Ini adalah cerita mengenai pengalaman aku dan teman-teman ke Panti Asuhan Cathreen Booth. Salah satu pengalaman yang takkan terlupakan, penuh canda tawa, dan penuh keharuan. Nah, ceritanya berawal ketika guruku, Pak Daniel mengumumkan bahwa pada bulan Februari, kita akan pergi ke Panti Asuhan Cathreen Booth. Wah, mendengarnya saja sudah membuat aku tertarik, karena sudah lama aku tidak pergi ke panti asuhan. Sehingga pada bulan Januari, aku ikut mendaftar untuk acara pergi ke panti asuhan itu.
Pada tanggal 13 Februari, aku pergi ke sekolah, untuk bersama-sama berangkat ke panti itu. Karena ini merupakan salah satu kegiatan Boy’s Brigade, maka aku memakai seragam Boy’s Brigade. Ternyata banyak juga teman-temanku yang ikut. Kita awali kegiatan dengan doa. Aku pergi ke sana menggunakan mobil Bu Dyah bersama Disa, Ce Thea, Ce Vero, Ce Irene, dan Jessica Noviena. Perjalanan yang dimulai pada pukul 10.30, memakan waktu sekitar 1 setengah jam, cukup lama yah..
Pada pukul 12.00, kita tiba di sana. Hoeek, setelah keluar dari mobil, aku mencium bau kuda, wah ternyata di sebelah Panti Asuhan Cathreen Booth, terdapat kandang kuda, pantas saja baunya minta ampun. Hhm, berarti mereka tiap hari mencium bau yang tidak sedap ini dong.. Ada beberapa teman-temanku yang sudah tiba, tetapi mobil Joshua H. dan Pak Daniel belum tiba, jadi kami menunggu.
Anak-anak Panti Cahtreen Booth, semuanya perempuan, dari usia 3 tahun sampai 2 SMA, hanya ada sekitar 22 anak di sana. Di sana, juga terdapat banyak pengasuh atau pengurus panti. Mereka semua beragama Kristen. Aku bersyukur, karena panti asuhannya lumayan besar, jadi mereka dapat leluasa bermain. Tetapi pada jendela-jendela ruangannya, mereka menempelkan daftar barang-barang yang mereka butuhkan, ada susu, beras, dan barang sehari-hari lainnya. Aku paling tidak suka minum susu, gak enaak ! Kalau aku minum susu, kadang tidak habis, tetapi, mereka sangat mebutuhkan itu.
Tiba-tiba turun hujan, huh, sangat tidak nyaman. Panti Asuhan Cathreen Booth, tempatnya terbuka, sehingga apabila hujan, lantainya akan basah. Akhirnya, mobil Pak Daniel dan Joshua H. tiba. Kita bersama-sama masuk ke aulanya. Diberitahukan bahwa kegiatan yang akan kita lakukan pertama adalah makan siang bersama. Kita pergi ke ruang makan, waktu itu aku sudah sangat lapar, jadi aku, orang yang mengambil makanan pertama, haha. Di tempat makan itu, terdapat banyak sekali lalat-lalat beterbangan, itu kan dapat menyebabkan penyakit diare. Anak-anak panti, setiap hari makan di tempat itu. Kasihan yah. Dessertnya adalah buah jeruk. Sehabis aku makan, aku melihat temanku Wendy, sedang mengupaskan jeruk dan menyuapi jeruk kepada beberapa anak panti. Saya dekati Wendy, di situ juga ada Brigitta dan Tarida, teman saya. Lalu kita makan jeruk sama-sama, sambil bercanda-canda dan tertawa. Hhm, aku merasa beberapa anak panti itu malu-malu. Tiba-tiba, Brigitta berkata, “ Eh, bijinya jangan ditelan yah dek. “. Tapi, anak itu sudah terlanjur menelan, kita tertawa dan terus bercanda. Merekapun ikut tertawa.
Sudah waktunya bagi kita untuk kembali ke Aula, di sana kita akan beribadah bersama anak-anak panti itu. Ada seorang anak bernama Debora (kelas 2 SD), dia sudah sangat akrab dengan Wendy, jadi dia duduk dengan kami. Kita awali ibadah dengan beberapa panitia memimpin puji-pujian. Setelah itu, anak-anak panti, mempersembahkan lagu “Sukacita Surga”, mereka menyanyi dengan penuh semangat, akhirnya semangat merka menular kepada aku, sehingga aku ikut bertepuk tangan dan bernyanyi. Setelah itu, seorang pengurus panti, mengenalkan mereka satu persatu. Ternyata ada beberapa diantara mereka yang sudah menjadi milik negara sejak lahir, salah satunya adalah Debora.
Firman Tuhan dibawakan oleh Ibu Karen, seorang guru dari sekolahku. Ibu Karen bercerita bahwa Tuhan sudah sangat peduli dengan kita, tetapi apakah kita sudah peduli dengan Dia. Bu Karen menjelaskan, cara-cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan Dia. Bagus lhoo.
Nah, setelah Firman, itulah acara yang paling kutunggu-tunggu. Apa yah itu ? Ya jelas GAMES ! Pak Daniel menyuruh kami, untuk membawa kursi kami masing-masing ke tempat makan. Aku melihat, Debora kesulitan saat membawa kursi, jadi kutaruh kursi yang kuangkat, lalu aku bantu dia mengangkat kursinya itu. Dia berjalan di sampingku. Kursi-kursi diatur membentuk lingkaran. Sebelah kiriku adalah Debora dan sebelah kananku adalah temanku, Nikita. Games pertama, kita menyanyi lagu “We’re in the Train of Love”. Kakak kelasku Azalia, yang memimpin acara Games, memanggilku untuk ikut mencontohkan gerakan lagu ini di depan. Jadi, aku maju dan bersama-sama menyanyi. Kami semua bernyanyi dengan penuh semangat.
Setelah itu ada Games, yang mengharuskan kita untuk menanyakan nama, hobi, dan cita-cita kepada anak panti sebanyak mungkin. Mereka juga harus menanyakan kita. Aku berusaha menanyakan sebanyak mungkin, aku juga sudah mengenal mereka lumayan banyak. Setelah waktu bertanya habis, Pak Daniel bertanya, “Siapa yang dapat menyebutkan sepuluh anak?”. Akhirnya ada beberapa temanku yang maju dan ternyata mereka tidak bisa menyebutkan. Pak Daniel kembali bertanya, “ Siapa yang dapat menyebutkan nama mereka saja tapi jumlahnya lebih banyak dari yang sebelumnya disebutkan ?”. Aku mengatakan bahwa aku bisa, lalu aku menyebutkan, dan mendapat hadiah. Sungguh senang. Lalu, dilanjutkan dengan games-games lain. Akhirnya pada pukul 3 lewat, acara games sudah selesai. Huaa, padahal masih ingin terus bermain. Kita berfoto bersama di taman. Setelah itu, sudah waktunya untuk kita pulang. Aku mengucapkan bye-bye pada Debora, Dela, dan teman-teman lainnya. Bukan hanya mereka yang mendapat berkat dari kami, tetapi kami juga dapat berkat dari mereka, yaitu pelajaran yang sangaat berguna. Terima kasih yah.
– Jessica DL (7D) –