Tips Liburan Kreatif dan Edukatif Bersama Keluarga

“Papa, mama, nanti libur kita mau kemana?”

Mungkin ini adalah pertanyaan yang akan sering kita dengar menjelang libur kenaikan kelas. Setelah bekerja keras selama berbulan-bulan, liburan akhirnya datang, tentunya kesempatan ini harus kita gunakan dengan sebaik mungkin. Berikut ini adalah alternatif kegiatan pengisi liburan yang dapat kita lakukan bersama keluarga;

  1. Permainan tradisional. Berlibur tidak harus selalu diisi dengan bepergian jauh ke luar kota atau bahkan ke luar negeri. Berlibur di rumah juga dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi keluarga. Orang tua dapat mengajarkan anak permainan-permainan tradisional yang sering dimainkan orang tua saat masih kecil atau permainan tradisional lainnya. Hal ini berguna untuk menyadarkan anak bahwa banyak permainan yang lebih menyenangkan daripada sekedar memainkan gadget.
  2. Aktivitas bersama di rumah. Tak hanya dipenuhi dengan bermain, orang tua juga dapat mengajak anak untuk melakukan berbagai aktivitas menyenangkan bersama-sama, seperti memasak atau membuat kue, berkebun, mendekor rumah, dan lain-lain. Tak hanya hemat, berlibur di rumah pun dapat menjadi sarana untuk memiliki liburan yang mendekatkan dan menyenangkan.
  3. Komunikasi selama perjalanan. Bagi keluarga yang sudah merencanakan untuk bepergian jauh, perjalanan selama mencapai tempat tujuan juga dapat menjadi sarana yang positif untuk membangun relasi dalam keluarga. Baik menggunakan mobil, pesawat, kereta, atau transportasi lainnya, orang tua dapat mengajak anak untuk mengobrol dan membicarakan berbagai hal yang selama ini sulit untuk dibicarakan bersama. Jadikan momen perjalanan untuk berkomunikasi dan menjalin relasi positif dengan anak.
  4. Mengunjungi sanak saudara.  Ajaklah keluarga untuk mengunjungi sanak saudara. Liburan mungkin menjadi satu-satunya kesempatan untuk menjalin lagi silahturahim yang renggang dalam keluarga. Mengenalkan anak dengan saudara-saudara mereka juga dapat membangun kepekaan dan kepedulian anak pada orang-orang di sekitar mereka.
  5. Berlibur sambil belajar. Ketika merencanakan untuk pergi berlibur di suatu tempat, jangan hanya tergiur dengan fasilitas yang disediakan, tetapi juga apa saja yang dapat dipelajari dan menjadi ”oleh-oleh” atau pelajaran/pengalaman berharga bagi keluarga. Misalnya dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dll.
  6. Backpacking. Bersama keluarga kita dapat merasakan pengalaman berbeda dengan menjadi backpacker. Berlibur tanpa bergantung pada kenyamanan semata. Kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran bagi keluarga untuk merasakan perjalanan dengan menggunakan transportasi umum yang merakyat. Selain itu menjadi backpacker juga mengajarkan banyak hal seperti komunikasi, bijaksana mengatur uang dan waktu, meningkatkan kepercayaan diri, kritis, terbuka terhadap perbedaan serta menumbuhkan daya juang.
  7. Tracking dan hiking. Mendaki gunung atau berpetualang ke tempat-tempat wisata alam seperti menyusuri hutan, sungai, air terjun, goa dapat menjadi salah satu pilihan tepat ketika berlibur di negara sendiri. Melalui kegiatan ini kita dapat mengenalkan dan mendekatkan anak dengan kekayaan dan keindahan alam raya Indonesia. Kegiatan ini juga dapat mengajarkan anak untuk dapat lebih menghargai alam dan mencintai ciptaanNya.
  8. Melayani orang lain. Selain bertujuan untuk refreshing, liburan juga dapat menjadi kesempatan yang baik untuk mengajari anak dan keluarga berbagi dengan orang lain. Contohnya dengan mengajak anak dan keluarga mengunjungi dan memberi bantuan bagi para pengungsi daerah bencana, mengunjungi panti asuhan atau panti jompo, menjadi volunteer di lembaga-lembaga peduli lingkungan atau mengikuti kegiatan mission trip ke daerah tertentu, dll.

Nyatanya, liburan seharusnya menjadi saat-saat yang menyenangkan dan mendekatkan keluarga, bukan justru menjauhkan satu dengan yang lain. Liburan yang diisi dengan kegiatan-kegiatan positif niscaya dapat menjadi inspirasi dan penyemangat bagi setiap anggota keluarga untuk menyapa hari baru dengan lebih semangat dan optimis. Dimanapun dan apapun yang kita lakukan selama liburan ini tetaplah berkarya dan menjadi berkat bagi keluarga dan lingkungan sekitar! (LDS)

Tips Komunikasi Efektif dengan Anak

Kita sebagai orang tua ingin agar anak kita dapat membicarakan segala hal dengan kita-baik ataupun buruk. Hal ini membutuhkan banyak kesabaran dan kerja keras. Bagaimanapun, keterbukaan, kejujuran dan komunikasi yang efektif dapat menyatukan keluarga dan menciptakan situasi yang baik untuk membangun komunikasi dan relasi yang positif dengan anak-anak kita.

Berikut ini beberapa tips dalam menjalin komunikasi yang baik dengan anak:

  1. Secara terbuka tunjukkan cinta, perasaan dan penerimaan. Anak yang merasa aman dan terlindungi lebih terbuka untuk membagikan pikiran dan perasaan mereka.
  2. Investasikan waktu untuk berhubungan dengan anak. Buatlah diri kita tersedia (available) untuk mengajar anak dan membuat mereka tahu bahwa waktu untuk dapat bersama-sama mereka itu penting dan berharga bagi kita.
  3. Luangkan waktu tiap harinya untuk mengobrol. Hal ini dapat dilakukan secara informal, contohnya saat mengendarai mobil, makan malam, sebelum tidur, atau pada pertemuan keluarga yang lebih formal. Pastikan juga untuk memeriksa kelanjutan dari setiap diskusi.
  4. Mulailah pembicaraan. Bicarakan dengan anak mengenai hal-hal dimana mereka terlibat atau hal-hal yang menarik perhatian mereka. Untuk menghindari respon singkat, tanyakan pertanyaan terbuka dan minta mereka menjelaskan lebih lanjut jawaban mereka.
  5. Untuk anak yang lebih muda, berkomunikasilah sesuai dengan level mereka. Secara fisik, rendahkan tubuh (jongkok, duduk, berlutut, dll) dan gunakan kata-kata yang lebih mudah dan sederhana.
  6. Dengarkan baik-baik. Hilangkan segala gangguan dan berikan anak kita atensi atau perhatian yang penuh- tidak terbagi-bagi. Buatlah kontak mata dan biarkan mereka tahu bahwa mereka didengar. Ijinkan mereka untuk mengekspresikan perasaan dan tidak memotong perkataan mereka.
  7. Jangan merasa gagal/ tak bisa, khususnya saat berhubungan dengan anak remaja. Meskipun anak remaja menunjukkan perilaku seperti tak peduli dan tak mau bicara, mereka tetap butuh untuk berbicara dengan kita. Cari tahu situasi dimana anak merasa nyaman dan bersedia untuk mengatakan perasaan dan pikiran mereka, contohnya dengan duduk bersampingan saat berkendara, saat membuat makan malam atau ketika melakukan tugas-tugas rumah bersama. Dengarkan dengan sabar dan siap ketika mereka juga telah siap untuk berbicara.
  8. Perhatikan dengan seksama, tidak hanya kata-kata yang mereka ucapkan, tetapi juga bahasa tubuh, perilaku, emosi, dan intensitas. Hal-hal ini akan membantu kita untuk dapat memahami anak dengan lebih baik dan menolong kita untuk mengawasi perilaku mereka.
  9. Akui dan terimalah apa yang anak bagikan pada kita. Simpati, empati, dukungan dan pengertian. Jangan menyalahkan atau mengkritik mereka dengan berlebihan. Tunjukkan penerimaan untuk setiap anak.
  10. Ekspresikan perasaan dan nilai-nilai yang kita miliki dengan cara yang tidak menghakimi.
  11. Hindari komunikasi negatif. Contohnya, menguliahi, mengomel, mengancam, atau berkata-kata kasar, berbohong, dan memberi tahu anak apa yang harus dilakukan tanpa memikirkan perasaan mereka.
  12. Pujilah anak atas usaha mereka untuk berkomunikasi. Buat mereka tahu bahwa kita menghargai apa yang mereka katakan dan keterbukaan mereka pada kita.

Konsistensi dan komunikasi yang efektif dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan anak kita. Penghargaan dan kepercayaan yang terbangun dapat memudahkan mereka untuk membagikan lebih banyak informasi dengan kita saat mereka bertumbuh. Selain itu, kemampuan yang dipelajari melalui komunikasi sehari-hari (berbicara dan mendengarkan) dapat menolong untuk membangun harga diri, kepercayaan diri serta memampukan mereka untuk lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Diterjemahkan dari: www.barringtonyouthandfamilyservices.org/uploads/LDS/karakter