Jumat, 9 Agustus 2019 menjadi hari yang mengesankan bagi para siswa kelas 3 SD Athalia karena seharian itu mereka mengikuti kegiatan Character Camp dengan tema Honesty Day. Sepanjang hari siswa-siswi belajar tentang karakter rajin yang harus mereka hidupi melalui rangkaian kegiatan seperti devosi, penyampaian materi, games, silent reading, nonton video, kuis, dan diakhiri dengan sharing bersama wali kelas.
Devosi yang dibawakan oleh Ibu Desni sangat menarik karena menuntun siswa memahami cerita soal ketidakjujuran yang dimulai saat kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa. Allah jelas tidak menyukai ketidakjujuran yang tergambar dari peristiwa Ananias dan Safira. Setelah devosi, siswa belajar soal kejujuran melalui beberapa momen yang dikondisikan seperti yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari—saat jam sarapan, disediakan jelly yang jumlahnya sesuai siswa yang hadir. Setiap siswa hanya boleh mengambil satu jelly. Ternyata, tidak ada satu pun siswa yang tidak mendapat jelly. Artinya, seluruh siswa kelas tiga SD sudah mampu mempraktikkan kejujuran walaupun tidak ada yang melihat! Good job!
Saat masuk ke sesi penyampaian materi, siswa menyaksikan drama singkat yang diangkat dari kisah nyata mengenai ketidakjujuran. Dalam sesi ini, Ibu Denise banyak menyajikan materi melalui berbagai ilustrasi pengalaman yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan meminta partisipasi siswa di dalamnya. Setelah sesi materi, siswa juga diajak mengenal karakter jujur melalui games, di mana siswa harus dealing dengan diri mereka dalam mengikuti aturan permainan yang ditetapkan. Sesi terakhir ditutup dengan sharing untuk meneguhkan siswa bahwa memiliki karakter Kristus adalah suatu proses yang berjalan seumur hidup.
Diligent Day
Satu bulan setelah Character Camp kelas tiga SD, pada Jumat, 6 September 2019, siswa kelas dua SD juga mengikuti Character Camp dengan tema Dday (Diligent day). Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan Honesty Day. Yang membedakan kegiatan ini tentu saja karakter yang dikenalkan. Karakter Kristus yang ditanamkan dalam diri para siswa kelas dua adalah rajin.
Kegiatan dimulai dari jam tujuh pagi dengan firman pembuka dari 2 Tesalonika 3:10, kemudian dihubungkan dengan contoh nyata kerajinan melalui kisah Thomas Alva Edison. Setelah devosi, siswa diajak jalan pagi sambil memungut sampah. Kami berharap, melalui camp ini siswa mengenal karakter rajin dan memahami mengapa mereka harus menghidupinya sehingga ketika mereka melakukan suatu tugas, mereka melakukannya dengan motivasi yang benar. Siswa juga diingatkan bahwa hal kecil apa pun yang mereka lakukan, mereka sedang melakukannya untuk Tuhan seperti yang tertulis dalam Kolose 3:23.
Dengan bekal materi yang sudah disampaikan, siswa mencoba mengaplikasikan pengetahuan dalam tindakan nyata melalui berbagai permainan. Dalam sesi games ini, siswa mengerjakan berbagai tugas yang ditentukan dalam setiap permainan. Games menjadi salah satu cara memotivasi siswa untuk menikmati tugas yang diberikan. Di akhir sesi, siswa juga diteguhkan untuk melakukan tugas yang dipercayakan dengan sungguh-sungguh dan bersukacita.
Sesi selanjutnya yang menarik perhatian siswa adalah drama yang menceritakan tentang lima ekor berang-berang. Melalui cerita ini siswa mengenal karakter rajin dari hewan berang-berang. Dengan bantuan beberapa guru dan konselor serta peran Bu Elita sebagai narator, para siswa kelihatan sangat menikmati sesi ini. Di akhir camp, setiap wali kelas membimbing siswa untuk dapat menceritakan perasaan dan pengalaman mereka sepanjang hari. Kami berharap camp ini sungguh membentuk para siswa untuk memiliki karakter terbaik! (mrt)