Tepat Waktu

Tuhan menciptakan waktu, Dia menciptakan hari, malam, minggu, bulan dan tahun. Dia juga menjaga musim dalam tahun dan musim dalam hidup (lahir, meninggal, susah, senang, menabur, menuai). Tuhan menjadikan siang dan malam sehingga manusia memiliki waktu untuk bekerja dan waktu untuk beristirahat. Tuhan kita adalah Tuhan yang tepat waktu dan bekerja dengan durasi waktu yang tepat.

Sejak awal penciptaan, Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan waktu yang tepat. Tuhan menciptakan dengan urutan waktu yang sedemikian rupa sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik. Tuhan menciptakan hewan-hewan setelah menciptakan daratan dan lautan sehingga hewan-hewan memiliki tempat untuk tinggal. Tuhan menciptakan manusia pada hari terakhir sehingga manusia memiliki tempat untuk tinggal dan makanan untuk dimakan. Semuanya diciptakan dengan waktu yang tepat (Kej 1:1-31).

Tidak hanya masalah penciptaan, Tuhan juga mengatur waktu hidup untuk manusia dan ciptaan lainnya. Dalam Pengkhotbah 3:1-15 dikatakan bahwa segala sesuatu ada waktunya, ada waktu untuk menabur, ada waktu untuk menuai, ada waktu untuk bersuka, ada waktu untuk berduka, semuanya sudah diatur sedemikian rupa agar terjadi keseimbangan.

Tuhan menciptakan waktu sehingga manusia juga dapat mengatur hidupnya sesuai dengan waktu yang diberikan oleh Tuhan. Manusia dengan akal budi yang diberikan kepadanya, menggunakan waktu yang diciptakan Tuhan untuk mengatur berbagai macam pekerjaan dan untuk menjaga ketertiban di tengah-tengah masyarakat. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk beristirahat, ada waktu untuk bersekolah, ada waktu untuk bertemu, berpisah, dsb.

Salah satu bentuk ucapan syukur kita adalah dengan menghargai waktu yang diberikan Tuhan kepada kita dan waktu yang dimiliki oleh orang lain. Kita harus menyadari bahwa waktu yang kita miliki dan waktu yang dimiliki oleh orang lain adalah sesuatu yang berharga yang tidak boleh kita sia-siakan. Tidak seharusnya kita bertindak sesuka hati kita, tetapi mengikuti waktu-waktu yang sudah ditetapkan, baik oleh Tuhan dan oleh manusia.

Dua hal yang ada dalam tepat waktu:

  1. Hormat kepada Tuhan sang pencipta waktu
  2. Menghormati waktu yang dimiliki sesama manusia

Beberapa cara agar kita dapat menghargai waktu yaitu dengan memaksimalkan waktu untuk mengerjakan apa yang harus kita kerjakan sebelum tenggat waktu, sehingga kita tidak akan menghabiskan waktu tambahan. Waktu adalah hal yang sangat berharga. Kita diberikan batasan waktu dan setiap waktu itu diperhitungkan oleh Tuhan tentang bagaimana kita dapat menggunakannya.

Cara lain adalah dengan menghargai orang lain dan waktu yang sudah diberikan Tuhan pada mereka. Misalnya dengan tidak membuat orang lain menunggu. Ketika kita membiarkan orang lain menunggu, kita merampas waktunya dan menghalanginya untuk memenuhi kehendak Tuhan. Dengan demikian, kita telah gagal dalam menerapkan firman yang ada di Efesus 5:15-16: pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat.

Kita juga dapat menghargai waktu Tuhan dengan bertindak tepat waktu pada saat Tuhan meminta kita untuk melakukan sesuatu. Kita juga harus menjadi pribadi yang mau mendengar dan segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Bertindak tepat waktu atas perintah Tuhan diperlihatkan oleh Abraham saat diminta Tuhan untuk mepersembahkan anaknya Ishak. Pada saat Tuhan memberi perintah, Abraham segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan (Kej 22:1-13). Hal yang sebaliknya dilakukan oleh Saul ketika ia bertindak sesuka hati tanpa mengikuti waktu Tuhan. Pada saat Tuhan meminta dia untuk menunggu Samuel agar dapat mempersembahkan korban bakaran pada Tuhan, Saul tidak menunggu, bahkan ia mempersembahkan sendiri korban bakaran itu pada Tuhan. Akibat tindakannya ini Tuhan pun menjadi marah (1 Sam 13:1-22).

Definisi

Tepat waktu adalah menghargai waktu Tuhan dan manusia serta menyadari bahwa segala sesuatu ada waktunya dengan tidak bertindak sesuka hati melainkan bertindak sesuai dengan waktu yang diberikan dan ditetapkan.

Pergunakan Waktu yang Ada

Efesus 5:16-17, Pengkhotbah 3

Oleh: Wahyu Setianingrum

Allah sudah menetapkan sejak semula bahwa dunia ini harus “dibatasi” waktu. Itu sebabnya Ia terlebih dahulu menciptakan terang dan gelap. Kedua ciptaan inilah yang membuat adanya hari-hari. Setelah itu baru kemudian Ia mencipta yang lainnya.

Ada enam hari lamanya masa penciptaan itu. Pada hari yang ketujuh Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaanNya, lalu akhirnya memberkati semua yang Ia kerjakan. Allah telah menciptakan waktu, maka secara langsung Allah sudah menetapkan agar segala sesuatu harus diatur menurut waktu. Mengatur waktu dan menggunakan waktu dengan baik merupakan perintah yang tidak dapat kita elakkan. Tidak ada yang boleh menganggap bahwa mengatur segala sesuatu menurut waktu itu tidak berguna atau tidak perlu. “Karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya,” kata pengkhotbah.

Berbicara tentang waktu, dalam bahasa Yunani eksagorazo bisa berarti memborong, menebus, mempergunakan dengan baik; memerah keuntungan sebanyak-banyaknya dari. Maksud dari pengertian ini yaitu rebutlah setiap kesempatan yang baik. Hal ini juga menyatakan bahwa kita harus selalu hidup dalam kearifan (Efesus 5:15, 16).

Pada zaman yang jahat ini setiap hari adalah jahat dan merusak sehingga kita tidak dapat menggunakan waktu secara efektif. Untuk itu kita harus selalu hidup dengan bijaksana supaya kita dapat menebus waktu yang telah kita sia-siakan, merebut setiap kesempatan yang ada dan mempergunakan waktu yang ada dengan baik. Mengerti kehendak Tuhan adalah jalan terbaik untuk menebus waktu kita, Efesus 5:17, Mazmur 119:125, Pengkhotbah 8:5, 6, (dalam naskah aslinya kata “waktu” itu maksudnya waktu yang tepat).

Banyak waktu kita terbuang karena tidak mengerti kehendak Tuhan, walaupun Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini (Galatia 1:4). “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya,” menurut Pengkhotbah 3:1. Oleh karena itu manfaatkanlah waktu secara efektif selagi kita masih diberi kesempatan untuk mempergunakannya. Pada waktunya nanti, Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada kita dalam pengadilan-Nya (17), sebab manusia tidak mengetahui waktu kecelakaan yang dapat menimpanya secara tiba-tiba (9:12).

Pada tahun 2012 yang lalu kami (saya dan suami) mendoakan seorang ibu yang divonis mengalami kanker usus stadium 4. Pihak keluarga ibu tersebut meminta kami untuk mendoakannya. Si ibu menceritakan bahwa ia dulu tidak pernah pergi ke gereja, untuk berdoa pun jarang karena ia merasa selama ini sudah cukup berbuat baik pada banyak orang. Namun kurang lebih satu bulan sebelum ia mengetahui penyakit yang dideritanya, ibu ini menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi dan kemudian di baptis. Selama 2 bulan di rumah sakit banyak hal yang dia rasakan tentang pertolongan dan penyertaan Tuhan. Ada satu kalimat terlontar dari si ibu “Kenapa tidak dari dulu saya hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan, sekarang saya sakit tidak bisa pergi ke gereja atau ikut dalam pelayanan.” Sampai pada akhirnya ibu tersebut dipanggil Tuhan masih tetap dalam keadaan sakit.

Kita yang masih memiliki waktu, seringkali tak menyadari betapa waktu itu demikian terbatas dan bahwa akhir dari hidup kita tak ada seorangpun yang tahu. Berapa panjangkah perjalanan hidup yang telah kita jalani hingga sekarang? Berapa lamakah perjalanan waktu yang telah kita susuri? Dan di manakah ujung perjalanan ini akan usai? Dan saat tirai kehidupan kita diturunkan. Oleh karena itu manfaatkanlah waktu secara efektif selagi kita masih diberi kesempatan untuk mempergunakannya, sebab pada waktunya nanti, Allah akan meminta pertanggungjawaban itu pada kita. AMIN.