Siasat Cermat Dampingi Anak Belajar di Rumah

Tiga bulan sudah anak-anak belajar di rumah, berinteraksi dengan guru-guru mereka secara virtual, baik melalui video-video, video call, maupun Google Classroom. Orang tua menjadi pihak yang paling berperan dalam pembelajaran sekolah anak belakangan ini. Dengan bimbingan dan panduan orang tua, anak dapat melanjutkan proses belajar dengan berbagai materi yang tersedia di rumah.

Banyak yang mengakui bahwa menemani anak belajar di rumah menjadi tantangan tersendiri, khususnya anak usia TK dan SD yang membutuhkan pendampingan penuh. Apakah ada trik khusus dalam mendampingi anak belajar tanpa hambatan berarti?

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menyiasati kondisi “panas” saat mendampingi anak belajar.

Pahami kondisi saat ini
Untuk dapat memahami sesuatu, Anda harus menerimanya secara sadar. Saat ini, kondisi memang sedang tidak ideal untuk siapa pun: untuk Anda yang harus mendampingi anak belajar di sela-sela kesibukan bekerja dan mengurus rumah tangga, untuk anak yang tak dapat bertatap muka dengan gurunya, juga untuk para guru yang harus menyiapkan materi belajar di rumah.

Anda tak perlu meminta anak untuk menjadi ideal. Maklumilah jika anak belum memahami materi walau Anda sudah mengulangnya, pahami jika anak meminta istirahat sebentar setelah mengerjakan beberapa soal.

Ketika Anda menyadari kondisi dan kemampuan anak, Anda akan menjalani hari-hari dengan lebih santai.

Ciptakan suasana nyaman
Suasana apa yang membuat anak merasa nyaman melakukan sesuatu? Tentu saja suasana santai, “cair”, dan penuh sukacita! Bagaimana Anda dapat berharap anak mampu mengikuti instruksi dan belajar sesuatu jika dia berada di dalam suasana yang tidak menyenangkan, menegangkan, dan terus-menerus diomeli? Justru situasi ini rentan membuat anak stres dan enggan belajar lagi di kemudian hari.

Ciptakan suasana nyaman agar anak “ketagihan” belajar bersama Anda dan menunggu-nunggu momen belajar tiap harinya.

Suasana positif
Banyak orang tua yang berfokus pada progres yang besar dan tak menganggap progres kecil. Seberapa pun kecilnya, progres tetaplah sebuah kemajuan. Jangan lupa untuk terus memuji anak ketika dia berhasil menyelesaikan satu atau dua soal atau berhasil menghafal rumus. Berikan semangat dan afirmasi positif agar semangatnya terjaga terus sampai sesi belajar berakhir.

Hindari memaksa anak untuk belajar terus-menerus. Ketika suasana sudah mulai terasa negatif, Anda dapat menghentikan sesi belajar sejenak dan menggantinya dengan melakukan hal-hal menyenangkan untuk mengembalikan mood Anda dan anak. Anda bisa mengajak anak untuk belajar kembali ketika suasana sudah kembali positif.

Sesuaikan dengan jadwal di rumah
Tidak apa-apa jika anak belajar tidak sesuai jadwal sekolah. Untuk anak yang lebih kecil, orang tua harus pintar menangkap momen. Ajak anak beraktivitas saat mood-nya sedang baik dan dia sedang bersemangat untuk melakukan aktivitas sekolah. Jadi, tidak masalah jika anak memang belum mau diajak “sekolah” pada pagi hari. Anda dapat mencobanya saat siang atau sore hari.

Hindari mengajak anak belajar saat sedang lapar, mengantuk, atau saat suasana hatinya sedang tidak baik. Ini justru akan semakin membuat anak rewel, marah, dan Anda pun akan ikut-ikutan frustrasi.

Sementara itu, untuk anak yang lebih besar, tidak ada salahnya Anda memberikan keleluasaan untuk anak memilih waktu belajarnya sendiri. Tentu saja Anda tetap harus memberikan batasan waktu kepada anak agar tidak belajar hingga larut malam. Tugas Anda adalah mengawasi aktivitas belajar anak dan mengajarinya bijak dalam mengatur waktu.

Penuhi “tangki emosi” Anda
Sebagai pendamping anak, Anda pun harus memastikan suasana hati sedang baik saat menemani anak belajar. Jika mood Anda sedang tidak baik, emosi Anda akan lebih mudah terpancing. Jika sudah begini, suasana belajar pun akan tidak menyenangkan. Output yang diharapkan pun tak tercapai.

Persiapkan diri sebelum menemani anak belajar. Pilih waktu-waktu tenang agar kedua belah pihak menjalani sesi ini dengan suasana hati dan semangat yang sama.

Tetap terapkan disiplin
Walau anak belajar di rumah, bukan berarti dia bisa melakukan banyak hal sekehendaknya. Anda tetap harus memberikan batasan-batasan. Misalnya, anak tetap harus bangun pagi—untuk membiasakannya ketika nanti kembali masuk sekolah, sarapan sesuai jamnya, dan lain sebagainya. Anda bisa memberikan jadwal, misalnya memberikan rentang waktu untuk anak belajar (yang dapat dia pilih sendiri), misalnya, pukul 10–12, 14–16, 20–22, atau waktu-waktu lain untuk anak yang usianya lebih kecil.

Momen mendampingi anak belajar di rumah menjadi momen langka yang belum tentu terulang lagi ke depannya. Jadi, berikan kenangan baik untuk anak mengingat bahwa ada masanya orang tua mereka menjadi guru yang asyik selama mereka belajar di rumah. [DLN]


Pengendalian Diri: Tembok Pertahanan Diri

Dalam masa-masa pandemi, beberapa orang sudah tak sabar menghabiskan akhir pekan di restoran favorit atau ke mal bersama keluarga. Oleh karenanya, perlu karakter pengendalian diri yang dimulai dari diri sendiri, untuk kemudian menjadi teladan bagi anak-anak. Video singkat ini ingin mengajak kita belajar bersama soal pengendalian diri.

#pengendaliandiri#buahroh#sekolahathalia#komunitassekolahathalia

#sekolahkarakter#sekolahkristen#rightfromthestart#benarsejakawal

#characterbasedlearningcommunity

Bersihkan Hati dengan Mengampuni

Konflik yang terjadi di rumah memang tidak dapat dihindari. Suami dengan istri, kakak dengan adik. Lalu, ketika konflik itu memburuk, ada pihak-pihak yang sakit hati dan akhirnya konflik menjadi berkepanjangan. Di dalam hati, kita menyimpan dendam. Rasanya sulit sekali mengampuni kesalahan orang yang sudah menyakiti hati kita. Padahal, kita diajarkan oleh Tuhan untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa melepaskan “ganjalan” yang ada di dalam hati dan mengampuni orang yang telah menyakiti kita? Dalam video ini, Ibu Charlotte Priatna kembali mengajak kita merenung dan mengambil sikap dalam proses “mengobati” hati kita agar terbebas dari dendam dan mampu mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

#videokarakter#videoparenting#belajarparenting#parenting

#belajarkarakter#mengampuni#sekolahathalia#rightfromthestart

#characterbasedlearningcommunity#charlottepriatna#tipsparenting

#dirumahaja#stayathome#family#keluarga

Board Game – Sederhana dan Mengesankan

Mengajak anak bermain board game dapat sekaligus mengajarkannya berbagai hal, lho! Dalam video berikut, Ibu Marlene, salah satu orang tua siswa Athalia, berbagi tentang keuntungan bermain board game. Apakah Anda tertarik untuk juga mengajak anak bermain board game di rumah?

#aktivitasdirumah#bermain#boardgame#qualitytime#familytime

#manfaatboardgame#dirumahaja#homelearning#aktivitasseru

#permainananak#keluarga#sekolahathalia#rightfromthestart

#characterbasedlearningcommunity

Menjadi Teladan dalam Ketaatan

Dalam kondisi seperti ini, sudahkah Anda, sebagai orang tua, menjadi teladan bagi anak dalam hal ketaatan? Taat akan instruksi pemerintah, dan yang paling penting, taat kepada Tuhan? Dalam video kali ini, Bu Charlotte mengajak kita untuk merenungi seberapa taatnya kita? Apakah kita sudah memberikan contoh yang baik bagi anak-anak? Tuhan memberkati.

#sekolahathalia#sekolahkarakter#belajarkarakter#benarsejakawal

#characterbasedlearbingcommunity#komunitassekolahathalia#parenting

#belajarparenting#tipsparenting#charlottepriatna#praktisipendidikan

KELUARGA BAHAGIA

Rekomendasi buku

Judul: Keluarga Bahagia
Penulis: Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit: Momentum
Tebal: 125 halaman
Cetakan: Ke-8, Mei 2006

Buku yang ditulis pada 1991 ini didasari pada fakta bahwa keretakan keluarga yang mengakibatkan perceraian terus-menerus bertambah, sementara kebahagiaan tidak kunjung datang. Bahkan, banyak keluarga yang mengalami kondisi “seperti di neraka”. Dengan adanya tekanan masyarakat, agama, dan norma budaya, banyak orang berusaha mempertahankan keharmonisan secara lahiriah, hanya dari “kulit luarnya”. Oleh karena itu, penulis memiliki kerinduan agar buku ini boleh membawa kembali kebahagiaan sejati bagi mereka yang telah berkeluarga maupun yang akan berkeluarga sehingga kemuliaan bisa kembali kepada Allah.

Buku ini terbagi dalam tujuh bab yang membahas tentang prinsip keluarga Kristen, alasan pernikahan Kristen, urutan penting dalam keluarga, menghormati perkawinan, harmoni perbedaan laki-laki dan perempuan, ordo suami-istri Kristen, serta kendala dan kunci kebahagiaan.

Buku ini diawali dengan penjelasan bahwa di dalam kehendak Allah yang kekal, Dia mau membentuk keluarga, di mana komunitas yang kecil ini merefleksikan—dan menjadi wakil dari—komunitas yang ada di dalam Pribadi Allah Tritunggal. Oleh karena itu, keluarga mencerminkan bagaimana kita harus berkasih-kasihan sebagaimana Allah berkasih-kasihan antara Pribadi yang satu dan yang lain. Di dalam Allah Tritunggal, kita melihat contoh dan teladan tentang cara berkomunitas, berkomunikasi, dan saling memperhatikan satu dengan yang lain (halaman 5). Hal inilah yang harusnya menjadi alasan pernikahan Kristen, yaitu salah satu rencana Allah dalam menciptakan manusia.

Selanjutnya, penulis juga mengingatkan satu hal yang sangat penting berkenaan dengan kehidupan keluarga Kristen, yaitu adanya rantai atau urutan otoritas universal (the chain of authority of the universe). Hal ini merupakan dasar keharmonisan hidup: Allah adalah kepala Kristus, Kristus adalah kepala laki-laki, laki-laki adalah kepala perempuan, serta ayah dan ibu adalah kepala anak-anak. Ini sungguh perlu dimengerti dan dipatuhi sehingga tidak timbul kekacauan. Kekacauan seluruh umat manusia timbul karena manusia merusak urutan ini.

Begitu banyak prinsip dalam membangun keluarga yang dapat dipelajari dalam buku ini. Prinsip-prinsip dalam buku ini tentu saja tidak hanya ditujukan kepada pasangan yang baru menikah, tetapi juga pasangan yang sudah lama menikah. Tidak perlu merasa terlambat karena kita masih bisa mengoreksi hari depan. Buku ini bersifat aplikatif sehingga kita lebih mudah mengerti dan menerapkan prinsip firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Di waktu seperti sekarang saat kita memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga, jangan lewatkan momen ini. Untuk memperlengkapi Anda dalam menangkap momen bersama keluarga, buku ini sekiranya dapat menolong Anda memikirkan arti dari membentuk keluarga dan pentingnya sistem keluarga di tengah berbagai arus pandangan yang muncul di zaman modern. Mari memandang keluarga dari sudut pandang kehendak Tuhan dalam membina hidup manusia. [MRT]

Memupuk Kemurahan Hati

Menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini, penting bagi kita untuk memiliki karakter kemurahan hati. Kemurahan hati membuat kita tergerak untuk menolong sesama, peduli dengan kesulitan orang lain. Sebagai orang tua, kita juga perlu mengajarkan karakter kemurahan hati kepada anak. Dalam video ini, Ibu Charlotte mengajak kita semua untuk bermurah hati kepada sesama dan menjadi teladan bagi anak agar kemurahan hatinya terasah dan menjadi karakter yang menetap di dalam dirinya.

#sekolahkarakter#pendidikankarakter#sekolahkristen#sekolahathalia

#tipsparenting#videoparenting#belajarparenting

#characterbasedlearningcommunity#komunitasathalia#murahhati

#pedulisesama

Webinar Parenting TK – SD Athalia: “Stay @Home Feel @Home”

Dalam webinar ini, Ibu Charlotte mengajak kita semua untuk merenungkan masa-masa ini yang begitu krusial bagi para orang tua dalam menciptakan rumah yang nyaman bagi anak-anak. Orang tua tidak hanya menyediakan “house”, tetapi menciptakan “home” yang dapat merekatkan seluruh anggota keluarga dan bersatu di dalam kesukacitaan.

#sekolahathalia#webinarparenting#belajarparenting#belajarkarakter

#stayathome#homesweethome#keluarga

Menabur Sukacita

Sukacita tidak ditentukan oleh kondisi. Dalam situasi baik atau bergumul, hendaklah kita tetap bersukacita di dalam Tuhan! Dalam video kali ini, Bu Charlotte memberikan inspirasi agar tumbuh sukacita di dalam keluarga. Sukacita yang terpancar akan “menular” dan terciptalah damai sejahtera! Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4)

#sekolahathalia#komunitassekolahathalia#sekolahkarakter

#sekolahkristen#rightfromthestart#benarsejakawal

#characterbasedlearningcommunity#videoparenting#tipsparenting

#parenting#dirumahaja#homelearning#familyfirst#familytime

Music: www.bensound.comLEBIH SEDIKIT

#WFH Tanpa Stres

Pandemi yang sedang melanda dunia saat ini membuat miliaran orang di hampir seluruh dunia terpaksa berdiam di rumah. Mereka “memboyong” pekerjaan ke rumah dan harus berjibaku membagi waktu antara bekerja, mengurus rumah, dan mengasuh anak. Kondisi ini mungkin tak pernah menjadi bayangan banyak orang sebelumnya karena selama bertahun-tahun, batasan yang jelas antara pekerjaan dan rumah selalu ada. Ketika batasan tersebut sekarang “hancur”, dampak apa yang muncul?

Berkumpulnya keluarga di rumah pada waktu yang bersamaan menjadi momen langka, yang dulu hanya bisa terjadi saat akhir pekan atau tanggal merah, momen ini keluarga bisa memiliki

lebih banyak waktu berkualitas bersama. Namun,
berkumpulnya keluarga ini, jika dibarengi dengan pekerjaan kantor, dapat memunculkan banyak masalah. Khususnya, bagi orang tua yang memiliki
anak kecil. Saat orang tua sedang fokus bekerja, anak sudah meminta ditemani bermain. Ketika orang tua sedang conference meeting, anak meminta bimbingan mengerjakan pelajaran sekolah.

Bekerja dari rumah memang membutuhkan strategi yang jitu. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan Anda tetap mempunyai waktu berkualitas bersama keluarga.

Buat jadwal
Saatnya membuat jadwal! Mungkin selama ini Anda hanya membuat jadwal untuk anak Anda. Jadwal bangun tidur, sarapan, mandi, bermain, belajar, dan lain sebagainya. Sekarang, saatnya membuat jadwal untuk semua anggota keluarga! Dengan adanya jadwal ini, hari-hari Anda akan lebih teratur dan Anda bisa membagi waktu untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan. Ingat, usahakan untuk disiplin mematuhi jadwal agar hari Anda tidak kacau!

Tentukan skala prioritas
Pekerjaan mana yang harus segera dikerjakan dan mana yang masih bisa ditunda untuk dikerjakan besok? Biasakan untuk membuat rencana kerja harian agar Anda bisa menentukan skala prioritas. Kerjakanlah pekerjaan yang memang harus diselesaikan sesegera mungkin dan tunda yang bisa dikerjakan lain waktu. Hal ini dapat menghindarkan Anda dari burnt out karena berusaha menyelesaikan semua pekerjaan, sedangkan waktu yang ada terbatas.

Bagi tugas
Jika Anda dan pasangan sama-sama harus bekerja di rumah, buatlah kesepakatan. Aturlah jadwal dengan pasangan mengenai waktu bekerja masing-masing. Jika Anda dan pasangan memiliki anak kecil di rumah dan tidak ada orang lain yang bisa menjaganya, tentu harus ada “pergantian shift jaga”. Sepakati bahwa Anda membutuhkan waktu di pagi hari sekian jam untuk menyelesaikan pekerjaan. Begitu juga ketika pasangan meminta waktu untuk bekerja, akomodasi kebutuhan tersebut dan berikan waktu Anda sepenuhnya untuk menjaga anak dan mengurus rumah.

Pintar mengatur waktu
Anda bisa sukses melakukan pekerjaan di rumah jika Anda mengetahui golden times pribadi Anda. Ada orang yang lebih nyaman bekerja di pagi hari setelah bangun tidur. Namun, ada juga yang lebih suka bekerja di malam hari saat semua orang sudah tidur. Kenali gaya bekerja dan temukan golden times Anda sendiri.

Misalnya, jika Anda merasa lebih nyaman bekerja di pagi hari, berarti Anda harus bangun lebih pagi dari semua orang di rumah, mulai bekerja sampai waktu yang Anda tentukan sendiri, kemudian melanjutkan aktivitas lainnya.

Sediakan waktu istirahat
Salah satu permasalahan orang-orang yang bekerja di rumah, adalah overwork. Tak adanya batasan jam pulang membuat orang meneruskan pekerjaannya hingga malam hari. Padahal, hari-hari Anda tak melulu tentang bekerja. Jangan lupa menyediakan waktu untuk me time, alone with God, atau istirahat. Berikan tubuh reward dengan mengajaknya istirahat, menonton film favorit, membaca buku yang belum sempat dituntaskan, atau sekadar melakukan hobi. Jangan lupa bahwa hati yang bahagia akan menghasilkan tubuh yang sehat.

Sempatkan diri untuk bersaat teduh, berkomunikasi intim dengan Tuhan. Serahkan hari Anda kepada Tuhan dan mintalah penyertaan-Nya agar Anda bisa melewati hari demi hari.

Selamat bekerja dari rumah dengan bijak! [DLN]