Perjalanan Remaja Mencari Identitas Diri

Anita Latifia-Konselor SMP

Setiap individu akan mengalami berbagai fase perkembangan dalam hidupnya. Fase remaja merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam proses pencarian identitas diri. Meskipun hal ini merupakan proses seumur hidup yang sudah dimulai sejak masa kanak-kanak. Namun, masa remaja adalah masa yang sangat signifikan. Menurut Santrock, hal yang penting dari perkembangan identitas pada masa remaja, terutama remaja akhir, adalah bahwa untuk pertama kalinya, perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional sang remaja berkembang ke titik di mana ia dapat memilah, memadukan identitas, dan mengenali masa kanak-kanaknya, untuk membangun jalan yang sepantasnya menuju kedewasaan (Santrock, 2010).

Menurut Santrock, identitas merupakan potret diri seseorang yang terdiri dari banyak bagian, diantaranya keyakinan spiritual; karier yang ditempuh; kepribadian; citra tubuh (body image); minat; suku bangsa/etnis dan lainnya. Dalam proses pembentukan identitas ini, remaja akan melakukan eksplorasi untuk menemukan pilihan mana yang paling sesuai dan nyaman buat dirinya, serta komitmen terhadap pilihannya. Santrock mengatakan bahwa Marcia mengelompokkan identitas individu ke dalam empat status berdasarkan ada tidaknya proses eksplorasi (krisis) serta komitmen yang diambil. Keempat status identitas tersebut adalah:


Identity Diffusion
Status pada individu yang belum melakukan eksplorasi dan belum mengambil komitmen atas pilihannya. Kemungkinan individu pada status ini belum tertarik akan pencarian identitas tersebut.


Identity Foreclosure
Status pada individu yang belum melakukan eksplorasi, tetapi sudah berkomitmen terhadap pilihannya. Hal ini sering kali terjadi oleh karena pilihan orang tua atau figur lain ditambah individu malas untuk melakukan eksplorasi terhadap alternatif-alternatif pilihan lainnya.


Identity Moratorium
Status pada individu yang tengah melakukan eksplorasi, tetapi belum juga berkomitmen terhadap pilihannya. Hal ini membuat individu tersebut kurang teguh pada pilihannya dan mudah goyah jika terdapat alternatif lain yang baru dieksplor.


Identity Achievement
Status pada individu yang telah melakukan eksplorasi dan membuat komitmen terhadap pilihannya.

Perjalanan pencarian jati diri ini bukan hal yang mudah untuk dilalui oleh setiap remaja. Pendampingan dan dukungan yang tepat dari orang tua merupakan hal yang sangat dibutuhkan para remaja dalam menjalani proses ini. Berikut ini merupakan beberapa usulan yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam menemani perjalanan anak-anak remaja mereka:

  • Menyadari bahwa ini merupakan perjalanan sang anak bersama dengan Tuhan dalam menemukan identitas seperti yang Dia inginkan.
  • Memberikan dukungan moral dan spiritual berdasarkan prinsip-prinsip iman Kristen yang baik, serta menciptakan lingkungan yang aman bagi remaja untuk berani melakukan eksplorasi diri.
  • Membantu dalam mengevaluasi hasil eksplorasi yang telah dilakukan anaknya dengan memberikan pertimbangan yang sesuai dengan pengenalan orang tua terhadap sang anak.

Melalui artikel singkat ini, kiranya orang tua bisa lebih memahami proses pencarian identitas pada remaja serta serius dalam mendampingi mereka dalam perjalanan ini.

Referensi:
Santrock, John W. (2010). Life-span Development (thirteenth edition). The McGraw-Hill Companies.
“Siapakah Aku?” Krisis Identitas yang Biasa Dialami Remaja. Yogyakarta: Center for Life-span Development, 2024. Diambil dari: https://clsd.psikologi.ugm.ac.id/2024/05/04/siapakah-aku-krisis-identitas-yang-biasa-dialami-remaja/

Ku Tahu itu Engkau

Griceline Ruth-Alumni Angkatan III SMA Athalia

Hai, salam kenal. Nama saya Griceline Ruth. Saya adalah alumni SMA Athalia angkatan III. Saat ini saya bekerja sebagai pramugari di Singapore Airlines. Sebenarnya, saya tidak pernah menyangka kalau suatu hari saya akan bekerja sebagai seorang pramugari. Semua berasal dari rasa penasaran saya tentang bagaimana rasanya tinggal di luar negeri, dan belajar hidup mandiri serta terekspos dengan budaya di luar Indonesia. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang pramugari. Kesiapan mental, kemampuan bahasa, penampilan fisik, dan sebagainya. Terkadang tantangan terberat justru datang dari diri saya sendiri. Misalnya, saat saya akan menjalani proses wawancara. Berbagai pertanyaan “bagaimana jika” terlintas begitu saja di pikiran saya.
“Bagaimana jika gagal di tahap terakhir, bahkan di tahap awal?”
“Bagaimana jika saya tiba-tiba gugup dan tidak bisa menjawab?”

Puji Tuhan, dengan persiapan yang baik serta kerendahan hati untuk meminta pertolongan-Nya dalam setiap langkah, saya bisa melewati tahap tersebut.

Bila saya ingat kembali, pendidikan karakter yang saya dapatkan ketika bersekolah di Athalia ternyata menolong saya melewati setiap tahap perjalanan karir saya sebagai pramugari. Saat di sekolah, saya dan teman-teman yang lain selalu diingatkan untuk berdoa sebelum melakukan segala sesuatu. Sebelum kelas dimulai, sesudah kelas berakhir, juga dalam kegiatan chapel yang diadakan setiap minggu. Ada satu kejadian yang sampai sekarang masih saya ingat ketika saya menjalani proses training. Saat itu saya sedang menjalani tes final flight stewardess, mulai dari safety sampai service procedure. Rangkaian tes ini akan menentukan apakah seseorang sudah layak atau belum untuk bertugas. Jujur, saya sangat tegang dan sulit untuk berkonsentrasi. Sebelum tes dimulai saya berdoa di toilet agar diberikan kekuatan dan ketenangan dalam menjalani tes ini. Namun, entah mengapa tiba-tiba saya merasa ada dorongan dari dalam diri yang menginginkan agar saya juga bisa menjadi berkat bagi teman-teman yang sedang menjalani tes tersebut.

Saat tes dimulai, teman saya mendapat giliran pertama. Saya berperan sebagai penumpang yang dilayani, dan dia berperan sebagai pramugari. Saat sesi “serving the meal” karena tegang, dia melupakan nama menu yang sedang diuji, dan saya dilarang untuk memberitahukannya. Saya pun tersenyum padanya sambil berharap senyuman tersebut bisa membantu dia untuk lebih rileks. Tiba-tiba dia menjadi tenang dan bisa menyelesaikan ujiannya dengan lancar. Kurang dari lima menit sebelum saya diuji, teman saya datang dan berkata bahwa dia sangat bersyukur karena entah mengapa, senyum yang saya berikan membuat dia bisa rileks sehingga dapat menyelesaikan ujiannya dengan baik. Kata-kata tersebut adalah booster yang saya perlukan, di saat yang tepat. Semua ketegangan yang saya rasakan hilang 100%. Proses ujian berjalan lancar, bahkan hasilnya sungguh di luar ekspektasi saya. Tuhan menjawab doa saya, dan memberi kekuatan tepat pada waktunya in a very surprising way. I know it was Him. Kejadian yang saya alami ini menunjukkan bahwa ketika kita mengakui Dia dalam segala jalan, Dia akan membantu meluruskan dan memberi kita petunjuk jalan mana yang perlu dipilih.

Trust God from the bottom of your heart; don’t try to figure out everything on your own. Listen for God’s voice in everything you do, everywhere you go; He’s the one who will keep you on track (Proverbs 3:5-6).

Terima kasih Tuhan Yesus.

Journey of Character

Bella Kumalasari-Plt. Kasie. Karakter

Perjalanan 30 tahun Athalia diwarnai dengan berbagai musim. Begitu pun ketika kita berbicara mengenai karakter. Pendidikan karakter bak sebuah perjalanan panjang. Ada berbagai hal yang dilewati, jatuh-bangun yang dihadapi, sehingga semuanya merupakan proses yang perlu dijalani. Dunia yang penuh dengan ketergesa-gesaan dan serba instan membuat kita tidak sabar akan proses yang panjang dan tidak mudah. Maka dari itu, kita sebagai pendidik dan orang tua perlu terus mengingatkan diri sendiri akan hal ini ketika mendampingi anak-anak kita, sehingga terus memberikan ruang untuk bertumbuh.

Sekolah Athalia percaya bahwa setiap murid berproses dalam perjalanan panjang karakternya. Meski mungkin tahun lalu tampak ada kemajuan tapi tahun ini tidak, terkadang tampak jelas terkadang samar, Sekolah Athalia percaya bahwa setiap murid tetap berproses dalam perjalanannya masing-masing. Oleh sebab itu, di setiap akhir tahun ajaran Sekolah Athalia mengadakan “Perayaan Karakter” sebagai momen untuk mengapresiasi pertumbuhan sekecil apa pun. Di dalam perayaan karakter, murid-murid diajak untuk mengingat kembali proses pembelajaran karakter yang telah mereka alami selama satu tahun terakhir. Mereka merefleksikan dan mengevaluasi dirinya dalam proyek-proyek yang sudah dilakukan, serta diajak untuk melihat karya dan penyertaan Tuhan dalam diri mereka dan teman-teman. Guru memberikan apresiasi bagi setiap murid dan memberikan dukungan untuk terus berproses di level berikutnya. Selain guru, orang tua dan sesama murid pun diajak untuk memberikan apresiasi bagi anak-anak dan teman-temannya.

Guru TK mendoakan satu per satu muridnya dengan rasa haru akan pertumbuhan yang Tuhan berikan dalam diri setiap murid secara unik. Guru dan orang tua siswa SD memberikan apresiasi secara personal kepada setiap anak. Anak-anak terharu membaca surat yang ditulis oleh orang tuanya. Murid-murid SMP juga merasa senang karena dapat bersama teman-teman saling mengenal dan memperhatikan selama satu tahun terakhir. Beberapa murid SMA menangis terharu ketika membaca kartu apresiasi dari teman sekelasnya karena tidak menyangka bahwa teman-temannya memperhatikan dirinya sedemikian rupa. Mereka merasa senang diapresiasi atas usaha yang mereka lakukan sekaligus diterima dalam kelemahan mereka.

Mari kita terus dukung pertumbuhan karakter anak-anak kita untuk makin serupa Kristus. Tahun ajaran yang baru, lembaran yang baru, dengan Tuhan yang sama, dengan kesetiaan dalam perjalanan yang sama. Meskipun mungkin kita merasa lelah karena merasa “Kok begitu lagi, begitu lagi, dibilangin berkali-kali seperti tidak ada bedanya”, kita percaya ketika anak berproses bersama Tuhan, mereka berproses makin dalam dan makin dalam. Meski terkadang tampak sama, ada hal yang Tuhan sedang kerjakan di dalam diri mereka. Mari terus ingat, yang terpenting bukan kecepatannya, tetapi arah yang benar menuju keserupaan dengan Kristus.

TUHAN BERJALAN BERSAMA KITA

Lili Irene-Plt. Kabag. PK3

…Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau atau melalui sungai-sungai engkau tidak akan dihanyutkan, apabila engkau berjalan melalui api engkau tidak akan dihanguskan dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan, Allahmu…”
(Yesaya 43:1-3)

Puji syukur kepada Tuhan yang telah menyertai perjalanan kita di tahun ajaran lalu dan terus mengimani bahwa Tuhan yang sama juga akan bersama kita di tahun ajaran 2024/2025 ini. Tuhan yang memimpin secara khusus perjalanan yayasan Athalia Kilang menuju 30 tahun ini adalah berkat yang luar biasa. Komunitas Athalia tidak akan berjalan sendirian karena ada Tuhan yang luar biasa yang akan menuntun perjalanan kita.

Mengawali tahun ajaran ini dengan firman Tuhan dalam Yesaya 43:1-3 yang memberi penguatan kepada kita untuk tidak takut. Perasaan takut pasti pernah menghampiri setiap orang. Ketakutan akan masa depan anak-anak kita, sakit-penyakit, kehilangan orang terkasih, masalah keuangan, kesepian, relasi, ketidakmampuan dalam bekerja dan masih banyak ketakutan lainnya baik secara pribadi maupun lembaga. Mari ambil waktu sejenak merenungkan bagian ini ketika Tuhan mengatakan, ”Jangan takut.”

Pertama, Tuhan mengenal kita secara pribadi, bahkan ia tahu nama kita masing-masing. Betapa sukacitanya ketika mendengar Tuhan berkata,”Lili… (bisa menyebut nama kita sendiri) jangan takut karena Aku berjalan bersamamu. Engkau kepunyaan-Ku…”. Ini perasaan yang tentunya sangat mengharukan. Tuhan mengatakan bahwa kita kepunyaan-Nya dan menenangkan bahwa kita tidak sendiri. Namun, ada Tuhan di samping kita yang berjalan setiap saat.

Kedua, Tuhan dengan jelas menyebutkan bahwa Ia akan menyertai kita. Ketika kita harus menyeberang air atau melalui sungai kita tidak akan hanyut, bahkan ketika harus melewati api sekalipun kita tidak akan hangus. Ini artinya dalam kondisi tersulit dan kritis sekalipun Tuhan ada di samping kita menemani dan berjalan bersama untuk melewati semua itu. Ketika harus kehilangan anak dalam kandungan dengan jelas saya merasakan kehadiran Tuhan, bahkan memeluk saya ketika dalam ruang operasi. Perasaan sedih berganti dengan kekuatan luar biasa karena Tuhan tidak meninggalkan saya sendirian. Ia menemani, menghibur, dan mendampingi saya melewati masa kelam dan sedih ini. Tuhan hadir secara pribadi bagi setiap kita.

Ketiga, Tuhan adalah Allah kita. Perjalanan yang kita lalui di dunia ini tidak kita jalani sendirian karena Tuhan adalah Allah kita yang luar biasa. Pertanyaannya adalah, apakah kita menjalani ziarah iman kita di dunia ini dengan berserah dan bergantung penuh kepada Tuhan Allah kita atau apakah perjalanan ini masih kita lalui sendirian saja. Henri Nouwen, dalam bukunya Mere Spirituality berkata “Attentivenes helps us look fully at God. To invite God in more completely. It leads us into the depths of God’s healing mercies”. Perlunya mengarahkan perhatian kita dengan memandang kepada Tuhan Allah. Serta mengundang Tuhan masuk secara penuh dalam hidup kita. Mengundang Ia berjalan bersama dan menikmati kemurahan Tuhan Allah kita. Inilah iman kita.

Sebagai komitmen, yang bisa kita lakukan untuk komunitas ini adalah saling mendoakan secara pribadi, mendampingi yang membutuhkan, dan menguatkan mereka dalam setiap pergumulan yang dihadapi untuk tidak takut karena ada Tuhan Allah. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk melewati setiap musim kehidupan. Tetap semangat dan jangan lupa bahagia.