Langit Biru

Langit Biru adalah film musikal hasil produksi Blue Caterpilar Films (BCF). Film ini bercerita tentang tiga orang sahabat yang duduk di bangku SMP, bernama Biru, Amanda, dan Tomtim.

Biru adalah anak perempuan yang tinggal dengan ayahnya sedangkan ibunya sudah meninggal. Ayahnya bekerja sebagai pilot. Kesibukan ayahnya sebagai seorang pilot membuat Biru harus menjalani masa remajanya dengan hanya sedikit perhatian dari orang tua. Biru adalah anak yang mandiri, namun memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Hal ini membuatnya sering kali terlibat perkelahian dengan Bruno, anak laki-laki di kelasnya yang suka iseng dan mem-bully teman-teman yang lebih lemah.

Amanda adalah anak perempuan yang lemah lembut dan penolong. Ia memiliki seorang adik bernama Brandon yang jago nge-dance­. Rumah Amanda adalah tempat dia dan dua sahabatnya menghabiskan waktu bersama, terlebih karena Ibu Amanda sangat jago membuat kue.

Tomtim adalah satu-satunya anak lelaki di antara mereka. Namun, meskipun dia adalah anak laki-laki, ia memiliki sifat penakut, bahkan lebih penakut dibandingkan dengan Biru dan Amanda. Karena sifatnya yang penakut inilah ia seringkali menjadi sasaran keisengan Bruno. Ia kerap di-bully oleh Bruno tanpa dapat menghindar atau mempertahankan diri, akhirnya Biru dan Amanda mengambil peran sebagai pelindungnya.

Bruno sendiri adalah anak yang suka mem-bully­ dan melawan guru di sekolah. Ia awalnya berasal dari keluarga yang sangat kaya, namun kematian ayahnya membuat ia harus membantu ibunya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bruno adalah salah seorang mentor di tempat Brandon adik Amanda berlatih dance.

Berbagai tindakan bully yang dilakukan Bruno kepada Tomtim membuat Biru dan Amanda menjadi sangat marah. Namun mereka melihat ada hal yang aneh pada diri Bruno. Sifat Bruno yang suka iseng dan mem-bully teman-teman di sekolah sangat berbeda dengan sifatnya di tempat latihan dance. Di tempat latihan dance, Bruno dikenal sebagai orang yang sangat menyenangkan, baik hati dan sabar. Hal ini membuat mereka bertanya-tanya.

Pada suatu hari, Ibu Guru memberikan mereka sebuah tugas untuk membuat presentasi dalam bentuk video dan siswa bebas memilih tema. Biru, Amanda dan Tomtim menjadi teman satu kelompok. Biru mengusulkan agar mereka membuat sebuah video yang mengungkapkan mengenai perbuatan-perbuatan jahil dan tindakan bully yang dilakukan oleh Bruno. Kelompok sepakat dan mulailah mereka melakukan pengintaian terhadap Bruno dan merekam seluruh gerak-geriknya, baik di sekolah maupun di tempat latihan dance.

Pada saat mereka melakukan pengintaian ke rumah Bruno, mereka mengetahui dari satpam yang sedang jaga bahwa rumah itu sudah dijual dan kini keluarga Bruno sudah pindah ke tempat lain. Suatu hari Biru melihat Bruno sedang mengantarkan pesanan ke sebuah toko yang ada di mall. Pada saat Bruno hendak pulang, Biru mengikuti Bruno dan melihatnya berhenti dan masuk ke sebuah rumah yang sederhana. Rumah yang sangat jauh berbeda dengan rumahnya yang sebelumnya.

Biru, Amanda dan Tomtim memutuskan untuk mendatangi rumah Bruno pada saat Bruno tidak ada di rumah. Mereka disambut dengan hangat oleh Ibu Bruno. Pada saat mereka masuk, mereka diperkenalkan dengan adik perempuan Bruno yang ternyata menderita Down Syndrom. Selama ngobrol dengan ibu Bruno, Biru berusaha merekam beberapa perkataan Ibu Bruno dan adiknya. Bruno marah besar pada saat ia tahu bahwa Biru, Amanda dan Tomtim datang ke rumahnya. Hal ini karena selama ini Bruno selalu berusaha untuk merahasiakan keadaan keluarganya dari siapapun, termasuk teman-temannya.

Hari presentasi proyek kelompok pun tiba. Ibu guru sengaja mengundang para orang tua untuk datang melihat hasil presentasi anak-anak mereka. Pada saat ibu guru meminta kelompok Biru, Amanda dan Tomtim maju kedepan, mereka pun mempresentasikan sebuah video yang berjudul “Bruno”.  Melihat judul presentasi tersebut, Bruno sangat kesal, terlebih pada saat itu ada Ibunya yang menonton.

Video presentasi diawali dengan berbagai tindakan bully yang dilakukan oleh Bruno. Hal ini membuat Ibu Bruno sangat kaget. Ia tidak menyangka anaknya dapat melakukan semua hal itu di sekolah. Di rumah, Bruno selalu menjadi anak yang baik, senang membantu, penyayang dan selalu menjaga serta merawat adiknya yang menderita Down Syndrom.

Adegan berikutnya dalam video menunjukkan sisi lain dari Bruno yang merupakan anak yang baik, rajin, sabar, dan penyayang. Pada saat video menampilkan bagaimana Bruno berperan sebagai seorang kakak yang selalu menjaga adiknya yang menderita Down Syndrom, Bruno merasa malu, marah dan segera berlari keluar ruangan. Biru, Amanda dan Tomtim kaget melihat hal tersebut, namun mereka tetap melanjutkan presentasi. Di akhir dari presentasi, mereka memberi pesan agar tidak menilai orang lain dari luarnya, dan kita harus berusaha untuk lebih mengenal lagi teman-teman kita, baik teman yang baik maupun teman yang suka mem-bully . Pesan lain yang mereka sampaikan adalah jika kamu menjadi korban bully jangan diam, katakan tidak pada bully. Jadilah kawan, bukan lawan.

Selesai presentasi, ayah Biru menyarankan agar Biru dan teman-temannya meminta maaf kepada Bruno. Ayah Biru berkata bahwa presentasi mereka pasti membuat Bruno merasa tidak nyaman karena kisah hidupnya diketahui oleh banyak orang. Dan benar saja, akibat presentasi itu Bruno tidak masuk sekolah selama beberapa hari.

Pada suatu hari Ibu Bruno datang ke sekolah dan pada kesempatan itu Biru dan Tomtim meminta Ibu Bruno untuk memberikan surat dan video ungkapan maaf mereka pada Bruno. Pada saat Bruno, ibu serta adiknya menonton video tersebut, Bruno mengakui bahwa ia menjadi seorang yang suka mem-bully karena ia takut teman-temannya akan memandang rendah padanya karena ia sudah tidak memiliki ayah. Ibunya menyemangatinya agar ia berdoa dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Setelah pembicaraan dengan ibunya, Bruno akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke rumah Tomtim untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang telah ia lakukan pada Tomtim. Tomtim menyambut hangat ungkapan maaf dari Bruno dengan membagi kue kesukaannya pada Bruno. Bruno dan Tomtim akhirnya pergi bersama ke acara Natal kelas mereka. Tempat mereka bertemu dengan Biru, Amanda dan teman-teman lainnya untuk akhirnya saling memaafkan satu sama lain dan menjadi teman.

Film yang bagus bagi kita yang bekerja di institusi pendidikan yang sangat rentan dengan praktek bully. Film ini juga bagus ditonton bersama anak dan keluarga agar mereka memiliki pemahaman tentang bully dan tahu bagaimana harus berespon terhadapnya. Bagaimana, ada yang tertarik untuk menonton film ini? Film ini dapat dibeli di toko-toko buku Kristen atau di toko-toko yang menjual CD/DVD. Teman-teman juga dapat meminjam film ini di perpustakaan SMP sekolah Athalia.

IB/Tim Karakter

Posted in Resensi Film, Story and tagged , , , , .