur dan sukacita karena orang percaya yang telah ditebus dosanya memiliki pengharapan akan hari esok karena Tuhan Yesus sudah bangkit. Dalam kehidupan kekristenan, perayaan paskah adalah perayaan yang tidak pernah terlewatkan. Ada yang merayakan paskah dengan kegiatan-kegiatan seperti membuat dekorasi paskah, pernak pernik paskah dan sebagainya. Di rumah, di gereja, bahkan di pusat perbelanjaan ada yang membuat dekorasi Paskah. Namun pertanyaannya, apa makna paskah sebenarnya bagi setiap kita sebagai umat percaya?

Tentunya sebagai orang percaya kita sangat menyadari bahwa paskah merupakan peristiwa yang besar dan sangat ajaib dalam seluruh kehidupan manusia. Allah rela mengutus Anak-Nya yang tunggal, menjadi sama dengan manusia dan rela menderita bagi seluruh umat manusia. Kita patut bersyukur untuk hal tersebut. Namun, seringkali hal itu hanya sampai pada pengetahuan kita saja. Dalam kehidupan sehari-hari, kita masih tidak menyadari akan hal tersebut. Seringkali paskah hanya berhenti sampai di perayaan saja dan tidak berlanjut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Sadar maupun tidak, kita masih terbiasa melakukan dosa, bahkan menganggap hal tersebut sesuatu yang biasa-biasa saja. Salah satu contohnya adalah ketika beribadah terlihat begitu baik, merayakan paskah dengan penuh rasa haru, namun ketika keluar dari gereja kebiasaan buruk tetap dilakukan. Tidak mempedulikan orang sekitar, masih egois, tidak menunjukkan rasa kasih. Hal ini adalah dosa, namun dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Padahal sudah sangat jelas kita dengarkan Firman Tuhan yang menjelaskan tentang begitu najisnya dosa di mata Allah. Dalam bentuk apapun dosa itu, sekecil apapun dosa itu bagi kita, itu tetaplah dosa dan tidak berkenan bahkan sangat dibenci Allah. Tuhan Yesus rela mati di kayu salib untuk membebaskan kita dari perbudakan dosa, namun masih saja kita dengan santai melakukan dosa.

Kembali lagi ke lirik lagu diatas, lirik lagu yang terus mengingatkan kita bahwa Allah sangat memperhatikan masalah keberdosaan manusia. Maukah kita sebagai umat yang percaya kepada Kristus berusaha keras memperbaiki kelakuan kita? Sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya atas penebusan yang dilakukan-Nya bagi kita. Bukan hanya sekedar merayakan Paskah, tetapi menghidupi paskah dalam kehidupan kita sehari-hari. Keluar dari kegelapan kepada terang Kristus yang sudah menebus kita dari hukuman atas dosa.

Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak kekhawatiran yang mungkin kita rasakan. Kekhawatiran akan masa mendatang dalam kehidupan kita, kebutuhan kita, kebutuhan orang yang kita sayangi, atau mungkin masalah-masalah kita yang belum terselesaikan dan membawa kita ke dalam dosa, menjadi orang yang egois, tidak dapat mengasihi seseorang dengan tulus.

Mari kembali mengingat karya agung Tuhan Yesus dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus tidak hanya mati kemudian selesai ceritanya. Ada kelanjutan yang sangat indah, Tuhan Yesus bangkit pada hari yang ketiga, Dia hidup! Sekali lagi Tuhan Yesus hidup. Tuhan Yesus berkuasa atas maut. Tuhan Yesus menang atas masalah terbesar umat manusia, yaitu kematian. Mari sejenak kita berdiam diri dan renungkan. Tuhan Yesus bangkit dari kematian, Dia hidup! Tuhan Yesus menang atas maut! Dosa dikalahkan, sengat maut tidak dapat menahan-Nya. Masalah terbesar manusia diselesaikan-Nya.

Jika masalah terbesar manusia bisa diselesaikan-Nya, apakah terlalu besar masalah kita, sehingga tidak dapat diselesaikan-Nya? Apakah terlalu berat beban kita, sehingga kita tidak dapat mensyukuri kasih Allah? Jika Tuhan peduli atas kita dan rela menebus manusia berdosa, apakah Tuhan membiarkan kita terjatuh dan tertunduk lemah untuk masalah yang kita hadapi?

Allah Bapa kita sungguh mengasihi dan mempedulikan kita. Kita tidak perlu takut lagi menghadapi hari esok. Karena Dia hidup, kita punya kepastian. Karena Tuhan Yesus hidup, kita percaya bahwa Allah merancangkan hal baik dalam seluruh kehidupan kita. Yesus berkuasa dan memegang masa depan kita. Masalah mungkin boleh ada dalam kehidupan kita, tapi karena Tuhan Yesus hidup, kita percaya, kita dapat melewati setiap permasalahan hidup kita. Tidak perlu takut untuk masa depan kita, karena Tuhan Yesus memegang hari esok kita.

S’bab Yesus hidup, ada hari esok!
Hidup jadi berarti, s’bab Dia hidup.

Kiranya hidup kita tidak lagi di dalam kecemasan akan hari esok dan bukanlah kehidupan yang sekedar dijalani. Maukah kita hidup untuk memuliakan Tuhan? Kasih yang ajaib yang menebus kita. Maukah kita menghidupi paskah dalam kehidupan kita sehari-hari? Meninggalkan kebiasaan lama kita, dan bangkit dari keberdosaan kita menuju kepada hidup yang berkenan di hadapan Tuhan dengan memegang keyakinan bahwa Kristus menyertai dan menolong seluruh kehidupan kita? Jangan biarkan hidup kita menjadi tidak berarti karena keegoisan dan kekhawatiran kita. Mari kita percayakan hidup kita kepada Tuhan Yesus yang telah mati, bangkit, dan hidup kembali. Sbab Dia hidup, kita memiliki pengharapan akan hari esok!

CARING & SHARING CAMP, 15-16 Februari 2019

Oleh: Nostalgia Pax Nikijuluw dan Ni Putu Mustika Dewi, Staf PK3

Character cannot be developed in ease and quiet. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, ambition inspired, and success achieved.
-Helen Keller-

Helen Keller seorang penyandang tuna rungu dan tuna netra pertama yang berhasil meraih gelar sarjana pernah mengatakan bahwa karakter hanya dapat dikembangkan melalui pengalaman akan ujian dan penderitaan. Melalui berbagai tantangan itulah jiwa menjadi kuat, terdorong semangat untuk berjuang mencapai keberhasilan. Karakter adalah buah dari proses pertumbuhan yang dialami oleh seseorang. Melewati kesulitan seseorang dapat diproses dan dibentuk karakternya. Tetapi yang terutama adalah proses dan respons seseorang atas setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Caring & Sharing Camp adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Sekolah Athalia bagi siswa-siswi SMP dalam upaya untuk mengembangkan karakter khususnya yang terkait dengan kepedulian terhadap sesama. Pada tanggal 15-16 Februari 2019, melalui beragam kegiatan di CaS Camp ini siswa-siswi diberi kesempatan untuk melihat, bahkan mengevaluasi pertumbuhan karakter Caring and Sharing dalam diri mereka.

Tema besar kegiatan CaS Camp pada hari pertama adalah caring and sharing terhadap diri, sesama, dan lingkungan. Sejak pagi semua siswa beserta guru kelas 8 diantar menuju Taman Kota 2, dengan bantuan transportasi dari beberapa orang tua yang mendukung kegiatan ini dengan bersedia mengantar peserta Camp ke Taman Kota 2. Di Taman Kota 2, siswa-siswi diberi peran masing-masing di dalam kelompok. Peran yang diberikan tersebut mengarahkan siswa untuk saling menunjukkan sikap caring & sharing dalam penyelesaian tugas yang diberikan di tiap pos permainan. Seusai kegiatan pertama, siswa-siswi kembali ke sekolah dan melanjutkan aktivitas Caring & Sharing Project yaitu kegiatan yang ditujukan untuk mengembangkan caring & sharing di lingkungan sekolah Athalia.

Pada sore hari, Ibu Anita Latifia selaku konselor memberi penjelasan mengenai Jendela Johari dan memberi kesempatan kepada tiap siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan dengan harapan dapat mempermudah siswa untuk mengenal diri mereka semakin dalam. Selanjutnya, tiap anak membagikan pengalaman mereka selama outdoor activity serta hasil pengenalan diri yang mereka dapatkan dari jendela Johari kepada teman-teman dan guru pendamping. Sebelum istirahat malam, kegiatan hari pertama diakhiri dengan sesi silent moment. Pada sesi ini siswa diberi ruang untuk berbincang secara pribadi kepada Tuhan atas apa yang terjadi sepanjang hari ini.

Pada hari kedua, kegiatan diawali dengan devosi bersama dan sarapan pagi dengan format yang unik, yaitu setiap anak membuat setangkup roti untuk teman mereka berdasarkan kebutuhan. CaS Camp hari kedua ini siswa-siswi dikondisikan untuk menunjukkan caring and sharing terhadap keluarga (terkhusus orang tua). Tanpa sepengetahuan siswa-siswi, orang tua mereka diundang untuk datang dan mengikuti sesi tentang menjadi orang tua bagi anak remaja saat ini, sementara siswa mendengarkan seminar mengenai cara berkomunikasi dengan orang tua. Puncak acara CaS Camp hari kedua ini adalah pertemuan siswa-siswi dengan orang tua mereka masing-masing. Sebuah pengalaman yang mengharukan dan menyenangkan melihat perbincangan, bahkan dansa bersama antara orang tua dan anak. Kiranya seluruh pengalaman yang dihadirkan dalam CaS Camp ini dapat berperan dalam mengembangkan karakter kepedulian siswa siswi Sekolah Athalia menjadi siswa yang memiliki profil caring & sharing.

This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0033-1024x683.jpg
Write caption…
This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0037-1024x683.jpg
This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0055-1024x683.jpg
This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0070-1024x683.jpg
This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0298-1024x683.jpg
This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0269-683x1024.jpg

Image

This image has an empty alt attribute; its file name is IMG_0230-1024x683.jpg