Leadership Development Course ( LDC ) adalah salah satu sarana dalam BB untuk mengembangkan kemampuan leadership seseorang. Setiap tahun, sekolah-sekolah yang tergabung dalam BB mengirimkan wakil-wakilnya untuk mengikuti LDC agar bisa menjadi NCO. Tahun lalu aku sudah mengikuti LDC stage 1 ( basic ), jadi tahun ini aku berangkat untuk stage 2 ( advance ).
Pagi itu, tanggal 5 Februari, aku berangkat ke sekolah dengan berseragam BB full uniform. Aku bangga mengenakan seragam ini karena lanyard-ku baru diganti (^o^). Selain membawa tas sekolah hitamku, aku juga membawa beban sebesar 10 kg, yaitu carrier-ku, juga sleeping bag dan sleeping mattress. Sekitar jam 10 lewat kami berangkat naik bus. Perjalanannya cukup menyenangkan. Kami mengobrol dan bercanda. Semuanya baik-baik saja, sampai setelah makan siang tenggorokanku sakit.
Akhirnya kami, 24 anak Athalia dan 2 anak Beacon Institute, sampai juga di Wisma PGI. Kami segera membawa barang-barang kami menuju area perkemahan. Saat pertama kali melihatnya, aku langsung suka tempat itu. Tenda-tendanya cukup besar dan udaranya segar. Kamar mandinya juga unik. Letaknya di agak di bawah tempat kemping kami. Aku paling suka dinding batunya. Tetapi, pembatas antar kamar mandinya cuma tirai. Nggak apa-apa sih, soalnya siapa juga yang kurang kerjaan mau ngintip orang mandi? Lantai kamar mandi perempuan yang berwarna pink ini juga cukup bersih. Di dalam juga tidak bau. Tapi, itu sebelum semua sudah mulai menginjakkan kaki di sana, karena kami membawa tanah masuk dan mengotori lantai.
Pertama datang, kami meletakkan barang-barang di tenda besar. Setelah registrasi dan dibacakan nomor tenda, baru kami menempatkan barang di tenda masing-masing. Aku ada di tenda 2, bersama Ria, Laetitia, Nadira, Patricia, Clarita, dan Vanessa. Aku adalah penanggung jawab tendanya.
Awalnya aku agak kecewa karena aku satu-satunya anak Athalia di tenda 2, sedangkan Manda dan Tasia sama-sama di tenda 1. Tapi, kupikir gak papa karena nanti pasti ada teman baru. Aku pilih tempat kedua dari pintu depan tenda, di antara Clarita dan Vanessa. Waktu semuanya sudah masuk di tenda, aku baru sadar kalau tendanya berkapasitas 6 orang sementara kami bertujuh. Aku tau dari jumlah alas tidur terlipat yang disediakan. Nanti malam pasti sempit, pikirku saat itu. Tapi, nanti malam adalah urusan nanti malam, karena sekarang ini, masih banyak yang harus dipikirkan. Salah satunya, ketika Angelia memberitahu bahwa aku, dia, Jason, Abraham, dan Ebenezer dipanggil Mr. Saud. Ternyata kami dijadikan petugas upacara. Aku, sebagai pepmimpin barisan Athalia sekaligus pemimpin barisan paling kanan. Angelia, sebagai pepmimpin barisan Pelangi Kasih. Abraham, sebagai pemimpin barisan Kairos Gracia. Ebenezer sebagai peimpin barisan Tritunggal, dan Jason sebagai pemimpin upacara. Kami hanya sempat berlatih sebentar, lalu upacara pembukaannya dimulai. Upacara berjalan lancer, biarpun Ebenezer digantikan temannya dan Laetitia ikut menjadi pempin barisan Beacon tanpa latihan.
Setelah upacara selesai, kami ganti baju di tenda masing-masing. Di dalam tenda, kami berdesak-desakan dan kepanasan sambil berganti baju. Ketika sudah selesai dan mau keluar, ternyata pintu depan tenda kami macet ritseletingnya! Kami semua awalnya panic, tetapi akhirnya memutuskan untuk keluar lewat pintu belakang. Begitulah, jadinya selama LDC kami keluar masuk lewat pintu belakang. Itu sangat menyulitkan karena sebelum bisa masuk atau keluar kami harus melewati “rintangan” berupa pohon-pohon, got kecil, dan tali-tali. Awalnya sih tidak apa-apa, sampai ketika kami kembali dari session membosankan di gedung yang agak jauh dari area perkemahan dalam kondisi hujan. Jas hujanku ada di tenda, jadi kami semua berbasah-basah melewati rintangan baru bisa masuk ke tenda. Saat itu aku mulai kesal, ditambah ketika menyadari tendanya bocor tepat di atas tempatku tidur! Malamnya kami masih ada session setelah mandi dan makan malam. Malam itu, aku jengkel sekali rasanya. Ritseleting tendaku rusak, sepatu hitamku basah, celana jinsku satu-satunya basah, tempatku tidur basah, tidak ada orang yang kukenal di tendaku, tenggorokanku sakit dan….masih ada 2 hari yang harus kulewati. Hhh..
Jam 2 pagi aku terbangun karena suara orang-orang di sekitarku, tapi aku tidur lagi. Jam 3 aku terbangun lagi dan masih ada suara-suara terdengar. Tentunya aneh, memangnya mereka tidak tidur? Tapi aku memutuskan untuk membiarkan dan kembali tidur. Sekitar jam kurang aku bangun dan menyadari banyak sekali anak-anak yang sudah bangun. Ketika aku mulai menyiapkan perlengkapan mandi, tiba-tiba peluit berbunyi. Kami semua terlonjak dan segera keluar. Sampai di luar kami berbaris di depan tenda. Para officer mengumumkan bahwa kami akan jogging dan disuruh bersiap-siap sesegera mungkin. Beberapa menit kemudian kami semua sudah berbaris rapid an siap untuk jogging. Acara joggingnya asyik juga. Kami berlari kecil memutari pedesaan, melewati sawah, rumah penduduk, kandang kambing, dan yang paling tidak kusukai, kandang ayam. Di jalanan juga ada ayam-ayam. Aku tidak suka ayam tetapi aku berusaha mengabaikan mereka. Akhirnya kami berhenti di sebuah jalan sambil menunggu Mr. Saud menolong seorang anak yang terjatuh. Sambil duduk menunggu, ada motor-motor lewat, pejalan kaki, juga kerbau. Aku kembali ke area perkemahan dengan perasaan jauh lebih baik dari kemarin malam. Setelah mandi dan sarapan, kami ada devotion bersama. Selesai devotion, barulah advance dan basic menjalani kegiatan masing-masing. Menurutku session-session advance membosankan.
Ada juga project-project yang tidak membosankan sih. Aku lega advance tidak ada ujiannya jadi tidak perlu stress menghafal materi yang super banyak seperti tahun lalu. Setelah makan siang, kami deberitahu bahwa project kami selanjutnya adalah mengatur fellowship night buat basic. Aku di bagian games. Ada yang bagian worship juga MC. Di bagian games, semua main dan Vanessa jadi ngambek karena hanya dia, Ardine, Cindy G, dan aku yang kerja. Dalam keadaan tidak enak seperti itu, tentunya pekerjaan kami tidak selesai-selesai. Kamipun minta bantuan chairman nya, yaitu Laetitia. Setelah dia membantu, pekerjaan kami jadi lebih cepat selesai. Setelah itu…saatnya main air, Basic vs Advance! Basic harus menyalakan lilin, dan advance mengganggunya dengan bom air dan lemparan/guyuran air. Awalnya aku malas basah-basahan, tapi malah kesenengan..haha.. Aku berhasil mematikan lilin…mm..berapa kali ya? Lebih dari 5 kali..haha.. Tapi, aku agak meraa bersalah juga sih, waktu melihat ekspresi kesal mereka setelah lilinnya berhasil kupadamkan. Ada juga yang tidak seperti itu sih… Secara keseluruhan, main airnya asyik kok.. Setelah mandi dan makan malam, advance mempersiapkan perlengkapan untuk fellowship night. Acaranya…menurutku sih agak kacau, tapi ya…lumayanlah… Setelah fellowship night, kami makan snack bersama, ngobrol, dan bertukar nomor hp, juga alamat email. Sementara kami bersantai-santai, basic belajar. Sekitar jam 11, kami diperbolehkan kembali ke tenda untuk tidur. Kukira malam ini aku bisa tidur tenang, karena di malam kedua biasanya anak-anak sudah terlalu lelah untuk begadang. Tapi, itu kan biasanya, berarti…gak selalu dong…??
Suara peluit membuatku terlonjak dan langsung membangunkan teman-teman setendaku. Kami bergegas keluar dan berbaris di depan tenda. Waktu kulihat jam tanganku, ternyata baru jam 2! Para officer menyuruh beberapa anak menyebutkan BB object. Karena ada beberapa yang tidak bisa, kami semua dihukum. Kami dibawa ke lapangan basket di atas, di mana sudah ada botol-botol yang tidak kami ketahui isinya. Ternyata isinya kangkrik. Kami disuruh mengulum jangkrik dan berlari sampai batas tertentu lalu kembali ke tempat awal dan baru boleh memunthakan jangkrik itu. Basic memulai duluan. Tentunya ada beberapa anak yang takut, tetapi akhirnya semua berhasil. Ketika giliran advance, kami disuruh mengulum jangkrik, berlari sampai ujung jalan lalu naik ke aula atas, di mana sudah disiapkan “makan malam”, katanya. Aku menjalaninya dengan sukses dan lancar. Ketika semua sudah berhasil, kami diberitahu bahwa “makan malam” yang dimaksud adalah cacing. Awalnya aku geli juga, tapi akhirnya aku makan 2. Kami semua berhasil memakan cacing itu. Ada yang menangis juga sih.. Malam itu memang malam yang menantang.
Aku tidak bisa tidur untuk waktu yang cukup lama. Menghadap ke kanan, face to face sama Clarita. Hadap kiri, face to face sama Vanessa…Hhh..
Paginya, aku orang pertama yang bangun di tendaku, jam 5.45. Aku membangunkan yang lain dan packing, juga menyiapkan baju untuk dipakai setelah mandi, yaitu full uniform. Setelah mandi dan mengenakan full uniform, yang berarti juga mengenakan sepatu hitam yang masih basah, kami Sunday Service. Setelah itu, Basic ujian dan advance ada session singkat lalu bebas. Terakhir, kami closing ceremony, penyerahan sertifikat, makan siang, lalu pulang. Di sertifikat kami ada cap cacing dan jangkriknya, lho..
Senang rasanya bisa pulang. Aku mengikuti LDC kali ini, awalnya dengan tidak terlalu bersemangat, tetapi ketika pulang, aku sadar kalau LDC ini memang sangat berbeda dengan tahun lalu. Kali ini lebih berat, tetapi juga jauuuh lebih seru!!!
– Rosa Belinda (8D) –