Menanamkan Karakter Kristus melalui Character Camp

Jumat, 9 Agustus 2019 menjadi hari yang mengesankan bagi para siswa kelas 3 SD Athalia karena seharian itu mereka mengikuti kegiatan Character Camp dengan tema Honesty Day. Sepanjang hari siswa-siswi belajar tentang karakter rajin yang harus mereka hidupi melalui rangkaian kegiatan seperti devosi, penyampaian materi, games, silent reading, nonton video, kuis, dan diakhiri dengan sharing bersama wali kelas.


Devosi yang dibawakan oleh Ibu Desni sangat menarik karena menuntun siswa memahami cerita soal ketidakjujuran yang dimulai saat kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa. Allah jelas tidak menyukai ketidakjujuran yang tergambar dari peristiwa Ananias dan Safira. Setelah devosi, siswa belajar soal kejujuran melalui beberapa momen yang dikondisikan seperti yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari—saat jam sarapan, disediakan jelly yang jumlahnya sesuai siswa yang hadir. Setiap siswa hanya boleh mengambil satu jelly. Ternyata, tidak ada satu pun siswa yang tidak mendapat jelly. Artinya, seluruh siswa kelas tiga SD sudah mampu mempraktikkan kejujuran walaupun tidak ada yang melihat! Good job!


Saat masuk ke sesi penyampaian materi, siswa menyaksikan drama singkat yang diangkat dari kisah nyata mengenai ketidakjujuran. Dalam sesi ini, Ibu Denise banyak menyajikan materi melalui berbagai ilustrasi pengalaman yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan meminta partisipasi siswa di dalamnya. Setelah sesi materi, siswa juga diajak mengenal karakter jujur melalui games, di mana siswa harus dealing dengan diri mereka dalam mengikuti aturan permainan yang ditetapkan. Sesi terakhir ditutup dengan sharing untuk meneguhkan siswa bahwa memiliki karakter Kristus adalah suatu proses yang berjalan seumur hidup.

Diligent Day

Satu bulan setelah Character Camp kelas tiga SD, pada Jumat, 6 September 2019, siswa kelas dua SD juga mengikuti Character Camp dengan tema Dday (Diligent day). Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan Honesty Day. Yang membedakan kegiatan ini tentu saja karakter yang dikenalkan. Karakter Kristus yang ditanamkan dalam diri para siswa kelas dua adalah rajin.


Kegiatan dimulai dari jam tujuh pagi dengan firman pembuka dari 2 Tesalonika 3:10, kemudian dihubungkan dengan contoh nyata kerajinan melalui kisah Thomas Alva Edison. Setelah devosi, siswa diajak jalan pagi sambil memungut sampah. Kami berharap, melalui camp ini siswa mengenal karakter rajin dan memahami mengapa mereka harus menghidupinya sehingga ketika mereka melakukan suatu tugas, mereka melakukannya dengan motivasi yang benar. Siswa juga diingatkan bahwa hal kecil apa pun yang mereka lakukan, mereka sedang melakukannya untuk Tuhan seperti yang tertulis dalam Kolose 3:23.


Dengan bekal materi yang sudah disampaikan, siswa mencoba mengaplikasikan pengetahuan dalam tindakan nyata melalui berbagai permainan. Dalam sesi games ini, siswa mengerjakan berbagai tugas yang ditentukan dalam setiap permainan. Games menjadi salah satu cara memotivasi siswa untuk menikmati tugas yang diberikan. Di akhir sesi, siswa juga diteguhkan untuk melakukan tugas yang dipercayakan dengan sungguh-sungguh dan bersukacita.


Sesi selanjutnya yang menarik perhatian siswa adalah drama yang menceritakan tentang lima ekor berang-berang. Melalui cerita ini siswa mengenal karakter rajin dari hewan berang-berang. Dengan bantuan beberapa guru dan konselor serta peran Bu Elita sebagai narator, para siswa kelihatan sangat menikmati sesi ini. Di akhir camp, setiap wali kelas membimbing siswa untuk dapat menceritakan perasaan dan pengalaman mereka sepanjang hari. Kami berharap camp ini sungguh membentuk para siswa untuk memiliki karakter terbaik! (mrt)

Initiative Day kelas V SD Athalia

Initiative Day adalah salah satu program belajar yang diupayakan Sekolah Athalia untuk mengembangkan karakter inisiatif siswa-siswi kelas V. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Agustus 2018 pada pukul 07.00-16.30. Kegiatan diawali dengan foto per kelas dan dilanjutkan dengan senam di lapangan belakang SD Athalia, kemudian siswa-siswi diarahkan ke aula A untuk mengikuti acara selanjutnya. Tidak seperti Initiative Day biasanya, kali ini anak-anak dengan semangat memasuki ruangan dalam parade grup.

Acara dibuka oleh ibu Dewi selaku kepala SD Athalia dan dilanjutkan dengan ibadah. Firman Tuhan yang melandasi karakter inisiatif disampaikan oleh bapak Haries. Setelah itu, siswa/i mendapat pengarahan tata tertib dan pengumuman proyek dari bu Lisa. Proyek yang diberikan adalah membuat tempat pensil dan bingkai puzzle dari stik es krim dan bahan-bahan lain yang disediakan. Siswa/i tidak diberitahu kapan proyek tersebut harus dikerjakan ataupun dikumpulkan. Hal ini melatih mereka untuk berinisiatif menyelesaikan tugas. Kemudian, mereka dapat istirahat sejenak dengan menikmati snack yang disediakan.

Acara dimulai kembali dengan penjelasan perjalanan karakter siswa/i dan pemaparan sedikit materi; diikuti dengan briefing untuk permainan pos. Siswa/i yang terbagi dalam 8 kelompok ini akan bermain di 4 pos yang mengajarkan mereka untuk berinisiatif dalam menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan. Guru-guru yang menjaga pos tidak memberikan instruksi secara langsung pada mereka namun sesekali hanya menanyakan “Setelah selesai bermain, apa tanggung jawabmu?”atau mengingatkan bahwa kelompok lain juga akan bermain di pos tersebut. Setelah semua permainan selesai, siswa/i diberikan penjelasan secara singkat mengenai makna dari permainan yang telah mereka lakukan.

Setelah lelah bermain, siswa/i makan siang untuk mengisi kembali energi mereka kemudian berkumpul di aula untuk mendapat pemaparan materi yang akan disimulasikan dalam “pencarian harta karun”. Masing-masing kelompok mendapat sebuah peta yang menggambarkan lokasi-lokasi di mana mereka akan mengambil harta karun. Ada 4 amplop harta karun yang harus mereka kumpulkan yang kemudian akan disusun menjadi sebuah puzzle. Namun, selama dalam perjalanan dari 1 lokasi ke lokasi lainnya, mereka akan menemui berbagai macam kondisi yang membutuhkan inisiatif mereka dalam peduli pada sesama dan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka, seperti: ada guru yang sakit, ada guru yang kesulitan membawa banyak sekali barang, ada kelas yang berantakan, dan ada sampah yang berserakan. Setelah semua harta karun terkumpul, mereka kembali ke aula untuk mendapat kesimpulan, kemudian diberikan waktu bebas.

Dalam waktu bebas, siswa/i tidak diberikan perintah – mereka dapat beristirahat, bermain, atau diharapkan mereka dapat berinisiatif mengerjakan proyek yang diberikan. Ketika siswa/i berkumpul kembali di aula, hampir semua kelompok telah menyelesaikan proyek mereka, lengkap dengan tempat pensil, 3 buah puzzle yang mereka dapat dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, serta bingkai yang telah dihias. Ibu Lisa memimpin pembahasan proyek dan memberi apresiasi atas inisiatif mereka dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hasil karya mereka dipajang di kelas untuk senantiasa mengingatkan mereka akan karakter inisiatif yang telah mereka pelajari.

Sebelum menutup serangkaian acara di Initiative Day, siswa/i diberikan snack sore. Initiative Day ditutup dengan pembagian souvenir sebagai bentuk apresiasi atas pembelajaran yang mereka telah lakukan selama satu hari itu. Mereka juga menuliskan komitmen pada lembar komitmen/ proyek yang akan mereka lakukan di sekolah/ di rumah selama semester 1.

Initiative Day telah berakhir, namun pembelajaran karakter akan terus berlangsung di keseharian mereka di kelas 5 ini, bahkan sampai seumur hidup. Ada banyak cerita menarik yang terjadi selama kegiatan Initiative Day. Ada anak yang sudah taat aturan, ada juga yang masih harus diberi waktu untuk akhirnya menyadari bahwa ia perlu mengikuti aturan tanpa terus diingatkan. Ada anak yang cuek terhadap guru yang sakit, namun ada juga yang rela tidak ikut melanjutkan permainan bersama kelompoknya untuk menemani guru tersebut. Ada yang peka membereskan kelas yang berantakan, ada pula yang awalnya tidak menyadari apa yang harus dilakukan namun mau kembali di tengah pengejaran “harta karun”-nya untuk membereskan kelas. Seberapapun perkembangan karakter anak-anak kita, kita percaya bahwa Tuhanlah yang bekerja di dalam hati setiap mereka. Tuhan yang menyatakan diri-Nya untuk mereka kenal, akan memampukan anak-anak kita untuk dapat bertumbuh dan membuahkan karakter Kristus dalam hidup mereka. (Bella – PK3).

initiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_dayinitiative_day

Orderly Camp kelas IV SD Athalia

Karakter Tertib adalah karakter yang dipelajari dan dikembangkan di kelas IV, jadi selama satu tahun di kelas IV mereka akan terus belajar karakter ini. Tanggal 10-11 Agustus 2018, siswa-siswi kelas IV SD Athalia mengikuti pembelajaran pengembangan karakter dalam bentuk kegiatan Orderly Camp. Orderly Camp ini adalah salah satu sarana untuk melatih para siswa agar memiliki karakter tertib. Selain agar mereka dapat belajar lebih dalam mengenai karakter tertib ini, para siswa juga dapat semakin menyadari tentang pentingnya memiliki karaker tersebut. Diharapkan karakter tertib dapat semakin tertanam dalam diri setiap siswa dan mereka dapat semakin mengembangkannya dengan terus-menerus belajar mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kegiatan Orderly Camp dimulai dengan kegiatan outbound di Buni Ropes, Ciputat. Tujuan dari kegiatan outbound ini adalah untuk melatih para siswa untuk tertib mengikuti aturan keselamatan, belajar tertib mengikuti aturan games, belajar tertib mengantri, dan tertib mengikuti jadwal kegiatan. Dilanjutkan dengan berenang (yang bersifat tidak wajib) dan mandi di sana. Ini melatih mereka untuk tertib dalam menjaga barang-barang mereka. Setelah itu mereka kembali ke Sekolah Athalia dan menginap semalam di sekolah.

Begitu tiba kembali di sekolah, semua siswa dipersilahkan untuk beristirahat, yang kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama. Acara berikutnya adalah refleksi outboud yaitu merefleksikan kegiatan selama sehari tadi dengan mengingat bilamana mereka telah bertindak tidak tertib dan dalam hal apa saja mereka telah berlaku tidak tertib. Setelah itu, kegiatan diteruskan dengan menonton film dan belajar karakter tertib dari film tersebut. Kegiatan camp hari pertama tersebut ditutup dengan doa malam.

Keesokan harinya, semua siswa peserta Orderly Camp ini mengikuti ibadah. Di dalam ibadah itu mereka belajar tentang dasar dan alasan mengapa setiap kita perlu memiliki karater tertib, yaitu karena Allah kita adalah Allah yang memang menyukai keteraturan, sehingga oleh karena itu dengan menjadi tertib berarti kita telah menyenangkan hati-Nya yang juga sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan. Setelah ibadah, diteruskan dengan sesi dari Tim Pengembangan Karakter. Dalam sesi ini dibagikan tentang perjalanan pembelajaran karakter dengan mengambil contoh dari tokoh Alkitab. Melalui tokoh Alkitab yang memiliki karakter tertib itu para siswa dapat mengambil keteladanan dari tokoh tersebut yang dapat berguna bagi kehidupan mereka. Kegiatan diteruskan dengan permainan dadu yang isinya studi kasus tentang penerapan karakter tertib dalam kehidupan sehari-hari mereka baik di rumah maupun di sekolah.

orderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camp

 

CasCamp

Oleh: Mr. Jusuf, guru SMP

 

Kegiatan CasCamp untuk siswa/I kelas 8 diadakan pada tanggal 12-13 Januari 2018, bertempat di gedung sekolah SMP Athalia. Kegiatan selama 2 hari 1 malam ini bertujuan agar para siswa dapat menghidupi karakter Caring  and  Sharing dalam kehidupan sehari-hari. Latar belakang dilaksanakannya program ini agar siswa/i kelas 8 belajar untuk lebih menghargai orang lain, berempati terhadap sesama, meningkatkan rasa kepedulian mereka terhadap keadaan di sekitar mereka serta perlu meningkatkan daya juangnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya fenomena  yang terjadi pada para siswa kelas 8 inilah maka guru-guru SMP khususnya kelas 8 dan dibantu oleh tim karakter merancang acara dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menolong siswa untuk membangun karakter Caring and Sharing.

Di hari pertama, para siswa melakukan outdoor games secara berkelompok. Mereka harus melewati pos-pos yang sudah disiapkan. Untuk sampai di pos-pos tersebut, tiap kelompok harus berjalan beriringan dengan mata yang tertutup dan di pimpin oleh 1 siswa yang matanya tidak ditutup sebagai pemandu. Di bagian ini, para siswa dilatih jiwa kepemimpinannya, kesabaran dan kesatuan hati untuk mencapai tujuan.

Pos-pos yang harus dituju oleh tiap kelompok berjumlah 4 pos. Pos 1 diberinama “Take The Pieces”. Setiap siswa dalam tiap kelompok bergantian mengambil potongan kertas yang berisi ayat alkitab yang dibungkus oleh plastik dan direndam dalam baskom yang berisi jus pare. Pos ini mengajarkan para siswa untuk rendah hati. Mereka harus rela hati keluar dari zona nyamannya dan mengambil ayat alkitab yang ada dalam jus pare. Pos 2 diberi nama “Count Your Steps”. Setiap siswa harus menapak sejumlah susunan angka dimana untuk menapak ke angka berikutnya siswa harus bertolong-tolongan. Pos ini mengajarkan para siswa untuk mau meminta bantuan atau pun bersedia membantu orang lain. Pos 3 diberi nama “Save The Life”. Di pos ini siswa harus membawa ikan dengan selamat sampai tujuan. Ikan tersebut diletakkan di dalam kantung plastik yang dilubangi. Pos ini mengajarkan siswa untuk berbelas kasih dan berusaha menemukan cara yang terbaik untuk menyelamatkan ikan tersebut. Pos 4 atau pos yang terakhir diberi nama “Pay The Price”. Di pos ini anak-anak menampilkan talent show. Mereka diajarkan untuk murah hati. Kegiatan di hari pertama ini diakhiri dengan berbagi pengalaman bersama wali kelas dan partner dan ditutup dengan sebuah permainan sebelum tidur.

Hari ke-2 siswa menghitung hasil perolehan bintang selama para siswa melakukan outdoor games dan games malam. Hasil perhitungan bintang mereka ditukarkan dengan sarapan pagi. Di kegiatan sarapan pagi ini anak-anak kembali belajar bagaimana mereka bisa peduli dan mau menolong kelompok lain yang tidak memiliki cukup bintang agar dapat ditukarkan dengan sarapan pagi. Akhir dari rangkaian kegiatan CasCamp ini ditutup dengan talent show dari masing-masing kelas.

caring_sharing_camp

caring_sharing_camp

caring_sharing_camp

caring_sharing_camp

caring_sharing_camp

Orderly Camp Kelas IV

Camp yang diikuti oleh seluruh siswa kelas IV SD Athalia ini diselenggarakan pada tanggal 15-16 September 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk meneguhkan materi karakter disiplin melalui ibadah, PA kelompok, outbond permainan, studi kasus, dan interaksi perilaku siswa antar siswa, siswa dengan guru dan membuat proyek karakter yang akan dilakukan di rumah dan di sekolah.

orderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camporderly_camp

Camp karakter ” Honesty Day” Kelas III

Seluruh siswa kelas III SD Athalia pada hari Jumat, 15 September 2017 yang lalu mengikuti sebuah kegiatan camp “Honesty Day”. Kegiatan yang berlangsung sehari penuh ini bertujuan untuk meneguhkan materi karakter jujur melalui ibadah, senam, permainan, studi kasus, prakarya, dan interaksi perilaku siswa antar siswa, siswa dengan guru dan membuat proyek karakter yang akan dilakukan baik di rumah dan di sekolah.

Honesty CampHonesty CampHonesty CampHonesty CampHonesty CampHonesty CampHonesty CampHonesty CampHonesty Camp

Character Camp kelas I SD Athalia

Dalam rangka mengembangkan karakter siswa khususnya siswa kelas I SD Athalia, diadakanlah kegiatan camp yang diselenggarakan pada hari Jumat, 25 Agustus 2017 dan bertempat di gedung sekolah SD Athalia. Tema dari camp ini sesuai dengan karakter yang ingin dikembangkan dalam diri siswa SD kelas I Athalia yaitu “Be On Time“. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meneguhkan materi karakter tepat waktu dalam diri tiap siswa melalui ibadah, panggung boneka, permainan, studi kasus, prakarya, dan interaksi perilaku siswa antar siswa, siswa dengan guru, dan membuat proyek karakter yang akan dilakukan di rumah dan di sekolah.

Metamorfosis Camp

Oleh: Rotua Apriliani Simanjuntak

Metamorfosis Camp adalah camp yang diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa dari jenjang SD dengan karakter responsible memasuki jenjang SMP dengan karakter Caring and Sharing, khususnya karakter belas kasih di kelas VII.

Camp ini diadakan selama dua hari satu malam. Dimulai dari hari Jumat pagi, 3 Februari 2017 sampai Sabtu siang, 4 Februari 2017. Dihadiri oleh guru wali kelas VII dan partner, beserta tim Pengembangan Karakter. Adapun kegiatan yang diadakan adalah membuat tas, pembekalan metamorfosis, talent show, games, memasak, bersih-bersih dan refleksi diri. Dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan tersebut, para siswa dilatih untuk berbagi, bekerja sama, disiplin, taat, mendengarkan, sabar, berani, serta mampu menampilkan talenta yang mereka miliki.

Selama camp diadakan banyak pengalaman baru yang siswa-siswi dapatkan, hingga akhirnya mereka berkomitmen untuk menjadi lebih baik lagi.

 

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

metamorfosis_camp

Menjadi Orang yang Bijaksana

Hidup manusia dikatakan bermakna, bukan dari seberapa lama atau seberapa panjang usia dia hidup tapi dengan nilai-nilai apa dia mengisi kehidupannya di dunia. Apakah dia sudah mengisi hidupnya dengan bijaksana selama dia di dunia?

Ada suatu kisah yang menceritakan tentang seorang pria yang hidup dengan kedua anaknya. Sebelum meninggal, ia membagikan sejumlah uang kepada kedua anaknya dan berpesan:”Gunakan uang ini baik-baik! Jadikan uang ini sebagai modal usaha, supaya engkau menjadi orang berhasil. Tetapi ingat pesanku ini: “Jangan sampai kepalamu terkena sinar matahari” Setelah meninggal, kedua anaknya menggunakan uang tersebut untuk mendirikan usaha. Mengingat pesan ayahnya, anak yang pertama setiap hari datang dan pulang dari tempat usahanya dengan membawa payung. Ia berusaha melindungi kepalanya supaya jangan terkena sinar matahari, dengan demikian ia akan berhasil. Tetapi kenyataannya, ia bukan berhasil melainkan usahanya menjadi bangkrut.

Anak yang kedua berbeda dalam memaknai pesan ayahnya. Ia tidak mau membeli payung atau pelindung apapun untuk melindungi kepalanya dari sinar matahari. Setiap hari ia datang pagi-pagi buta ke tempat usahanya, ia mengerjakan segala sesuatu hingga malam hari, barulah ia kembali ke rumah sehingga usahanya berhasil. Anak yang kedua berhasil karena ia bijaksana memaknai pesan dari ayahnya.

Apakah bijaksana itu? Dalam kamus bahasa Indonesia, bijaksana artinya selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran serta pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan sebagainya) apabila menghadapi kesulitan. Tuhan menghendaki agar umat-Nya memiliki hati yang bijaksana dalam menjalani hidupnya. Lalu, siapakah orang yang bijaksana? Orang yang bijaksana tidak identik dengan orang yang berpengetahuan tinggi karena orang yang berpengetahuan tinggi belum tentu bijaksana. Orang yang bijaksana belum tentu berpengetahuan tinggi tapi orang bijaksana pasti pintar dalam menghadapi segala sesuatu. Orang bijaksana adalah orang yang mampu melihat hidup ini dari sudut pandang Allah dan kemudian mengetahui tindakan terbaik untuk dilakukan. Orang yang bijaksana adalah orang yang mengenal isi hati Tuhan. Setiap orang pasti punya kerinduan untuk menjadi orang yang bijaksana.

Bagaimana menjadi orang yang bijaksana menurut Alkitab?

  1. Alkitab mengajarkan satu kalimat yang melampaui ajaran buku manapun; Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7). Takut akan Tuhan ialah menghormati Tuhan. Takut akan Tuhan adalah mengakui bahwa Tuhan adalah sumber hikmat dan kepada-Nya-lah kita meminta hikmat. Takut akan Tuhan membawa kita untuk menjauhkan dosa dan membenci dosa, kejahatan serta ketidakbenaran dalam hidup kita. Orang saleh dalam Alkitab seperti Henokh, Nuh, Ayub, mereka dapat menjauhi kejahatan bukan karena mereka hebat tetapi karena mereka punya rasa hormat yang besar kepada Tuhan sehingga walaupun semua berbuat jahat, mereka tetap berkata “tidak” terhadap kejahatan. Inilah yang disebut takut akan Tuhan. Orang yang tidak takut akan Tuhan, bagaimana pun pintarnya, dia akan binasa. Salomo adalah seorang raja dalam perjanjian lama yang terkenal karena bijaksananya. Salomo memohon diberikan bijaksana oleh Tuhan dalam memimpin rakyatnya karena Salomo takut akan Tuhan. Tuhan memberikan Salomo kebijaksanaan sehingga raja Salomo menjadi raja yang begitu bijaksana dalam memerintah rakyatnya. Tetapi raja Salomo tidak terus punya hati yang takut akan Tuhan. Raja Salomo mengambil perempuan-perempuan asing yang tidak takut akan Tuhan, akhirnya Salomo pun ikut menyembah dewa dari isteri-isterinya tersebut. Raja Salomo sudah kehilangan hati yang takut akan Tuhan. Salomo tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Dia berjalan menurut keinginan hatinya sendiri sehingga pada akhirnya Tuhan pun murka kepada Salomo. Bijaksana yang tidak disertai takut akan Tuhan akan membawa kehancuran. Jadi takut akan Tuhan adalah pondasi bijaksana yang sejati.
  2. Orang yang bijaksana harus punya hati yang melekat akan Tuhan dan mencintai Firman Tuhan. Saat hati raja Salomo tidak takut lagi akan Tuhan, maka hatinya tidak lagi melekat dan mencintai titah Tuhan. Sehingga Salomo lebih memilih untuk mencintai perempuan asing walaupun Tuhan telah melarang Salomo. Salomo mengabaikan Firman Tuhan. Hatinya tidak menyembah Tuhan lagi. Dia melupakan Tuhan. Hatinya terus menjauh dari Tuhan. Dia menyembah dewa para isterinya. Salomo tidak membiarkan kebijaksanaannya dipimpin oleh Tuhan. Dia tidak lagi mampu memiliki hati yang didedikasikan untuk Tuhan. Melekat kepada Tuhan berarti tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan di dalam kita. Orang yang bijaksana mempercayakan hidup ini sepenuhnya kepada Tuhan dan mengizinkan Tuhan berotoritas penuh atas hidupnya. Hidup bergaul dan berjalan bersama Tuhan, mencintai firman dan menjadi pelaku firman. Daud berkata, ”Aku lebih berakal budi dan aku lebih mengerti, sebab aku merenungkan peringatan-peringatanMu dan memegang titah-titahMu (Mazmur 119:99-100). Daud mempelajari Firman Tuhan dan menjadikannya sebagaai isi pikirannya serta gaya hidupnya. Untuk menjadi orang yang bijaksana, kita harus menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita bagi kaki kita. Alkitab adalah Firman Allah yang memberitahu kita mengapa kita hidup, bagaimana kehidupan berjalan, apa yang harus dihindari dan apa yang harus kita lakukan untuk bisa menjalani hidup dengan bijaksana di dalam pandangan Allah. Jadi melekat kepada Tuhan dan mempelajari serta merenungkan Firman Tuhan dapat membuat seseorang bertindak dengan hikmat dan bijaksana.
  3. Kebijaksanaan yang sejati tidaklah berasal dari filosofi dan ide manusia. Kebijaksanaan yang sejati berasal dari Tuhan saat orang tersebut punya hati yang takut akan Tuhan dan punya hati yang melekat akan Tuhan serta mencintai Firman Tuhan dan melakukannnya. Maukah kita menjadi orang yang bijaksana sesuai dengan kehendak Tuhan?

Bijaksana

Siapa yang tidak mengenal kata bijaksana? Tentu kata tersebut bukanlah suatu kata yang baru kita kenal. Bijaksana merupakan kata sifat yang memiliki arti menurut kamus bahasa Indonesia yaitu bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas, juga pandai dan hati-hati apabila menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Biasanya sebelum bertindak selalu disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran kita. Orang bijaksana tahu hal mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Jadi bisa dikatakan orang bijaksana adalah orang yang mampu mengambil keputusan dengan tepat, baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa memihak secara adil dan obyektif. Sikap seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap orang, baik itu sebagai pemimpin, pendidik, orang tua, pedagang, atau siapapun.

Kita melihat bahwa banyak orang bermimpi untuk menjadi orang yang terpandang, terkenal, kaya, dan berhasil. Inilah dunia sekarang, dimana setiap individu selalu menilai orang lain berdasarkan apa yang terlihat secara kasat mata dan subyektif. Banyak orang cerdas dan memiliki kecerdasan yang tinggi, namun tidak bijaksana. Mereka menggunakan kemampuannya untuk merugikan banyak orang dan tidak berperilaku adil. Padahal Tuhan menghendaki setiap kita memiliki hati yang bijak dan menjadi pribadi yang bijaksana. Dalam Amsal 3:7 jelas dikatakan “Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan”. Apakah kita bisa menilai diri kita sendiri bahwa kita sudah bijak? Biasanya orang lain yang bisa menilainya berdasarkan perkataan, perilaku, dan pemikiran yang mereka lihat dari diri kita sehari-hari.

Apa yang dimaksud dengan bijaksana melalui perkataan? Bijaksana dalam perkataan dimana orang tersebut dapat berinteraksi dengan bahasa yang dimengerti dan direspon oleh semua kalangan, juga mampu melakukannya dengan tenang, tidak buru-buru, dan tegas. Berbicara merupakan komunikasi yang penting dalam menjalin hubungan baik dengan Tuhan maupun sesama. Sebagai seorang pendidik (guru) kita harus menjalin komunikasi dengan orang tua untuk membicarakan tentang perkembangan anaknya, kita perlu sikap yang bijaksana dalam setiap perkataan kita terlebih lagi untuk anak yang berkebutuhan khusus. Begitu juga terhadap anak didik kita sendiri, kita perlu hikmat dari Tuhan untuk dapat menjaga setiap tutur kata kita sehingga setiap kalimat atau perkataan yang keluar dari mulut kita bersifat membangun. Mazmur 39:2 berkata “Aku hendak menjaga diri supaya jangan aku berdosa dengan lidahku”. Firman Tuhan tersebut membahas cara berbicara dan menjaga perkataan kita agar tidak jatuh dalam dosa, juga untuk berkata yang benar sebagai murid Kristus. Sama halnya seorang pemimpin yang menegur bawahannya atau sesama rekan kerja kita. Berilah dampak yang positif dalam perkataan kita dengan baik dan ucapan yang tulus bukan membuat orang tersinggung dan sakit hati.

Bijaksana dalam bertindak, biasanya terlihat saat harus mengambil sebuah keputusan. Salah satu contoh diambil dari kisah Raja Salomo dalam 1 Raja-Raja 3:16-28 dimana Tuhan memberikan hikmat kepadanya dalam mengambil keputusan yang tepat untuk memberikan bayi yang diperebutkan kepada ibunya yang benar.
Kita mungkin pernah mengalami hal yang sama seperti Raja Salomo dengan masalah yang lain. Apa pun masalahnya kita dapat belajar darinya bagaimana bertindak dengan bijaksana, yaitu dengan memohon hikmat dari Tuhan.

1 Raja-Raja 3:9…”Maka berikanlah kepada hambaMu ini hati yang faham, menimbang perkara untuk menghakimi umatMu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umatMu yang sangat besar ini?” Dengan hikmat dari Tuhan, kita akan mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dan tidak ceroboh, tentunya keputusan/tindakan yang kita lakukan baik dan sesuai dengan kehendakNya.
Dalam mengelola keuangan, kita pun harus memiliki pemikiran yang bijaksana. Kita harus bisa memprioritaskan mana yang utama dan mana yang tidak terlalu penting dilakukan. Kebijaksanaan di sini berhubungan erat dengan pengendalian diri dan menahan hawa nafsu/keinginan. Kita harus menahan diri untuk tidak terpengaruh dengan lingkungan di sekitar kita berada. Senantiasa bersyukur dan mencukupkan dengan kondisi yang ada, tidak berlebih atau kurang tapi cukup.

Jadi untuk dapat menjadi orang yang bijaksana, kita tidak dapat melakukan dengan kekuatan diri kita sendiri, namun harus memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan dengan kerendahan hati kita memohon hikmatnya. Luangkan banyak waktu untuk berdiam diri dan merenungkan firmanNya yang dapat menjadi refleksi hidup kita. Semakin kita menyukai Firman Tuhan, semakin kita dibentuk menjadi pribadi yang bijaksana. Banyak belajar dari buku-buku lain untuk menambah wawasan kita tanpa meninggalkan Alkitab sebagai pegangan utama kita dalam menjalani hidup yang bijaksana. Terus berusaha dan jangan pernah menyerah untuk menjadi baik. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Mazmur 90:12…”Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati bijaksana”.

Amin.