Tepatkah Natal Diperingati setiap Tanggal 25 Desember?

Sejak tahun 300-an Masehi, agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi. Peringatan hari Natal tercatat pertama kali adalah pada tahun 336 sesudah Masehi berdasarkan kalender Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember tersebut hingga saat ini masih menjadi pertanyaan apakah benar Yesus lahir di tanggal tersebut. Berdasarkan sejarahnya, perayaan Natal dipengaruhi oleh perayaan orang-orang yang justru non kristen pada saat itu, yaitu perayaan untuk memperingati kelahiran Matahari. Dalam perayaan tersebut, masyarakat menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama dan tukar-menukar hadiah yang secara perlahan kebiasaan-kebiasaan tersebut mulai menjadi bagian juga dari perayaan Natal.

Pada tahun 1100 Natal akhirnya menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa. Di banyak negara-negara di Eropa, dalam setiap perayaan Natalnya, menggunakan Santo Nicholas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Dalam perkembangannya di negara Amerika, semangat saling memberi ini diwakilkan dengan tokoh rekaan bernama Santa Claus yang didandani dengan baju merah dan janggut putih yang ide dasarnya adalah dari perayaan Natal di Eropa dengan Santo Nicholasnya tersebut.
Ditetapkannya perayaan Natal tepat pada tanggal 25 Desember semata-mata hanya untuk mengenang bahwa Yesus benar-benar pernah datang ke dunia. Tapi, mengenai tepatnya kapan tanggal Yesus lahir, tidak diketahui dengan pasti. Namun yang terpenting adalah telah banyak saksi yang menyatakan bahwa manusia Yesus ini benar-benar pernah hidup di dunia ini, dan para pengikutnya memerlukan momen untuk dapat mengenang kehadiran-Nya tersebut di dunia.
Ibarat anak-anak dan cucu dari seorang nenek yang sangat menyayangi neneknya itu. Mereka ingin sekali dapat merayakan hari ulang tahun sang nenek tersayang mereka tersebut tapi tidak ada yang tahu atau ingat dengan pasti kapan tepatnya nenek mereka itu lahir. Bahkan sang nenek sendiri pun tidak tahu kapan tepatnya tanggal ia dilahirkan. Jadi mereka menentukan sendiri tanggal kelahiran untuk sang nenek semata-mata hanya untuk mengenang dan merayakan keberadaan sang nenek di tengah-tengah kehidupan mereka.
Penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari Perayaan Natal semata-mata untuk mengungkapkan perasaan syukur karena Kristus telah lahir ke dunia ini membawa berkat keselamatan bagi umat pilihannya.

(Ind, dari berbagai sumber)

Sekolah Athalia

Hari Buruh Dunia

Biasanya Hari Buruh dirayakan pada tanggal 1 Mei, yang dikenal dengan sebutan May Day. Pada hari Buruh ini, dijadikan hari libur di beberapa Negara, yang dirayakan pada setiap tahunnya, yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh.

Sejarahnya…
May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

Pemogokan kerja pertama di kelas pekerja Amerika Serikat yang terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.

Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, yaitu Peter Mc Guire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. Lalu Mc Guire dengan melanjutkan berbicara kepada para pekerja dan para pengangguran. Mc Guire berbicara tentang, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. Mc Guire menjadi terkenal dengan sebutan “pengganggu ketenangan masyarakat”.

Pada tahun 1881, Mc Guire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan Mc Guire sebagai Sekretaris Umum dari “United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America”. Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara. Mc Guire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.

Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan Mc Guire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya.

Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.

Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres merubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.

1 Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions. Selain itu, memberikan momen tuntutan 8 jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut 8 jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

Begitulah, sejarah dari Hari Buruh yang biasanya kita peringati pada tanggal 1 Mei setiap tahunnya..

Setelah membaca artikel ini, semoga menjadi pengetahuan bagi yang membaca…

Jalan Sehat

Wah.. telat nih bangunnya. Sudah jam 05.20, padahal mulainya jam 06.00.
Nah sudah beres semuanya… Berangkat deh ke sekolah.

Sampai di sekolah, kita registrasi ulang dulu… Wah, gara – gara kesiangan kita dapet no. 47 ( urutan 2 dari belakang ).

Kemudian kita disuruh menunggu sampai nomor kita dipanggil. Nunggunya itu lama. Soalnya keluarga – keluarga ( yang di depan kita ) itu pada mejeng dulu di depan kamera.

Saat nomor kita dipanggil, kita langsung ke gerbang. Terus ada Pak Ganda yang nge video – in kita dari kaki sampai kepala. Wkwkwk..

Oke deh.. Langsung saja berangkat. Kita tuh sudah semangat banget saat pertama kali jalan. Tapi, di tengah – tengah perjalanan udah mulai loyo nih ( karena belum makan.. >.< ). Sempat – sempatnya mami nawarin kita soto.
Hehehe..

Kita jalan terus sampai ke pos 2. Di sana, kita diberi kertas yang isinya pertanyaan tentang: – Berapa liter air yang kita butuhkan dalam 1 hari
– Fungsi dari jalan pagi
– Arti dari mensano incomperosano
Terus, kita disuruh buat yel – yel tentang kelompok kita.

Ternyata perjalannya masih jauh untuk ke pos 3. Saat sampai di pos 3, kita harus mengembalikan kertas yang sudah diisi jawaban dari pertanyaan tadi.

Lalu kita harus kembali ke Sekolah Athalia lagi ( pos 4 ). Sampai di sana, kita udah 4L ( Letih, Lemah, Lesu, Lunglai ). Wkwkwk…

Eh.. tiba disana langsung ngepraktekin yel – yel kita. Kemudian, kita senam pagi bersama, serta melakukan tari poco – poco yang sudah dimodif oleh guru Athalia.

Waktu pengumuman lomba, kelompok kita menang dalam hal senam.

A Second Chance

Waktu pertama kali masuk gedung SMP, rasanya bangga banget. Dan, aku sempet kayak kampungan gitu saat liat bangunan, fasilitas, dan segala macem yang ada di SMP yang begitu kerennya.
Setelah itu, aku jadi sering pamer ke adikku sehingga dia kadang jadi kesal gara-gara ceritaku tentang SMP Athalia. Dengan bangganya, aku ngangkat kepala dan bilang, ”Di SMP pasti seru banget, dan aku yakin, hari-hariku di SMP akan jauh lebih baik dibanding waktu di SD!”
Sampai akhirnya, hari pertamaku di SMP tiba.
Hari pertamaku di SMP dimulai dengan MOS – kependekan dari Masa Orientasi Siswa. Baru aja permulaan, kami dikerjain sama kakak-kakak kelas kami. Kami disuruh minta tanda tangan kakak-kakak kelas. Nggak hanya itu, bagi para cewek mesti juga diperintahkan untuk menguncir rambut jadi empat kunciran.
Meskipun dikerjain, aku seneng banget. Aku makin jatuh cinta sama SMP Athalia. Rasanya nggak pengen pulang!
Hari-hari MOS selanjutnya tentu nggak kalah serunya dibanding hari pertama. Terutama di hari keempat. Di hari itu, kami bisa kenal temen-temen sekelas lebih deket lagi. Di kelasku, anak-anak barunya cuma tiga orang.Ketiganya cowok. Nama mereka adalah Jordan, Budi dan Ferdi. Selebihnya, aku sudah tahu mereka sejak SD meskipun nggak kenal deket. Intinya, aku merasa temen sekelasku asyik-asyik. Dengan watak yang berbeda-beda, mereka mewarnai kelasku dan menambah semangatku untuk jalani hari-hari di SMP. Lagi-lagi, aku nggak bisa nggak bilang, “Di SMP bakalan sempurna!”
Aku pun menyelesaikan MOS dan mulai dapetin temen-temen baru.
Becca, cewek serba rapi dan bersih tapi gaul. Sarah yang keren dan jago bahasa Inggris, namun rendah hati. Lalu Feli yang cinta mati sama Korea. Feli juga jago kerajinan tangan dan termasuk yang paling muda di kelas. Terakhir, Lila. Cewek yang gayanya serba ling-lung dan cengo.
Bagiku mereka adalah temen terdekatku yang bisa nerima aku apa adanya. Kami kompak banget. Contohnya seperti saat ini, saat kami baru aja bubaran sekolah.
“Cuy, besok sama-sama pake vest yuk! Biar kompak!” usul Feli, kreatif.
“Boleh! Sekalian aja kuncirannya kembaran. Karetnya warna biru, ya” tambahku penuh semangat.
“OKE!” jawab Lila, Becca, dan Sarah, serempak. Kami benar-benar kompak kan?
Tapi, tiba-tiba aja kegembiraan kami lenyap. Bisik-bisik yang berasal dari ujung ruangan yang jadi penyebabnya. Serentak kami mencari sumber bisikan.
Ternyata, Jordan, Budi dan beberapa cowok anggota gank mereka. Mereka ngeliatin kami sambil nunjuk-nunjuk dengan jari. Sangat nggak sopan.
Aku yang cepet naek darah langsung nyerocos, “Kenapa sih mereka?!”
“Sabar dulu, Jes. Bisa aja mereka bukan ngomongin kita” Lila mencoba nenangin aku.
“Sabar gimana?! Menurut lo, emang mreka ngomongin siapa?! Tembok?! Jelas-jelas mreka nunjuk-nunjuk kita!” kataku ketus.
“Udah, ngapain sih cari-cari masalah?”tambah Sarah.
“Mending kita lanjutin latian soal yang tadi” Becca ikut nimbrung.
Emosiku surut. Aku nggak bisa ngebantah nasihat mereka. Tapi, cowok-cowok itu tampaknya serius mencari masalah.
Sewaktu kami berjalan di lorong sekolah, mereka ngeluarin komentar-komentar yang bikin aku panas lagi.
“ Ngapain sih pake acara kembaran segala? Kayak mau ngapain aja..” kata Jordan sinis.
Pengen rasanya aku datengin mereka tapi tanganku langsung dipegang oleh Feli. Dia sepertinya tahu persis isi hatiku.
“Tau tuh, norak deh! Kampungan banget sih!” sambung Mikey, temen mereka.
Aku bener-bener nggak bisa menahan diri lagi. Mereka nggak hanya mengkritik tapi udah mulai mengejek. Kusentak pegangan tangan Feli dan langsung datengin mereka.
“Mau lo apa sih?! Apa urusan lo sama kita?! Kita mau jungkir balik kek, lompat-lompat kek, suka-suka kita!” dampratku.
Eh, mereka malah ngelewatin aku dengan santainya sambil berkata, “Nggak penting.”
Aku makin kesel!!! Bayangin aja, betapa nyolot dan menyebalkannya mereka!
Untung temen-temenku yang menangkap gelagat aku bakalan meledak buru-buru menarikku masuk kelas. Mereka sama denganku. Marah besar. Bedanya, mereka bisa menguasai diri. Aku pun menarik napas. Aku mesti juga bisa menguasai diri.
Tapi, kayaknya aku bener-bener harus belajar penguasaan diri. Sebab, sejak saat itu , Jordan dan gank-nya sering mengejek kami. Hari-hari kami rasanya jadi hancur gara-gara ulah mereka. Kesenanganku di awal-awal sekolah di SMP langsung lenyap. Ternyata dugaanku salah. Di SMP tidak sesempurna bayangan dan harapanku.
Hingga suatu saat, sekolah ngadain program LDC. LDC itu semacam training bagi muri-murid yang pengen jadi NCO. NCO sendiri adalah mereka yang bertugas mengurus kegiatan BB dan bertanggungjawab atas squad-nya. Di LDC nanti kita bukan sekedar di-training aja tapi juga di-test.Jika kita lulus test, kita baru bisa menjadi NCO.
“Girls, gue mesti bisa masuk seleksi LDC, dan harus bisa lulus!” ucapku pada temen-temenku. Ya. Aku berencana ikut LDC!
“Tumben mau ikut acara yang tough, Jes?” Sarah langsung menanggapi.
“Karena gue mau belas dendam! Kalau gue bisa jadi NCO, gue pengen Jordan dan gank-nya liat kalo gue bisa jadi lebih kuat dari mereka!” jawabku penuh amarah.
“Lo memang jenius, Jes!” puji Lila cepat.”Gue dukung lo!!!”
Maka, aku pun mendaftar dan dengan hati deg-degan menunggu hasilnya. Dan, ternyata aku lolos seleksi! Begitu aku membaca pengumuman yang ditempel aku pun berteriak gembira, “Gue lulus!!!”
Temen-temenku langsung mengerumuniku dan memberikan semangat, “Bagus, Jes, sekarang lo bisa bales dendam sama mereka!”
Aku yang bangga karena berhasil diterima ikut LDC langsung ngebayangin diriku menjadi NCO dan membuat cowok-cowok itu kalah. Tetapi, mendadak aja sebuah ayat muncul di benakku, “Jika engkau makan, atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan segala sesuatu, lakukanlah untuk kemuliaan Tuhan.”
Jantungku rasanya berhenti berdetak. Aku sadar, aku salah. Aku salah karena motivasiku ikut LDC adalah balas dendam, bukan memuliakan Tuhan.
Kupandang temen-temenku dengan tatapan kosong. Keliatannya aku bukan cuma salah tapi salah besar. Aku telah membawa temen-temenku menyimpan dendam yang sama. Kugelengkan kepalaku pelan. Pengen rasanya aku menangis kalau aja nggak inget sedang berada di antara murid lainnya yang sibuk membaca pengumuman LDC.
Kutelan ludahku. Kerongkonganku rasanya kering. Lalu, kutarik temen-temenku menjauh dari keramaian. Aku nggak bisa biarin semuanya makin nggak bener. Aku harus ngomong kebenaran. Ngomong kalau tujuanku ikut LDC adalah untuk memuliakan Tuhan. Dan, kami semua harus nyingkirin semua dendam nggak perlu yang bikin hari-hari kami jadi nggak nyaman.
“Girls…” Suaraku terdengar serak. Temen-temenku yang heran gara-gara kutarik mendadak, menatapku penasaran. Mereka menunggu kelanjutan kalimatku.
“… gue udah salah. Percuma gue jadi NCO kalau cuma dendam… Gue mau jadi NCO karena gue mau memuliakan Tuhan…”
Sunyi… Temen-temenku nggak ada yang komentar. Mereka takjub. Kaget. Nggak nyangka…
Tapi, dari sorot mereka yang disertai anggukan pelan, aku ngerti kalau mereka setuju denganku.
Kuhembuskan napasku kuat-kuat. Kali ini seluruh hatiku nyaris meledak oleh sukacita!

***
Hari LDC akhirnya dateng juga. Perasaanku bercampur senang, semangat juga deg-degan. Aku takut nggak lulus. Tapi aku inget kalau yang terpenting bukan lulus atau enggaknya tapi semuanya untuk kemuliaan Tuhan. Jadi, selama LDC, aku memberikan yang terbaik untuk Tuhan.
Kemudian… hari pengumuman kelulusan LDC pun tiba… Saat dibacain, jantungku memompa dua kali lebih cepat. Aku tegang luar biasa. Namun keteganganku mencair saat namaku disebut!
Sepenggal doa sederhana meluncur tak terbendung saat itu juga di hatiku,
“Tuhan, terima kasih telah memberikanku KESEMPATAN KEDUA. Sebenarnya, aku nggak layak lulus seleksi LDC karena motivasiku yang salah. Tapi Engkau masih memberiku kesempatan, dan mengijinkan aku mengubah motivasiku untuk melakukannya bagi kemuliaanMu!”

– Jacynda 7D –

Biopori (2)

Bayangkan dengan membuat lubang sebesar 10 cm dengan kedalaman 1 m, kita bisa membuat daerah resapan air yang dapat berfungsi untuk mencegah banjir, mencegah tanah longsor, menjadi sumber air untuk hewan.

Aku kira membuat lubang ini sangat mudah, ternyata susah karena harus mengerahkan seluruh tenaga. Sebenarnya membuat lubang ini ada triknya

Caranya pertama-tama, kita kasih air ke tanah yang akan kita lubangi, tatapi jangan terlalu banyak. Lalu kita putar alat bioporinya ke kanan sampai mata bornya penuh dengan tanah dan kita angkat alatnya. Setelah itu, kita bersihkan mata bor dari tanah dengan bambu yang kecil dan tajam. Lakukan prosedur di atas hingga kedalaman lubang mencapai 1 m.

Sebelum lomba kami diberi penjelasan bagaimana caranya membuat biopori. Lalu kami sekeluarga langsung membagi tugas. Aku bertugas untuk mengambil air, dan adikku bertugas memutar alat biopori, mamiku bertugas untuk membersihkan mata bor dari tanah.

Setelah lomba selesai kami lalu makan terlebih dulu, setelah itu kami lalu langsung ke aula B untuk seminar, tetapi khusus anak-anak ada lomba di lapangan. Aku dan keluargaku menang lomba kuisnya. Lalu kami diberi sepasang sarung tangan dan alat untuk bercocok tanam.

Kegiatan ini perlu diadakan kembali karena manfaatnya sangat bagus

(Sharon Regina 8D)

Biopori (1)

Awalnya sih aku kira nggak seru, soalnya kita harus membuat lubang yang lebarnya 10 cm dan dalamnya 1 m, dengan menggunakan tangan. Eh, ternyata bias dengan menggunakan alat khusus yang ujungnya seperti bor.

Pertama, sebelum kita mengebor tanah, ada quiz berhadiah. Ketentuannya, setiap orangyang menjawab pertanyaan dan benar, akan diberi 1 buah pita, dan orang yang paling banyak mendapat pita, itulah yang akan menang. Saat quiz habis, ternyata ada 6 orang yang berhasil mendapatkan pita (termasuk aku). Semuanya yang mendapat pita hanya mendapat satu pita saja, tidak ada yang mendapatkan 2 pita ataupun lebih. Jadi 6 orang itu nilainya seri.

Lalu kita bersiap-sipa ke tanah yang mau dibor dan dibuat lubang biopori. Kita juga dijelaskan caranya olah pak Kamir yang akan memimpin seminar nanti siang. Caranya sih gampang, aetapi pada prakteknya sangat susah sekali. Kalau ngebor tanahnya masih pada permukaan tanah, itu masih gampang, tetap kalau ngebor tanahnya sudah mencapai 50 cm, itu sudah mulai susah. Apalagi lebih dari kedalaman 50 cm. Itu sudah berat sekali utuk memutar bornya. Tanga papiku pun sudah merah akibat gesekannya terlalu kasar dengan alat bor. Padahal tanahnya sudah diberi air, tetap saja berat. Akhirnya keluargaku berhasil menyelesaikan pembuatan lubang bipori itu.

Nah, habis itu kita sarapan bihun goring. Setelah makan, kita ke aula mendengarkan seminar tentang lubang resapan biopori oleh bapak Kamir R Brata. Saat seminar itu, pak Kamir mengajukan pertanyaan khusus untuk orang yang mendapatkan pita. Lalu mamiku mewakilkan keluargaku untuk menjawab pertanyaan.

Kemudian, saatnya pembagian hadiah. Keluargaku menang sebagai juara quiz berhadiah. Menurutku, pertanyaan yang diajukan saat seminar itu menambah poin bagi keluargaku. Hadiahnya berupa 3 perlatan kecil untuk menanam di kebun (beserta tas kecil untuk meletakan peralatan itu) dan juga ada sepasang sarung tangan besar. Hehehe…

(Dustin Pradipta 7D)

Juara 1 Porseni Tangsel

Hari rabu tanggal 7 April lalu, sekolah Athalia mengikuti porseni se-Jakarta Selatan. Dan kami satu team putri sekolah Athalia terdiri dari 5 orang yang dikirim mewakili sekolah untuk bertanding basket 3 on 3 dalam ajang Porseni tersebut.
Pertamanya kami dikirim satu team basket putra dan putrid. Kami betanding di SMPN 1 Tanggerang. Butuh pengorbanan juga untuk sampai disana, karena dimobil kami berdesak-desakan bersepuluh orang ditambah bapak Anto dan supir yang menaiki mobil espass.
Sampai disana, sejujurnya kami merasa gugup karena melihat lawan-lawan kami yang bertanding begitu tangguh. Apalagi Rosa, wajahnya begitu cemas melihat taem-team lain bertanding. Untuk berganti baju saja, kami sampai harus mengitari gedung SMPN 1 hanya untuk mencari toilet.
Cukup sudah persiapan kami dalam pemanasan, saatnya untuk bertanding. Ternyata lawannya tidak sesusah yang kami cemaskan. Kami bermain sebisa kami dan akhirnya kami bisa masuk ke babak delapan besar. Begitu pula dengan team putra kami.
Teamm putrid kami berhasil melanjutkan kebabak semifinal, dikarenakan team lawan kami dibabak perdelapan final tidak datang dan mereka terkena WO. Jadi kami hrus bertanding lagi esok harinya di sekolah Cendekia dan pada pukul 8 pagi harus sudah sampai disana.
Ternyata nasib yang berlawanan dirasakan oleh team putra. Mereka tidak lolos ke babak selanjutnya karena mereka kalah oleh team putra sekolah Ora et Labora. Sepulangnya disekolah kami diberi selamat, tetapi tidak untuk ulangan-ulangan yang masih menyusul.
Keesokan harinya aku sudah gelisah. Dan ternyata itu juga yang dirasakan oleh teman-teman team yang lain. Mereka tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan semifinal hari ini. Sesampainya disana, kami langsung kelapangan segera.
Setelah pemanasan yang cukup, kami langsung terjun ke lapangan pertandingan. Memang lawan kali ii cukup susah, tetapi atas dukungan dari teman-teman yang lain, kami bisa mengalahkan team lawan dan akhirnya kami bisa masuk ke final.
Sekian lama beristirahat disebuah perteduhan dan mengisi tenaga serta minum, akhirnya kami kembali lagi kelapangan. Kami menunggu sampai pergantian jadwal pertandingan. Kami sudah siap untuk bertanding di babak final.
Lawan kami memang tingginya lebih pendek dari kebanyakan kami, tetapi mereka sangat gesit. Sehingga kami menjadi susah menghadang mereka untuk memasukan bola kedalam ring.
Setelah 15 menit pertandingan, akhirnya kamilah yang keluar sebagai pemenang. Kami bangga sudah membawa nama baik sekolah Athalia dalam porseni Tanggerang Selatan kali ini. Dan sorenya kami telah membawa pulang sebuah piala kemenangan yang besar dengan senang hati.

(Stella Aurelia 8S)

Seminar IT

Salah satu hal yang saat ini banyak diminati oleh anak-anak yang dalam hal ini adalah siswa-siswi sekolah adalah facebook dan games komputer, baik itu games yang dilakukan sendiri ataupun games yang dilakukan secara kelompok (games online). Mereka telah banyak sekali menghabiskan waktu untuk menjelajah di dunia maya yang satu ini. Apa yang selanjutnya terjadi adalah mereka akhirnya seringkali lupa dengan tugas dan tanggung jawab yang harus mereka lakukan, entah itu sebagai murid ataupun sebgai bagian dari keluarga.

Perkembangan dunia maya saat ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi khususnya dalam bidang nano teknologi. Perangkat komputer yang dulu sangat besar sekarang menjadi sangat kecil dan dapat melakukan fungsinya jauh lebih baik dari terdahulunya. Hal ini tentu saja sangat mendorong kemajuan perkembangan software dan hardware games. Games menjadi lebih menarik dengan tampilan 3D dan menjadi lebih hidup dengan kecepatan kerja komputer yang digunakan untuk bermain games.

Tidak hanya games, multimedia yang lain seperti film, internet (facebook), majalah, televisi dan musik tentu saja mengalami kemajuan yang sama pesatnya dengan perkembanga games.

Games menjadi lebih diminati dibandingkan dengan multi media yang lain karena dalam games para pemainnya mendapatkan semua kesenangan tanpa harus banyak melakukan aktifitas fisik. Aksi yang menegangkan, adu strategi, pengalaman seru, petualangan melakukan olahraga yang tidak pernah dilakukan sebelumnya adalah beberapa hal yang membuat games sangat menarik untuk dimainkan. Hal penting lainnya adalah games dapat kita lakukan secara berulang-ulang. Membuat pemainnya ingin mencoba lagi dan lagi untuk mencapai level tertinggi.

Hal ini ternyata dilihat sebagai peluang pasar yang sangat besar dari para pelaku bisnis. Survey menunjukan bahwa keuntungan yang di dapat dari bisnis games di Cina dapat mencapai 36, 1 juta dolar per bulan. Sebuah angka fantastis yang tentu saja akan sangat menarik para investor untuk semakin masuk dalam bisnis games. Dampak selanjutnya yang dapat dibayangkan adalah dunia games yang akan sangat semakin berkembang.

Melihat dampak yang telah ditimbulkan selama ini, maka perkembangan games akan sangat berbahaya bagi anak-anak jika tidak dilakukan pengawasan yang baik ketika mereka bermain games. Petualangan yang dinikmati dalam games membuat mereka ingin terus berlama-lama. Lagi dan lagi.

Belajar dari Kitab Ulangan 6:4-9 dan Ulangan 11:18-20, hal yang seharusnya diajarkan secara berulang-ulang dan teratur kepada anak-anak adalah mengajarkan Firman Tuhan dan orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah telah terjadi pergeseran fungsi dan prioritas. Orang tua tidak lagi mengajarkan nilai-nilai Firman Tuhan kepada anak-anak dan semakin berkembangnya games membuat anak menemukan hal yang sepertinya baik untuk mereka.

Games menjadi jauh lebih menarik daripada teks alkitab dan buku pelajaran. Hal ini didukung dengan fakta bahwa tampilan video tentu saja jauh lebih menarik dari pada teks. Emosi yang didapat, gambar bergerak yang dapat dilihat mata tentu saja jauh lebih menarik dibandingkan dengan membaca teks entah itu teks alkitab ataupun teks buku pelajaran. Audio visual tentu saja lebih baik dari pada sekedar visual saja atau audio saja. Dampak negatif lain dari games adalah dapat merusak mata, suka berkhayal, berpikiran kotor dan emosi yang susah dikendalikan.

Apakah yang harus kita lakukan untuk menjaga anak-anak agar tidak terjerat dengan dampak negatif dari dunia games?

Beberapa solusi yang dapat kita lakukan antara lain :
1. Tanamkan kembali nilai-nilai penting dalam keluarga. Komunikasi yang bersifat tatap muka –ngobrol bersama- yang disertai dengan ragam ekspresi wajah, canda-ria, sentuhan, belaian dan pelukan akan memberikan arti tersendiri dan mengandung sejuta makna bagi pasangan dan anak-anak. Luangkanlah waktu untuk mereka.
2. Kehidupan Rohani. Ajarkan mereka tentang pentingnya relasi dengan Allah yang adalah pencipta dan pemilik hidup mereka. Tidak hanya mengajarkan, tetapi jadilah teladan bagi mereka untuk hidup taat sesuai dengan apa yang Allah kehendaki.
3. Ingat terus kepada mereka bahwa tugas utama mereka adalah belajar.
4. Dukung mereka untuk mengembangkan talenta yang mereka miliki.
5. Biarkan mereka bersosialisai dengan teman-teman seusianya sambil terus diawasi sesuai dengan kadar kepercayaan kita kepada mereka. Jangan terlalu posesif tetapi juga jangan terlalu bebas.
6. Ajak dan temani mereka untuk berolahraga. Ajarkan mereka tentang pentingnya aktifitas fisik, sehingga tubuh mereka tetap segar dan prima.
7. Berilah waktu yang cukup dan sewajarnya untuk mereka beristirahat.

Terpenting dari itu semua adalah, kita tidak hanya mengajarkan nilai-nilai yang baik secara berulang-ulang kepada mereka, tetapi hendaklah kita menjadi teladan dalam setiap hal yang kita ajarkan kepada mereka karena visualisai terbaik bagi anak-anak/siswa-siswi kita adalah diri kita sendiri. God will help us.

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
(Amsal 22:6)

Canda Tawa di Panti Asuhan

Ini adalah cerita mengenai pengalaman aku dan teman-teman ke Panti Asuhan Cathreen Booth. Salah satu pengalaman yang takkan terlupakan, penuh canda tawa, dan penuh keharuan. Nah, ceritanya berawal ketika guruku, Pak Daniel mengumumkan bahwa pada bulan Februari, kita akan pergi ke Panti Asuhan Cathreen Booth. Wah, mendengarnya saja sudah membuat aku tertarik, karena sudah lama aku tidak pergi ke panti asuhan. Sehingga pada bulan Januari, aku ikut mendaftar untuk acara pergi ke panti asuhan itu.

Pada tanggal 13 Februari, aku pergi ke sekolah, untuk bersama-sama berangkat ke panti itu. Karena ini merupakan salah satu kegiatan Boy’s Brigade, maka aku memakai seragam Boy’s Brigade. Ternyata banyak juga teman-temanku yang ikut. Kita awali kegiatan dengan doa. Aku pergi ke sana menggunakan mobil Bu Dyah bersama Disa, Ce Thea, Ce Vero, Ce Irene, dan Jessica Noviena. Perjalanan yang dimulai pada pukul 10.30, memakan waktu sekitar 1 setengah jam, cukup lama yah..

Pada pukul 12.00, kita tiba di sana. Hoeek, setelah keluar dari mobil, aku mencium bau kuda, wah ternyata di sebelah Panti Asuhan Cathreen Booth, terdapat kandang kuda, pantas saja baunya minta ampun. Hhm, berarti mereka tiap hari mencium bau yang tidak sedap ini dong.. Ada beberapa teman-temanku yang sudah tiba, tetapi mobil Joshua H. dan Pak Daniel belum tiba, jadi kami menunggu.

Anak-anak Panti Cahtreen Booth, semuanya perempuan, dari usia 3 tahun sampai 2 SMA, hanya ada sekitar 22 anak di sana. Di sana, juga terdapat banyak pengasuh atau pengurus panti. Mereka semua beragama Kristen. Aku bersyukur, karena panti asuhannya lumayan besar, jadi mereka dapat leluasa bermain. Tetapi pada jendela-jendela ruangannya, mereka menempelkan daftar barang-barang yang mereka butuhkan, ada susu, beras, dan barang sehari-hari lainnya. Aku paling tidak suka minum susu, gak enaak ! Kalau aku minum susu, kadang tidak habis, tetapi, mereka sangat mebutuhkan itu.
Tiba-tiba turun hujan, huh, sangat tidak nyaman. Panti Asuhan Cathreen Booth, tempatnya terbuka, sehingga apabila hujan, lantainya akan basah. Akhirnya, mobil Pak Daniel dan Joshua H. tiba. Kita bersama-sama masuk ke aulanya. Diberitahukan bahwa kegiatan yang akan kita lakukan pertama adalah makan siang bersama. Kita pergi ke ruang makan, waktu itu aku sudah sangat lapar, jadi aku, orang yang mengambil makanan pertama, haha. Di tempat makan itu, terdapat banyak sekali lalat-lalat beterbangan, itu kan dapat menyebabkan penyakit diare. Anak-anak panti, setiap hari makan di tempat itu. Kasihan yah. Dessertnya adalah buah jeruk. Sehabis aku makan, aku melihat temanku Wendy, sedang mengupaskan jeruk dan menyuapi jeruk kepada beberapa anak panti. Saya dekati Wendy, di situ juga ada Brigitta dan Tarida, teman saya. Lalu kita makan jeruk sama-sama, sambil bercanda-canda dan tertawa. Hhm, aku merasa beberapa anak panti itu malu-malu. Tiba-tiba, Brigitta berkata, “ Eh, bijinya jangan ditelan yah dek. “. Tapi, anak itu sudah terlanjur menelan, kita tertawa dan terus bercanda. Merekapun ikut tertawa.
Sudah waktunya bagi kita untuk kembali ke Aula, di sana kita akan beribadah bersama anak-anak panti itu. Ada seorang anak bernama Debora (kelas 2 SD), dia sudah sangat akrab dengan Wendy, jadi dia duduk dengan kami. Kita awali ibadah dengan beberapa panitia memimpin puji-pujian. Setelah itu, anak-anak panti, mempersembahkan lagu “Sukacita Surga”, mereka menyanyi dengan penuh semangat, akhirnya semangat merka menular kepada aku, sehingga aku ikut bertepuk tangan dan bernyanyi. Setelah itu, seorang pengurus panti, mengenalkan mereka satu persatu. Ternyata ada beberapa diantara mereka yang sudah menjadi milik negara sejak lahir, salah satunya adalah Debora.

Firman Tuhan dibawakan oleh Ibu Karen, seorang guru dari sekolahku. Ibu Karen bercerita bahwa Tuhan sudah sangat peduli dengan kita, tetapi apakah kita sudah peduli dengan Dia. Bu Karen menjelaskan, cara-cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan Dia. Bagus lhoo.

Nah, setelah Firman, itulah acara yang paling kutunggu-tunggu. Apa yah itu ? Ya jelas GAMES ! Pak Daniel menyuruh kami, untuk membawa kursi kami masing-masing ke tempat makan. Aku melihat, Debora kesulitan saat membawa kursi, jadi kutaruh kursi yang kuangkat, lalu aku bantu dia mengangkat kursinya itu. Dia berjalan di sampingku. Kursi-kursi diatur membentuk lingkaran. Sebelah kiriku adalah Debora dan sebelah kananku adalah temanku, Nikita. Games pertama, kita menyanyi lagu “We’re in the Train of Love”. Kakak kelasku Azalia, yang memimpin acara Games, memanggilku untuk ikut mencontohkan gerakan lagu ini di depan. Jadi, aku maju dan bersama-sama menyanyi. Kami semua bernyanyi dengan penuh semangat.

Setelah itu ada Games, yang mengharuskan kita untuk menanyakan nama, hobi, dan cita-cita kepada anak panti sebanyak mungkin. Mereka juga harus menanyakan kita. Aku berusaha menanyakan sebanyak mungkin, aku juga sudah mengenal mereka lumayan banyak. Setelah waktu bertanya habis, Pak Daniel bertanya, “Siapa yang dapat menyebutkan sepuluh anak?”. Akhirnya ada beberapa temanku yang maju dan ternyata mereka tidak bisa menyebutkan. Pak Daniel kembali bertanya, “ Siapa yang dapat menyebutkan nama mereka saja tapi jumlahnya lebih banyak dari yang sebelumnya disebutkan ?”. Aku mengatakan bahwa aku bisa, lalu aku menyebutkan, dan mendapat hadiah. Sungguh senang. Lalu, dilanjutkan dengan games-games lain. Akhirnya pada pukul 3 lewat, acara games sudah selesai. Huaa, padahal masih ingin terus bermain. Kita berfoto bersama di taman. Setelah itu, sudah waktunya untuk kita pulang. Aku mengucapkan bye-bye pada Debora, Dela, dan teman-teman lainnya. Bukan hanya mereka yang mendapat berkat dari kami, tetapi kami juga dapat berkat dari mereka, yaitu pelajaran yang sangaat berguna. Terima kasih yah.

– Jessica DL (7D) –

Bakti Sosial ke Cathereen Booth

Pada hari Sabtu tanggal 13 Febuari 2010, kami siswa-siswi SMP Athalia bersama guru-guru mengadakan bakti social ke Bala Keselamatan Cathereen Booth di Pondok Cabe, Jakarta dalam rangka progam BB(Boys Brigade). Kami berkumpul di sekolah jam 9.30 dan berangkat jam 10.00. Sayangnya kami mengalami kemacetan, sehingga kami terlambat dari waktu yang dijadwalkan.
Jauh sebelum hari itu tiba, kami sudah membagi tugas untuk bidang transportasi, makanan dan ibadah. Banyak kesulitan yang kami alami, tetapi puji Tuhan kami dapat berangkat ke sana walaupun tiba terlambat.
Saat sampai disana, kami masuk ke ruang ibadah. Saya sangat sedih saat melihat keadaan anak-anak disana dan juga bangunannya. Mereka ada yang sudah tidak punya orang tua, ada juga yang berkekurangan. Gedungnya tidak mewah seperti hotel, tidak ada AC dan bau amis. Kita harus bersyukur karna masih mempunyai orang tua dan fasilitas yang baik. Ingin rasanya berbagi dan bermain dengan mereka.

Anak-anak disana kebanyakan perempuan, mulai dari umur 4 tahun sampai ada yang sudah SMA. Anak laki-laki sudah dikirim ke Panti Asuhan yang lain, dan hanya tertinggal 1 anak laki-laki.

Kegiatan pertama kami adalah makan. Jadi, kami pergi ke kantin untuk makan bersama. Namun, cuaca tidak mendukung sehingga turunlah hujan. Saat makan-makan, saya berkenalan dengan beberapa anak, dan juga melayani mereka. Setelah itu, kami harus cepat mempersiapkan untuk ibadah. Saya ditunjuk menjadi salah satu singer. Saya sangat senang mendengarnya, karena dapat melayani Tuhan juga tentunya.

Kami bernyanyi dan memuji Tuhan bersama-sama. Saya sangat senang melihat keseriusan anak-anak Bala Keselamatan, maupun anak Athalia. Firman disampaikan oleh bu Karen. Ia menyampaikan bahwa kita tidak boleh memberi Tuhan kain kotor, karna kadang kita hanya bagus di luarnya saja, tetapi dalamnya seperti kain kotor.

Berikutnya, kami kembali ke kantin untuk bermain game yang dipimpin oleh ci Cecil dan ci Azalia. Kita bermain beberapa permainan yang membangun kebersamaan, serta kerjasama. Kamipun dapat mengenal anak-anak disana dengan lebih baik.

Tanpa terasa, kamipun sudah harus pulang. Setelah pamit, kami kembali lagi ke Athalia. Saya merasa sangat senang dapat melayani mereka. Ini merupakan salah satu pengalaman berharga dan terbaik yang pernah saya alami.

– Joshua Hezer (7L) –