Oleh: Sabinah Valentina
Kelas V SD Athalia mengadakan retreat pada hari Rabu, 25–27 September 2019. Kegiatan ini bertempat di Wisma D’Agape, Bogor. Retreat yang bertema “Jesus is the Only One” ini bertujuan untuk membimbing siswa mengerti dan menyadari bahwa Yesus adalah satu-satunya juru selamat. Selain itu, retreat ini bertujuan untuk membimbing siswa berlatih jujur terhadap suatu hal, melatih kemandirian siswa saat melakukan berbagai hal tanpa orang tua, bertanggung jawab dalam merapikan barang milik pribadi, dan mengatur waktu agar bisa mengikuti kegiatan yang sudah dijadwalkan. Retreat ini juga melatih siswa berinisiatif untuk mengingatkan teman-temannya untuk mengikuti kegiatan yang sudah dirancang, serta menolong teman yang membutuhkan bantuan.
Yohanes 14:6 mengatakan, “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku’.” Ayat ini menjadi tema sekaligus pedoman bagi kita untuk menyadari dan meyakini bahwa hanya Yesuslah satu-satunya juru selamat yang ada. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat tidak hanya diucapkan melalui kata-kata, melainkan selalu mengandalkan Yesus dalam setiap kehidupan. Yesus selalu ada di awal, di tengah, dan di akhir karena Yesus selalu memimpin, membimbing, dan menyertai hidup kita. Inilah yang menjadi alasan mengapa kita harus menjadikan Yesus sebagai satu-satunya juru selamat.
Retreat kelas 5 SD diawali dengan ibadah pembuka yang mengajak setiap siswa memuji dan menyembah Tuhan. Beberapa kegiatan yang ada dapat dirincikan secara garis besar. Siswa belajar mengenali gambar diri sebagai ciptaan yang istimewa melalui sesi “I am a Special Creation” dengan menuliskan refleksi tentang gambar diri di malam api unggun. Kemudian, mereka juga belajar memahami kondisi manusia yang berdosa dan karya keselamatan Kristus dalam sesi “I am a Broken Vessel” yang ditambahkan dengan kegiatan membuat proyek menyatukan kembali bejana yang telah hancur bersama teman kelompok. Pada sesi ke-3, siswa belajar menyadari kondisi yang diubahkan oleh Kristus dan menerima panggilan sebagai murid Kristus dalam sesi “I am a Disciple of Christ” dengan mengikuti sebuah permainan yang melatih konsentrasi siswa untuk hanya berfokus pada suatu perintah. Siswa juga membuat proyek dari lilin malam bersama dengan teman kelompok dengan tema “Creation”. Pada sesi yang terakhir, siswa menyadari dan memercayai Yesus adalah satu-satunya juru selamat melalui KKR dan dituliskan melalui komitmen dalam diri sendiri terhadap kehidupannya dalam sesi “Jesus is The Only One”.
Kegiatan retreat ini sangat membantu setiap siswa untuk semakin belajar dan mengenal kasih Kristus bahkan membagikannya melalui respons setiap siswa dalam mengikuti sesi-sesi yang ada. Salah satu bentuk kesadaran tersebut melalui antusiasme mereka dalam mengikuti beberapa permainan yang ada. Hanya dengan penyertaan Yesus-lah setiap kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.