Puncak Bulan Bahasa SD Athalia: Penuh Sukacita dan Kegembiraan!

Oleh: Rundiyati

Puncak acara Bulan Bahasa dilaksanakan pada 28 Oktober 2019 sekaligus untuk memperingati hari Sumpah Pemuda. Acara ini diadakan di Aula F. Siswa kelas I-VI mengikuti acara dengan sangat antusias. Pada puncak acara ini, dipersembahkan berbagai rangkaian acara yang melibatkan seluruh siswa dan guru.

Acara ini berlangsung singkat, tetapi tidak menghilangkan maknanya. Tepat pukul 08.15, acara ini dimulai. Seperti tontonan spektakuler berkelas, acara ini diawali dengan hitungan mundur membuat seluruh peserta serasa terhipnotis untuk melihat puncak acara ini. Dilanjutkan dengan pemutaran video berdurasi singkat yang menceritakan kegiatan selama Bulan Bahasa dimulai dari pembukaan hingga acara di tiap minggunya. Video ini mengingatkan kembali proses kegiatan yang sudah dijalani, yakni mendapatkan pembekalan baru berkaitan dengan literasi, seperti menulis huruf kanji, membuat poster, membuat komik, spelling bee, story telling, teater, menggambar cerita, dan debat.

Setelah pemutaran video, Kania Kaban (6S) dan Brielle (3L) melakukan duet, menyanyikan lagu “Rayuan Pulau Kelapa” diiringi tiga guru musik. Onel (5M) selaku MC dalam acara ini mampu menarik seluruh penonton sehingga acara ini tak membosankan.

Senandung merdu dari Paduan Suara SD Athalia di bawah asuhan Kak Nina membawa suasana jadi tenang. Semua yang hadir di sana terhanyut ke dalam simfoni musik dan paduan suara yang indah.

Ada pula pementasan drama “Timun Mas” yang mengisahkan sepasang suami-istri (diperankan Nicholas 6W dan Clara 6S) yang merindukan kehadiran seorang anak. Suatu hari, mereka mendatangi seorang raksasa (diperankan oleh Oswel anak kelas 5H) untuk meminta diberikan seorang anak. Raksasa ini memberikan benih mentimun pada pasangan tersebut. Benih ini nantinya akan tumbuh menjadi sebuah timun berwarna emas yang berisi seorang bayi. Bayi ini kemudian diberi nama Timun Mas (diperankan oleh Desnaretha 4M).

Acara berlanjut dengan persembahan “Tari Indang” oleh siswa-siswi kelas VI. Puncaknya, seluruh ruangan dipenuhi gema suara siswa dan guru yang membacakan “Sumpah Pemuda” dan menyanyikan lagu “Bangun Pemudi Pemuda” secara serentak.

Untuk mengiringi anak-anak keluar dari aula F, kembali diperdengarkan lagu “Indonesia Jaya”. Selesai acara di Aula F, seluruh siswa kembali ke kelas masing-masing. Mereka mendapatkan kenang-kenangan berupa booknote bergambar seperti yang ada di spanduk dan bertuliskan “Bulan Bahasa”.

Retreat Kelas 5 SD: Jesus is the Only One

Oleh: Sabinah Valentina

Kelas V SD Athalia mengadakan retreat pada hari Rabu, 25–27 September 2019. Kegiatan ini bertempat di Wisma D’Agape, Bogor. Retreat yang bertema “Jesus is the Only One” ini bertujuan untuk membimbing siswa mengerti dan menyadari bahwa Yesus adalah satu-satunya juru selamat. Selain itu, retreat ini bertujuan untuk membimbing siswa berlatih jujur terhadap suatu hal, melatih kemandirian siswa saat melakukan berbagai hal tanpa orang tua, bertanggung jawab dalam merapikan barang milik pribadi, dan mengatur waktu agar bisa mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan. Retreat ini juga melatih siswa berinisiatif untuk mengingatkan teman-temannya untuk mengikuti kegiatan yang sudah dirancang, serta menolong teman yang membutuhkan bantuan.

Yohanes 14:6 mengatakan, “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’.” Ayat ini menjadi tema sekaligus pedoman bagi kita untuk menyadari dan meyakini bahwa hanya Yesuslah satu-satunya juru selamat yang ada. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat tidak hanya diucapkan melalui kata-kata, melainkan selalu mengandalkan Yesus dalam setiap kehidupan. Yesus selalu ada di awal, di tengah, dan di akhir karena Yesus selalu memimpin, membimbing, dan menyertai hidup kita. Inilah yang menjadi alasan mengapa kita harus menjadikan Yesus sebagai satu-satunya juru selamat.


Retreat kelas 5 SD diawali dengan ibadah pembuka yang mengajak setiap siswa memuji dan menyembah Tuhan. Beberapa kegiatan yang ada dapat dirincikan secara garis besar. Siswa belajar mengenali gambar diri sebagai ciptaan yang istimewa melalui sesi “I am a Special Creation” dengan menuliskan refleksi tentang gambar diri di malam api unggun. Kemudian, mereka juga belajar memahami kondisi manusia yang berdosa dan karya keselamatan Kristus dalam sesi “I am a Broken Vessel” yang ditambahkan dengan kegiatan membuat proyek menyatukan kembali bejana yang telah hancur bersama teman kelompok. Pada sesi ke-3, siswa belajar menyadari kondisi yang diubahkan oleh Kristus dan menerima panggilan sebagai murid Kristus dalam sesi “I am a Disciple of Christ” dengan mengikuti sebuah permainan yang melatih konsentrasi siswa untuk hanya berfokus pada suatu perintah. Siswa juga membuat proyek dari lilin malam bersama dengan teman kelompok dengan tema “Creation”. Pada sesi yang terakhir, siswa menyadari dan memercayai Yesus adalah satu-satunya juru selamat melalui KKR dan dituliskan melalui komitmen dalam diri sendiri terhadap kehidupannya dalam sesi “Jesus is The Only One”.

Kegiatan retreat ini sangat membantu setiap siswa untuk semakin belajar dan mengenal kasih Kristus bahkan membagikannya melalui respons setiap siswa dalam mengikuti sesi-sesi yang ada. Salah satu bentuk kesadaran tersebut melalui antusiasme mereka dalam mengikuti beberapa permainan yang ada. Hanya dengan penyertaan Yesus-lah setiap kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.

Menanamkan Karakter Kristus melalui Character Camp

Jumat, 9 Agustus 2019 menjadi hari yang mengesankan bagi para siswa kelas 3 SD Athalia karena seharian itu mereka mengikuti kegiatan Character Camp dengan tema Honesty Day. Sepanjang hari siswa-siswi belajar tentang karakter rajin yang harus mereka hidupi melalui rangkaian kegiatan seperti devosi, penyampaian materi, games, silent reading, nonton video, kuis, dan diakhiri dengan sharing bersama wali kelas.


Devosi yang dibawakan oleh Ibu Desni sangat menarik karena menuntun siswa memahami cerita soal ketidakjujuran yang dimulai saat kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa. Allah jelas tidak menyukai ketidakjujuran yang tergambar dari peristiwa Ananias dan Safira. Setelah devosi, siswa belajar soal kejujuran melalui beberapa momen yang dikondisikan seperti yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari—saat jam sarapan, disediakan jelly yang jumlahnya sesuai siswa yang hadir. Setiap siswa hanya boleh mengambil satu jelly. Ternyata, tidak ada satu pun siswa yang tidak mendapat jelly. Artinya, seluruh siswa kelas tiga SD sudah mampu mempraktikkan kejujuran walaupun tidak ada yang melihat! Good job!


Saat masuk ke sesi penyampaian materi, siswa menyaksikan drama singkat yang diangkat dari kisah nyata mengenai ketidakjujuran. Dalam sesi ini, Ibu Denise banyak menyajikan materi melalui berbagai ilustrasi pengalaman yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan meminta partisipasi siswa di dalamnya. Setelah sesi materi, siswa juga diajak mengenal karakter jujur melalui games, di mana siswa harus dealing dengan diri mereka dalam mengikuti aturan permainan yang ditetapkan. Sesi terakhir ditutup dengan sharing untuk meneguhkan siswa bahwa memiliki karakter Kristus adalah suatu proses yang berjalan seumur hidup.

Diligent Day

Satu bulan setelah Character Camp kelas tiga SD, pada Jumat, 6 September 2019, siswa kelas dua SD juga mengikuti Character Camp dengan tema Dday (Diligent day). Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan Honesty Day. Yang membedakan kegiatan ini tentu saja karakter yang dikenalkan. Karakter Kristus yang ditanamkan dalam diri para siswa kelas dua adalah rajin.


Kegiatan dimulai dari jam tujuh pagi dengan firman pembuka dari 2 Tesalonika 3:10, kemudian dihubungkan dengan contoh nyata kerajinan melalui kisah Thomas Alva Edison. Setelah devosi, siswa diajak jalan pagi sambil memungut sampah. Kami berharap, melalui camp ini siswa mengenal karakter rajin dan memahami mengapa mereka harus menghidupinya sehingga ketika mereka melakukan suatu tugas, mereka melakukannya dengan motivasi yang benar. Siswa juga diingatkan bahwa hal kecil apa pun yang mereka lakukan, mereka sedang melakukannya untuk Tuhan seperti yang tertulis dalam Kolose 3:23.


Dengan bekal materi yang sudah disampaikan, siswa mencoba mengaplikasikan pengetahuan dalam tindakan nyata melalui berbagai permainan. Dalam sesi games ini, siswa mengerjakan berbagai tugas yang ditentukan dalam setiap permainan. Games menjadi salah satu cara memotivasi siswa untuk menikmati tugas yang diberikan. Di akhir sesi, siswa juga diteguhkan untuk melakukan tugas yang dipercayakan dengan sungguh-sungguh dan bersukacita.


Sesi selanjutnya yang menarik perhatian siswa adalah drama yang menceritakan tentang lima ekor berang-berang. Melalui cerita ini siswa mengenal karakter rajin dari hewan berang-berang. Dengan bantuan beberapa guru dan konselor serta peran Bu Elita sebagai narator, para siswa kelihatan sangat menikmati sesi ini. Di akhir camp, setiap wali kelas membimbing siswa untuk dapat menceritakan perasaan dan pengalaman mereka sepanjang hari. Kami berharap camp ini sungguh membentuk para siswa untuk memiliki karakter terbaik! (mrt)

Kamp Karakter “Tepat Waktu” Kelas 1

Jumat, 20 September 2019 siswa-siswi kelas I SD Athalia mengikuti kegiatan kamp karakter dengan tema “Tepat Waktu”. Dalam kegiatan ini, para siswa diperkenalkan dengan karakter tepat waktu. Mereka belajar mengenai karakter ini melalui berbagai aktivitas, mulai dari ibadah dengan tema “Allah yang Menciptakan Waktu”; materi dalam bentuk drama mengenai perilaku tidak tepat waktu dalam kehidupan sehari-hari; dan berbagai games yang mendorong anak untuk bisa menyelesaikannya tepat waktu.

Kiranya kegiatan ini membuat siswa mengenal karakter tepat waktu dan sebagai gerbang awal agar mereka mau mengaplikasikan karakter ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Field Trip

Selama kegiatan, mereka terlihat antusias. Dengan tekun, mereka membuat prakarya dari kerang dan clay. Mereka juga berani berinteraksi dengan hewan-hewan, serta mengenal banyak jenis tanaman. Mereka diberi kesempatan untuk mengalami proses penanaman jagung.

Selain itu, siswa juga diajak untuk belajar mengenal konsep energi. Kali ini, mereka dikenalkan dengan energi yang terbentuk dari air seni kambing.

Banyak hal yang mereka dapatkan dari field trip kali ini. Kiranya kegiatan ini membuka wawasan mereka lebih luas dan memancing mereka untuk lebih eksploratif dan kreatif.

Retret Kelas V

Kelas V SD Athalia mengadakan retreat pada hari Rabu, 25–27 September 2019. Kegiatan ini bertempat di Wisma Agape, Bogor. Retreat yang bertema “Jesus is the Only One” inibertujuan untuk membimbing siswa mengerti dan menyadari bahwa Yesus adalah satu-satunya juru selamat.

Siswa juga berlatih jujur terhadap suatu hal, melatih kemandirian saat melakukan berbagai hal tanpa orang tua, bertanggung jawab dalam merapikan barang milik pribadi, mengatur waktu agar bisa mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan, dan menghabiskan makanan. Retreat ini juga melatih siswa berinisiatif untuk mengingatkan teman-temannya untuk mengikuti kegiatan yang sudah dirancang, serta menolong teman yang membutuhkan bantuan.

Kamp Karakter “TERTIB” kelas IV

Karakter kamp kelas IV berlangsung selama 2 hari. Anak-anak diajak untuk menginap di sekolah dan mempraktikkan karakter tertib yang memang menjadi fokus pembelajaran di level ini.

Selama aktivitas outbond, mereka diajak untuk menerapkan karakter tertib, misalnya mengantre, beraktivitas dengan tertib, dan membantu teman yang membutuhkan pertolongan. Beberapa kegiatan yang mereka ikuti, yaitu flying fox, water ball, estafet bola, menaiki raket, dan coconut track.

Sepulang dari outbond, anak-anak dikumpulkan di aula dan mengikuti serangkaian aktivitas hingga keesokan harinya. Selama beraktivitas di sekolah inilah, anak-anak dilatih kemandirian, ketertiban, dan kedisiplinannya. Jauh dari keluarga membuat mereka belajar banyak hal mengenai tanggung jawab akan barang-barang pribadinya.

Selama dua hari ini, siswa kelas IV mendapatkan banyak pelajaran perihal kemandirian hidup dan diharapkan mereka akan terus mengasah keterampilan hidup dan karakter yang sudah mereka pelajari sebagai bekal terjun di masyarakat di kemudian hari.

Diligent Day SD Athalia

Jumat, 6 September 2019, anak-anak kelas II SD Athalia mengikuti kegiatan character camp. Seperti karakter yang dikembangkan, tema character camp kali ini adalah rajin. Berbekal pemahaman firman Tuhan dan kedisiplinan yang dikembangkan, anak-anak dilatih menjadi pribadi yang rajin dan selalu bersungguh-sungguh untuk setiap hal yang dilakukannya.
Ada berbagai kegiatan, salah satunya memandu anak-anak untuk memungut sampah di sekitar lingkungan sekolah. Pengalaman ini membawa para siswa untuk belajar rajin dan peka pada hal-hal sederhana yang seringkali mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ada pemaparan materi tentang rajin, games, menonton drama,  serta sesi sharing dengan teman-teman sekelompok. Semoga, pengalaman yang didapat pada kegiatan ini menuntun anak-anak menjadi pribadi yang selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan segala sesuatu.

Field Trip Kelas III

Semester satu ini, siswa kelas III mengikuti kegiatan field trip ke Jakarta Aquarium.  Tujuan diadakannya field trip ini, yaitu untuk mengenalkan anak tentang ekologi, konservasi biologi, dan kehidupan bawah laut. Para siswa terlihat sangat antusias ketika berinteraksi dengan hewan-hewan laut. Selama kunjungan ini, mereka juga diajak untuk bermain beberapa games dan menyaksikan Mermaid Show

Retret Kelas 10: “The End of Me”

Reggy Sebastian Sapetu

“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:19-20).

The end of me” (Akhir dari ke-aku-anku) merupakan tema yang diangkat untuk menjawab tantangan hidup siswa saat ini. Kehidupan yang berporos pada si “aku” atau diri sendiri selalu menjadi jerat bagi seorang remaja untuk menjalani hidup yang semakin jauh dari Tuhan. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi menjadi kunci utama bagi setiap orang untuk mengalami kemenangan penuh dalam hidupnya. Setelah itu, dia akan dipimpin oleh Roh Kudus untuk menjalani hidup yang bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus, baik melalui kehidupan doa, ketekunan dalam membaca dan merenungkan firman Tuhan, persekutuan dengan saudara seiman dan kemudian hidup bersaksi untuk kemuliaan Tuhan. Semuanya ini menjadi tujuan dan sasaran di dalam kegiatan retret tahun ini, yang disampaikan melalui berbagai sesi dan simulasi.

Di hari pertama, siswa diajak untuk mengenali tantangan-tantangan hidup yang sedang mereka hadapi di zaman ini. Melalui berbagai games yang sangat menarik, siswa bisa belajar tentang nilai-nilai kehidupan dan kemudian dilihat dari perspektif Alkitab, yang dijelaskan melalui refleksi bersama. Pada hari berikutnya, siswa diajak untuk mengenal tentang beberapa konsep penting, yaitu tentang manusia dan dosa, serta tentang Kristus. Kemudian mereka diajak untuk masuk dalam beberapa simulasi pertumbuhan iman, yaitu berdoa, membaca Alkitab, persekutuan dan bersaksi. Setelah itu, mereka ditantang untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, dan meneguhkan kembali iman mereka yang sudah percaya, melalui acara KKR. Sesi ini diakhiri dengan sharing di dalam kelompok tentang hal-hal yang sudah mereka alami dan yang menjadi komitmen mereka.

Setelah melakukan devosi bersama, di hari terakhir, peserta kembali melakukan berbagai macam simulasi yang memberikan gambaran tentang bagaimana mereka bisa menjawab tantangan hidup mereka, ketika mereka sudah mengalami hidup di dalam Tuhan. Ditutup dengan sesi tentang pentingnya sebuah kelompok untuk bertumbuh bersama, siswa diajak untuk bergabung di dalam KTB (Kelompok Tumbuh Bersama), di mana mereka akan dibimbing untuk semakin mengenal Tuhan, melalui persekutuan yang erat, belajar firman Tuhan dan belajar untuk mempraktikkan pola hidup yang Tuhan kehendaki.

Semua hanya karena kasih dan anugerah Tuhan, melihat berbagai respons dari para peserta retret tahun ini, yaitu mereka mau percaya pada Tuhan Yesus dan berkomitmen untuk bertobat dan memperbaiki diri dan mau ikut dalam KTB. Kesatuan hati dari para guru pendamping dan beberapa alumni SMA Athalia yang terlibat, yang selalu berdoa di setiap rangkaian kegiatan ini, serta kebersamaan dengan siswa yang tercipta dalamnya, menjadikan retret tahun ini sebagai sebuah pengalaman rohani tersendiri bagi semua. Kiranya Tuhan menolong setiap pribadi, khususnya para peserta, untuk menjalani hidup yang berkenan di hadapan Tuhan dan selalu mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya.