Pendidikan Penting, tapi Karakter lebih Penting

“Pendidikan itu memang penting, tapi yang lebih penting adalah karakter,” tegas Shandy Aulia dalam kegiatan bedah buku Incomplete miliknya di Sekolah Athalia 28 Oktober 2014 lalu.

Kegiatan ini adalah bagian dari rangkaian perayaan Bulan Bahasa 27-28 Oktober 2014. Pada sesi bedah buku Shandy datang sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman dan kisah-kisahnya selama menulis buku. Termasuk juga berbagai pergumulan dalam hidupnya mengenai karir, pendidikan, keluarga, dan bahkan pasangan hidup.
shandy aulia
Shandy yang ketika kecil bermimpi ingin menjadi astronot ini mengakui jalan hidupnya tidaklah mudah. Sejak ia masih kecil orangtuanya sudah bercerai dan bahkan ia mendapat perlakuan tidak baik dari orang di sekitarnya selama di sekolah. Begitu juga ketika ia akhirnya mulai berkarir dalam dunia akting.

Namun semua itu menurutnya memang adalah proses kehidupan yang harus dijalani. Oleh karenanya pengenalan akan Tuhan dan karakter yang kuat adalah modal bagi Shandy. Shandy mengakui ia baru bisa mulai mengenal Tuhan secara mendalam ketika berumur 19 tahun. Itupun melalui proses yang panjang dan melewati berbagai pergumulan. Latar belakang orangtua yang berbeda agama membuat Shandy kesulitan dan terus memiliki kerinduan untuk bisa beribadah bersama sebagai satu keluarga. Tetapi ia tetap bisa bersyukur karena pada akhirnya bisa melalui itu semua.

“Karakter itu yang menentukan bagaimana kita menjalani proses kehidupan, itulah yang sebenarnya bisa membuat kita bertahan,” jelas Shandy. Memang benar bahwa karakter seseorang akan menentukan masa depan seseorang. Mungkin kita sendiri sering melihat atau memiliki rekan di sekolah yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi namun kesulitan dalam berelasi atau mengekspresikan diri. Hal ini akan membuat mereka tidak bisa bertumbuh dan memakai kemampuan mereka secara maksimal. Disanalah sebenarnya dimana karakter berperan.

Pengenalan yang benar akan Tuhan, pendidikan, dan karakter yang cukup dan tepat adalah modal bagi kita dalam menjalani kehidupan. Pendidikan tanpa karakter dan pengenalan akan Tuhan dapat menghasilkan pribadi yang egois dan mengandalkan kemampuan sendiri. Begitu juga karakter tanpa pengetahuan yang cukup tak akan bisa membuat kemampuan kita berkembang. Tetapi tanpa dasar pengenalan akan Tuhan pun semua adalah sia-sia. Oleh karena itu ketiga hal ini harus terus dibangun dalam pribadi setiap siswa.

Akhir kata, Shandy berpesan pada para siswa,

“Nikmati dan hargai masa remaja kalian, jangan lakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri, meski terlihat kecil bila ke depannya merugikan, jangan dilakukan, tetapi sungguh-sungguh lakukan hal ketika itu positif dan gunakan talenta kalian dengan sungguh-sungguh.” (LDS)