Pengendalian Diri: Tembok Pertahanan Diri

Dalam masa-masa pandemi, beberapa orang sudah tak sabar menghabiskan akhir pekan di restoran favorit atau ke mal bersama keluarga. Oleh karenanya, perlu karakter pengendalian diri yang dimulai dari diri sendiri, untuk kemudian menjadi teladan bagi anak-anak. Video singkat ini ingin mengajak kita belajar bersama soal pengendalian diri.

#pengendaliandiri#buahroh#sekolahathalia#komunitassekolahathalia

#sekolahkarakter#sekolahkristen#rightfromthestart#benarsejakawal

#characterbasedlearningcommunity

“Quality Time” bersama Keluarga dengan Bermain Ular Tangga

Pandemi Covid-19 membuat banyak keluarga harus di rumah saja. Orang tua bekerja di rumah, sedangkan anak belajar di rumah. Beberapa anak mungkin sudah merasakan kebosanan karena terbiasa bersosialisasi dengan teman sebaya di sekolah dan menghabiskan banyak waktu di luar rumah. Nah, kira-kira, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk membuat anak selalu bersemangat menjalani hari-hari setelah belajar di rumah?

Praktisi homeschooling, Aar Sumardiono, dalam artikelnya berjudul “Sekolah Libur karena Virus Corona, Ini Tips untuk Orangtua Temani Anak Belajar di Rumah” (Kompas.com, 16 Maret 2020), menyampaikan pendapatnya soal kondisi di rumah saja. Menurutnya, kondisi ini bisa dimaknai sebagai kesempatan untuk menjalin relasi yang lebih dalam dengan anak.

Pada hari-hari biasa, orang tua dan anak menjalani kesibukannya masing-masing. Mereka bertemu sejenak pada pagi hari saat sarapan di meja makan, kemudian “berpencar” ke tempat tujuan masing-masing. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu di luar rumah kemudian bertemu kembali pada malam hari—saat tubuh sudah sangat lelah.

Kita bisa memaknai kondisi khusus ini untuk mempererat relasi antaranggota keluarga. Manfaatkan waktu dengan efektif. Setelah selesai mengerjakan tugas masing-masing, mari bercengkerama. Anda bisa menghabiskan sisa hari dengan mengobrol, bercerita, dan melakukan hal lainnya bersama—hal-hal yang kadang terlewat di hari-hari yang sibuk.

Beberapa orang tua mengaku bingung cara memulai interaksi dengan anak. Media apa yang bisa digunakan sebagai ice breaker? “Masa hanya duduk bareng di ruang TV dan meminta anak bercerita tentang kesehariannya?”

Tentu Anda perlu kreatif! Pikirkan media yang bisa digunakan untuk seru-seruan dengan anak. Salah satu caranya, yaitu dengan bermain! Yes! Pilih permainan yang memungkinkan anak dan orang tua menjalin relasi lebih dekat. Salah satunya melalui permainan ular tangga.

Ada yang menarik dari permainan yang satu ini. Permainan ini berisi angka-angka sehingga kita bisa memodifikasi ketentuan bermain. Mari coba bermain ular tangga bercerita! Setiap pemain mengocok dadu, menjalankan pion, dan menganggap angka-angka yang dilaluinya sebagai hitungan usia. Misalnya, jika pion pemain berhenti di angka 17, pemain harus menceritakan pengalaman mengesankan saat berumur 17 tahun. Saat pion anak menyentuh angka 40, anak bisa menceritakan “bayangannya” saat ia nanti berusia 40 tahun. Saat pion bertemu dengan ular dan harus turun ke bawah, orang tua maupun anak bisa bercerita tentang kegagalannya. Saat pion anak merangkak naik karena melalui tangga, anak juga diminta menyebutkan karakter apa saja yang harusnya dimiliki untuk mencapai kesuksesan.

Orang tua bisa menggunakan media permainan ular tangga untuk berkisah, mendengarkan cerita anak, sampai menanamkan karakter. Permainan ini sederhana, mudah, dan tidak memerlukan biaya besar. Orang tua dan anak bisa belajar bersama lewat kisah-kisah yang dibagikan atau “menikmati” satu kisah untuk dibahas lebih dalam untuk diambil hikmahnya. Bukankah ini media terbaik untuk menjalin relasi?

Apakah Anda punya ide permainan lain yang sama serunya? [SO]

Bersihkan Hati dengan Mengampuni

Konflik yang terjadi di rumah memang tidak dapat dihindari. Suami dengan istri, kakak dengan adik. Lalu, ketika konflik itu memburuk, ada pihak-pihak yang sakit hati dan akhirnya konflik menjadi berkepanjangan. Di dalam hati, kita menyimpan dendam. Rasanya sulit sekali mengampuni kesalahan orang yang sudah menyakiti hati kita. Padahal, kita diajarkan oleh Tuhan untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa melepaskan “ganjalan” yang ada di dalam hati dan mengampuni orang yang telah menyakiti kita? Dalam video ini, Ibu Charlotte Priatna kembali mengajak kita merenung dan mengambil sikap dalam proses “mengobati” hati kita agar terbebas dari dendam dan mampu mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

#videokarakter#videoparenting#belajarparenting#parenting

#belajarkarakter#mengampuni#sekolahathalia#rightfromthestart

#characterbasedlearningcommunity#charlottepriatna#tipsparenting

#dirumahaja#stayathome#family#keluarga

Board Game – Sederhana dan Mengesankan

Mengajak anak bermain board game dapat sekaligus mengajarkannya berbagai hal, lho! Dalam video berikut, Ibu Marlene, salah satu orang tua siswa Athalia, berbagi tentang keuntungan bermain board game. Apakah Anda tertarik untuk juga mengajak anak bermain board game di rumah?

#aktivitasdirumah#bermain#boardgame#qualitytime#familytime

#manfaatboardgame#dirumahaja#homelearning#aktivitasseru

#permainananak#keluarga#sekolahathalia#rightfromthestart

#characterbasedlearningcommunity

Menjadi Teladan dalam Ketaatan

Dalam kondisi seperti ini, sudahkah Anda, sebagai orang tua, menjadi teladan bagi anak dalam hal ketaatan? Taat akan instruksi pemerintah, dan yang paling penting, taat kepada Tuhan? Dalam video kali ini, Bu Charlotte mengajak kita untuk merenungi seberapa taatnya kita? Apakah kita sudah memberikan contoh yang baik bagi anak-anak? Tuhan memberkati.

#sekolahathalia#sekolahkarakter#belajarkarakter#benarsejakawal

#characterbasedlearbingcommunity#komunitassekolahathalia#parenting

#belajarparenting#tipsparenting#charlottepriatna#praktisipendidikan

KELUARGA BAHAGIA

Rekomendasi buku

Judul: Keluarga Bahagia
Penulis: Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Momentum
Tebal: 125 halaman
Cetakan: Ke-8, Mei 2006

Buku yang ditulis pada 1991 ini didasari pada fakta bahwa keretakan keluarga yang mengakibatkan perceraian terus-menerus bertambah, sementara kebahagiaan tidak kunjung datang. Bahkan, banyak keluarga yang mengalami kondisi “seperti di neraka”. Dengan adanya tekanan masyarakat, agama, dan norma budaya, banyak orang berusaha mempertahankan keharmonisan secara lahiriah, hanya dari “kulit luarnya”. Oleh karena itu, penulis memiliki kerinduan agar buku ini boleh membawa kembali kebahagiaan sejati bagi mereka yang telah berkeluarga maupun yang akan berkeluarga sehingga kemuliaan bisa kembali kepada Allah.

Buku ini terbagi dalam tujuh bab yang membahas tentang prinsip keluarga Kristen, alasan pernikahan Kristen, urutan penting dalam keluarga, menghormati perkawinan, harmoni perbedaan laki-laki dan perempuan, ordo suami-istri Kristen, serta kendala dan kunci kebahagiaan.

Buku ini diawali dengan penjelasan bahwa di dalam kehendak Allah yang kekal, Dia mau membentuk keluarga, di mana komunitas yang kecil ini merefleksikan—dan menjadi wakil dari—komunitas yang ada di dalam Pribadi Allah Tritunggal. Oleh karena itu, keluarga mencerminkan bagaimana kita harus berkasih-kasihan sebagaimana Allah berkasih-kasihan antara Pribadi yang satu dan yang lain. Di dalam Allah Tritunggal, kita melihat contoh dan teladan tentang cara berkomunitas, berkomunikasi, dan saling memperhatikan satu dengan yang lain (halaman 5). Hal inilah yang harusnya menjadi alasan pernikahan Kristen, yaitu salah satu rencana Allah dalam menciptakan manusia.

Selanjutnya, penulis juga mengingatkan satu hal yang sangat penting berkenaan dengan kehidupan keluarga Kristen, yaitu adanya rantai atau urutan otoritas universal (the chain of authority of the universe). Hal ini merupakan dasar keharmonisan hidup: Allah adalah kepala Kristus, Kristus adalah kepala laki-laki, laki-laki adalah kepala perempuan, serta ayah dan ibu adalah kepala anak-anak. Ini sungguh perlu dimengerti dan dipatuhi sehingga tidak timbul kekacauan. Kekacauan seluruh umat manusia timbul karena manusia merusak urutan ini.

Begitu banyak prinsip dalam membangun keluarga yang dapat dipelajari dalam buku ini. Prinsip-prinsip dalam buku ini tentu saja tidak hanya ditujukan kepada pasangan yang baru menikah, tetapi juga pasangan yang sudah lama menikah. Tidak perlu merasa terlambat karena kita masih bisa mengoreksi hari depan. Buku ini bersifat aplikatif sehingga kita lebih mudah mengerti dan menerapkan prinsip firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Di waktu seperti sekarang saat kita memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga, jangan lewatkan momen ini. Untuk memperlengkapi Anda dalam menangkap momen bersama keluarga, buku ini sekiranya dapat menolong Anda memikirkan arti dari membentuk keluarga dan pentingnya sistem keluarga di tengah berbagai arus pandangan yang muncul di zaman modern. Mari memandang keluarga dari sudut pandang kehendak Tuhan dalam membina hidup manusia. [MRT]

Memupuk Kemurahan Hati

Menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini, penting bagi kita untuk memiliki karakter kemurahan hati. Kemurahan hati membuat kita tergerak untuk menolong sesama, peduli dengan kesulitan orang lain. Sebagai orang tua, kita juga perlu mengajarkan karakter kemurahan hati kepada anak. Dalam video ini, Ibu Charlotte mengajak kita semua untuk bermurah hati kepada sesama dan menjadi teladan bagi anak agar kemurahan hatinya terasah dan menjadi karakter yang menetap di dalam dirinya.

#sekolahkarakter#pendidikankarakter#sekolahkristen#sekolahathalia

#tipsparenting#videoparenting#belajarparenting

#characterbasedlearningcommunity#komunitasathalia#murahhati

#pedulisesama

Webinar Parenting TK – SD Athalia: “Stay @Home Feel @Home”

Dalam webinar ini, Ibu Charlotte mengajak kita semua untuk merenungkan masa-masa ini yang begitu krusial bagi para orang tua dalam menciptakan rumah yang nyaman bagi anak-anak. Orang tua tidak hanya menyediakan “house”, tetapi menciptakan “home” yang dapat merekatkan seluruh anggota keluarga dan bersatu di dalam kesukacitaan.

#sekolahathalia#webinarparenting#belajarparenting#belajarkarakter

#stayathome#homesweethome#keluarga

Menabur Sukacita

Sukacita tidak ditentukan oleh kondisi. Dalam situasi baik atau bergumul, hendaklah kita tetap bersukacita di dalam Tuhan! Dalam video kali ini, Bu Charlotte memberikan inspirasi agar tumbuh sukacita di dalam keluarga. Sukacita yang terpancar akan “menular” dan terciptalah damai sejahtera! Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4)

#sekolahathalia#komunitassekolahathalia#sekolahkarakter

#sekolahkristen#rightfromthestart#benarsejakawal

#characterbasedlearningcommunity#videoparenting#tipsparenting

#parenting#dirumahaja#homelearning#familyfirst#familytime

Music: www.bensound.comLEBIH SEDIKIT

#WFH Tanpa Stres

Pandemi yang sedang melanda dunia saat ini membuat miliaran orang di hampir seluruh dunia terpaksa berdiam di rumah. Mereka “memboyong” pekerjaan ke rumah dan harus berjibaku membagi waktu antara bekerja, mengurus rumah, dan mengasuh anak. Kondisi ini mungkin tak pernah menjadi bayangan banyak orang sebelumnya karena selama bertahun-tahun, batasan yang jelas antara pekerjaan dan rumah selalu ada. Ketika batasan tersebut sekarang “hancur”, dampak apa yang muncul?

Berkumpulnya keluarga di rumah pada waktu yang bersamaan menjadi momen langka, yang dulu hanya bisa terjadi saat akhir pekan atau tanggal merah, momen ini keluarga bisa memiliki

lebih banyak waktu berkualitas bersama. Namun,
berkumpulnya keluarga ini, jika dibarengi dengan pekerjaan kantor, dapat memunculkan banyak masalah. Khususnya, bagi orang tua yang memiliki
anak kecil. Saat orang tua sedang fokus bekerja, anak sudah meminta ditemani bermain. Ketika orang tua sedang conference meeting, anak meminta bimbingan mengerjakan pelajaran sekolah.

Bekerja dari rumah memang membutuhkan strategi yang jitu. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan Anda tetap mempunyai waktu berkualitas bersama keluarga.

Buat jadwal
Saatnya membuat jadwal! Mungkin selama ini Anda hanya membuat jadwal untuk anak Anda. Jadwal bangun tidur, sarapan, mandi, bermain, belajar, dan lain sebagainya. Sekarang, saatnya membuat jadwal untuk semua anggota keluarga! Dengan adanya jadwal ini, hari-hari Anda akan lebih teratur dan Anda bisa membagi waktu untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Ingat, usahakan untuk disiplin mematuhi jadwal agar hari Anda tidak kacau!

Tentukan skala prioritas
Pekerjaan mana yang harus segera dikerjakan dan mana yang masih bisa ditunda untuk dikerjakan besok? Biasakan untuk membuat rencana kerja harian agar Anda bisa menentukan skala prioritas. Kerjakanlah pekerjaan yang memang harus diselesaikan sesegera mungkin dan tunda yang bisa dikerjakan lain waktu. Hal ini dapat menghindarkan Anda dari burnt out karena berusaha menyelesaikan semua pekerjaan, sedangkan waktu yang ada terbatas.

Bagi tugas
Jika Anda dan pasangan sama-sama harus bekerja di rumah, buatlah kesepakatan. Aturlah jadwal dengan pasangan mengenai waktu bekerja masing-masing. Jika Anda dan pasangan memiliki anak kecil di rumah dan tidak ada orang lain yang bisa menjaganya, tentu harus ada “pergantian shift jaga”. Sepakati bahwa Anda membutuhkan waktu di pagi hari sekian jam untuk menyelesaikan pekerjaan. Begitu juga ketika pasangan meminta waktu untuk bekerja, akomodasi kebutuhan tersebut dan berikan waktu Anda sepenuhnya untuk menjaga anak dan mengurus rumah.

Pintar mengatur waktu
Anda bisa sukses melakukan pekerjaan di rumah jika Anda mengetahui golden times pribadi Anda. Ada orang yang lebih nyaman bekerja di pagi hari setelah bangun tidur. Namun, ada juga yang lebih suka bekerja di malam hari saat semua orang sudah tidur. Kenali gaya bekerja dan temukan golden times Anda sendiri.

Misalnya, jika Anda merasa lebih nyaman bekerja di pagi hari, berarti Anda harus bangun lebih pagi dari semua orang di rumah, mulai bekerja sampai waktu yang Anda tentukan sendiri, kemudian melanjutkan aktivitas lainnya.

Sediakan waktu istirahat
Salah satu permasalahan orang-orang yang bekerja di rumah, adalah overwork. Tak adanya batasan jam pulang membuat orang meneruskan pekerjaannya hingga malam hari. Padahal, hari-hari Anda tak melulu tentang bekerja. Jangan lupa menyediakan waktu untuk me time, alone with God, atau istirahat. Berikan tubuh reward dengan mengajaknya istirahat, menonton film favorit, membaca buku yang belum sempat dituntaskan, atau sekadar melakukan hobi. Jangan lupa bahwa hati yang bahagia akan menghasilkan tubuh yang sehat.

Sempatkan diri untuk bersaat teduh, berkomunikasi intim dengan Tuhan. Serahkan hari Anda kepada Tuhan dan mintalah penyertaan-Nya agar Anda bisa melewati hari demi hari.

Selamat bekerja dari rumah dengan bijak! [DLN]