Pendidikan Nasional dan Karakter Siswa

Pendidikan saat ini hanya mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan anak. Adapun pembentukan karakter dan nilai-nilai budaya bangsa di dalam diri siswa semakin terpinggirkan. Rapuhnya karakter dan budaya dalam kehidupan berbangsa bisa membawa kemunduran peradaban bangsa. Padahal, kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat akan semakin memperkuat eksistensi suatu negara.

Persoalan itu mengemuka dalam Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang diadakan Kementerian Pendidikan Nasional di Jakarta, Kamis (14/1/2010). Acara yang dibuka Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh itu diikuti sekitar 195 orang yang terdiri dari pakar pendidikan, tokoh masyarakat, budayawan, rohaniwan, akademisi, birokrat, dan pihak lain yang terkait.

”Indonesia dikenal memiliki karakter kuat sebelum zaman kemerdekaan, tatkala mencapai kemerdekaan, dan mempertahankan kemerdekaan. Sekarang, karakter masyarakat Indonesia tidak sekuat pada masa lalu, sangat rapuh. Pemimpin saat ini juga tidak menjaga pembangunan karakter dan budaya bangsa,” kata Yahya Muhaimin, mantan Menteri Pendidikan Nasional, salah satu pembicara. Menurut Yahya, pembangunan karakter mesti menjadi program nasional. Dalam pendidikan, pembentukan karakter dan budaya bangsa pada siswa tidak mesti masuk kurikulum. Yahya mengatakan, nilai-nilai yang ditumbuhkembangkan dalam diri siswa berupa nilai-nilai dasar yang disepakati secara nasional yang berdasarkan pada agama dan kenegaraan. Misalnya, kejujuran, dapat dipercaya, kebersamaan, toleransi, tanggung jawab, dan peduli kepada orang lain.

Franz Magnis-Suseno, guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, mengatakan, yang dibutuhkan bukan hanya karakter kuat, tetapi juga benar, positif, dan konstruktif. Namun, untuk membentuk anak-anak didik yang berkarakter kuat tidak boleh ada feodalisme para pendidik. Jika pendidik membuat anak menjadi ”manutan” dengan nilai-nilai penting, tenggang rasa, dan tidak membantah, karakter anak tidak akan berkembang. ”Kalau kita mengharapkan karakter, anak itu harus diberi semangat dan didukung agar ia menjadi pemberani, berani mengambil inisiatif, berani mengusulkan alternatif, dan berani mengemukakan pendapat yang berbeda. Ia harus diajarkan untuk berpikir sendiri,” katanya.

Pemimpin Pondok Modern Darussalam Gontor KH Syukri Zarkasi mengatakan, kita mesti tahu orientasi pendidikan supaya tidak sekadar mendapat ijazah untuk mencari kerja. Pendidikan yang utama adalah membangun karakter.

Mendiknas mengatakan, kerisauan dan kerinduan banyak pihak untuk kembali memperkuat pendidikan karakter dan budaya bangsa direspons dengan baik. Pemerintah membutuhkan masukan, antara lain, menyangkut model-model pengembangan karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional.

Tekad pemerintah menjadikan pengembangan karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional harus dimaknai serius karena butuh banyak pengorbanan. “Sebab, syaratnya, pendidikan karakter itu harus holistik, tidak bisa terpisah dengan yang sifatnya kognitif atau akademik,” ujar praktisi pendidikan, Dr Anita Lie, di Jakarta, Jumat (15/1/12010).

Mata pelajaran biologi, misalnya, siswa bisa diajak langsung menanam tumbuh-tumbuhan, diberi pemahaman tentang manfaatnya, dikaitkan dengan kerusakan lingkungan dan sebagainya. Dikatakannya, pelajaran biologi juga menyangkut hal-hal lain di luar disiplin ilmu tersebut.

Pada mata pelajaran kesenian pun bisa diterapkan pendidikan karakter. Sebutlah contohnya, siswa diajak mengenal dan mempraktikkan beragam peninggalan seni budaya yang menjadi muatan-muatan lokal, falsafah budaya, dan manfaatnya. “Masalahnya, mayoritas guru belum punya kemauan untuk melakukan itu. Kesadaran sudah ada, hanya saja belum menjadi sebuah aksi nyata,” ujarnya.

Hal tersebut, kata Anita, disebabkan pendidikan Indonesia masih terfokus pada aspek-aspek kognitif atau akademik, baik secara nasional maupun lokal di satuan pendidikan. Sebaliknya, aspek soft skils atau nonakademik sebagai unsur utama pendidikan karakter justeru diabaikan. “Karena mengejar target-target akademik itu, sebutlah seperti Ujian Nasional (UN) misalnya, pendidikan karakter akan sulit diterapkan. Kita semua memang masih terpusat pada prestasi akademik,” tambah Anita. Selama ini pendidikan karakter yang kebanyakan dijalankan di sekolah hanya berbentuk konseling oleh guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP), belum menyentuh secara optimal dalam kurikulum.

Hal tersebut sulit dimungkiri, karena guru BP memang tidak bisa meraih semuanya sehari-hari di sekolah. Istilahnya, kalau ada masalah datang, kalau tidak, ya, tidak. Selain itu, tidak jarang keberadaan guru BP dirangkap oleh guru mata pelajaran. Akhirnya, konsep pendidikan karakter sampai sejauh ini tidak pernah optimal. “Padahal seharusnya semua guru bisa menerapkan pendidikan karakter itu, tetapi mereka harus bisa meneguhkan dulu, bahwa di kelas itu mereka juga mendidik, bukan cuma mengajar,” ujar praktisi pendidikan, Dr Anita Lie, di Jakarta, Jumat (15/1/12010).

Anita mengatakan, untuk menerapkan pendidikan karakter seluruh sekolah harus memiliki kesepakatan tentang nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan di sekolahnya. Unsur-unsur pengembangan karakter itu pun harus diintegrasikan di semua mata pelajaran. “Masalahnya, mayoritas guru belum punya kemauan untuk melakukan itu. Kesadaran sudah ada, hanya saja belum menjadi sebuah aksi nyata,” ujarnya.

Peraih gelar Doktor Bidang Kurikulum dan Pengajaran dari Baylor University, Texas, Amerika Serikat, ini menambahkan bahwa pendidikan karakter sebaiknya tidak dikotomikan macam-macam. Dia katakan, konsep pendidikan tersebut harus diintegrasikan ke dalam kurikulum. “Memang, selama ini bimbingan karakter sudah ada di sekolah seperti konseling, tetapi itu bervariasi. Di sekolah guru BP tidak bisa meraih semua, kalau ada masalah datang, kalau tidak, ya, tidak,” ujarnya. Selain itu, lanjut Anita, tidak jarang keberadaan guru bimbingan dan penyuluhan (BP) kadang dirangkap oleh guru mata pelajaran. Akhirnya, konsep pendidikan karakter sampai sejauh ini tidak pernah optimal.

Sumber : Kompas.com

“Foot Mouse” sampai “Remote Lampu”

Ada ketentuan yang wajib dipatuhi para mahasiswa STMIK AMIKOM Yogyakarta peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Amikom. Ketentuan itu adalah karya mereka harus mudah dibuat dan digunakan, murah biaya, dan bermanfaat. Satu lagi, karya itu mesti unik banget.

Alhasil, tiga karya pemenang lomba yang digelar 11-13 Januari 2010 itu, sebenarnya tidak tampak bombastis. Namun, hasilnya bisa membuat tertegun. Ternyata, dari ide sederhana, puluhan mahasiswa Jurusan Teknik Informatika yang terbagi dalam 50 tim ini bisa mencipta teknologi yang bermanfaat.

Peraih Juara II mengusung karya foot mouse, yaitu mouse komputer yang digerakkan dengan kaki. Uniknya, itu hanya mouse biasa yang dipasang terbalik dan ditaruh di papan. Hanya perlu software Sakasa, -untuk membalik arah mouse-, yang diunduh di internet.

Sebuah sandal yang alasnya adalah mouse pad, ditaruh di atas papan. Ditambah dua saklar untuk tombol kiri-kanan, maka jadilah alat yang hanya menghabiskan anggaran Rp 150.000 itu. Kaki kanan memainkan mouse, kaki kiri mengkover dua saklar. Mau mengetik tulisan pakai mouse? Bisa saja, tinggal klik salah satu program.

Fauzan, yang mewakili teman-teman satu tim, menyebut, ide foot mouse ini beranjak dari keinginan agar para penyandang cacat yang tidak punya tangan, bisa bermain komputer.

Adapun pemenang ketiga, yakni Rudi Heryanto dan kawan-kawan, menampilkan Pengendali Alat Listrik Rumah Tangga. Alatnya tak lebih besar dari kotak plastik tisu. Empat stop kontak ditanamkan di alat yang disebut berisikan relai-relai listrik ini.

Kotak itu lalu dihubungkan dengan komputer. Garis besar pemakaian alat yang pembuatannya hanya sekitar Rp 100.000 itu kira-kira begini: Masukkan empat steker ke empat lubang stop kontak itu, misalnya dari pendingin udara, TV, lampu taman, dan radio. “Nah, cukup memelototi layar komputer, dan main klik, kita bisa mengatur kapan alat-alat itu menyala, dan kapan berhenti. Simpel, kan,” ujar Rudi.

Jawara dari kontes tahunan ini adalah Arandi Wijaya dan sembilan temannya dengan karya berjudul Sistem Pengendali Jarak Jauh. Dengan alat yang bagian utamanya adalah dua kotak berisi peranti elektronika ini, lampu-lampu di rumah bisa dinyalakan dan dimatikan dari jarak jauh dengan memakai remote control atau telepon seluler. Sederhana. Biaya pembuatan alat yang pengerjaannya selama 22 hari ini pun hanya sekitar Rp 500.000.

“Kami terinspirasi dari seringnya mematikan lampu di rumah, hahaha..Dan, jadilah alat ini,” ujar Arandi. Arandi lalu mengatakan, akan terus mengembangkan alat ini, misalnya dengan menyambungkannya dengan telepon rumah. Dia pun berencana mematenkan.

Eko Pramanto dan Joko Dwi Santoso, dua dosen STMIK AMIKOM mengatakan, lewat acara ini kampus ingin memantik daya kreasi siswa. “Tapi, dengan cara sederhana dan biaya yang murah bisa menelurkan karya yang unik dan bermanfaat,” ujarnya.

Sumber : kompas.com

Tepat Waktu

Tepat waktu. Kedengarannya simple dan tidak penting di dalam hidup kita. Padahal, kalau tidak tepat waktu, agenda atau jadwal kita hari itu bisa menjadi kacau.

Belajar dari pengalamanku, aku merasa tepat waktu itu sangat penting. Memang pertamanya susah, tapi jika kita terus membiasakan diri untuk tepat waktu, hal ini dapat menjadi kebiasaan kita. Dan kalau sudah terbiasa tepat waktu, kita juga kok, yang menikmati manfaatnya. Kita jadi tidak di kejar-kejar waktu lagi.

Aku sudah jera dengan kebiasaan lamaku. Dulu, aku sering memasang alarm pukul 5.30 pagi, tetapi karena saat aku bangan dan melihat adikku yang masih tidur dengan lelapnya, aku juga jadi males untuk bangun tidur duluan. Jadi, aku tidur lagi saja. Aku dan adikku jadi tunggu-tungguan bangunnya. Dan akhirnya bablas sampe pukul 6.15 pagi baru lah kita mandi. Mandi pun harus antri. Lalu beres-beres pake baju, pake sepatu, minum susu, dan segala macamnya. Ujung-ujungnya, aku dan adikku selesai bersiap-siap pada pukul 6.40 pagi. Hasilnya adalah aku mepet untuk tiba sampai disekolah dengan tepat waktu. Pernah sekali waktu, ketika mata pelajaran pertama adalah pelajaran mandarin, dan hari itu agendanya adalah test, aku terlambat sampai disekolah. Gerbang sekolah sudah ditutup. Maka, lari lah aku masuk ke sekolah. Terus, aku di suruh devotion pagi bersama Pak Danny. Rasanya malu sama diri sendiri. Aku jadi telat masuk kelas, dan itu keterlambatanku yang pertama. Malu seklai rasanya.

Ini jadi satu pelajaran buat aku, bahwa pengaturan waktu itu penting banget. Aku sudah jera. Mulai saat itu, aku bangun lebih pagi dan tidak tunggu-tungguan lagi dengan adikku. Aku datang lebih pagi, dan tidak terburu-buru lagi.

Untuk teman-teman yang membaca pengalamanku ini, apalagi yang masih suka terlambat, mulai sekarang aturlah waktu kalian untuk bangun pagi dan beres-beres tepat pada waktunya supaya kita semua bisa menjadi orang yang tepat waktu. Tuhan memberkati.

Penulis : Jacynda (VII D)

Ternyata Aku bisa!

“Wow…ternyata aku bisa!!!”

Senangnya bila mendengar kata-kata itu diteriakkan putra-putri kita. Melihat antusiasme mereka, merasakan semangat mereka…dan yang lebih menyenangkan, setelah ‘penemuan’ itu biasanya anak-anak jadi lebih berani menghadapi tantangan dan menikmati proses hidup yang harus mereka jalani.

Tapi bagaimana cara membawa mereka hingga bisa sampai ke tahap itu? Tidak menghindari masalah dan tidak malas menghadapi tantangan?

Beruntunglah anak-anak yang memiliki orangtua, guru, dan komunitas terdekat yang mau mendorong mereka untuk maju, dan mendukung mereka saat menghadapi masalah.

Sekolah Athalia, sebagai mitra orangtua siswa dalam pengasuhan dan pendidikan anak, mendukung tiap upaya untuk menolong siswa menghadapi masalah mereka, dan menemukan bahwa ternyata mereka bisa!

Tiap tulisan yang dimuat di buku ini adalah segurat kisah mereka dalam menjalani proses. Tidak ada sukses diraih dalam semalam. Tidak ada keberhasilan yang menumpang semangat orang lain. Semua pencapaian harus dimulai dari pengertian; pengertian membawa pada kemauan memotivasi diri; motivasi yang kuat melahirkan semangat; semangat menuntun pada ketekunan, dan ketekunan berbuah pada sebuah penemuan: “Wow…ternyata aku bisa!”

Buku ini tentang tumbuhnya kepercayaan diri yang positif ketika seorang anak menemukan bahwa bila berusaha, ternyata dia bisa. Penemuan ini menolong mereka untuk terus maju, menemukan potensi-potensi lain dalam diri mereka. Kiranya buku ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Mereka bisa, kita pun bisa!

Charlotte Priatna
Praktisi Pendisikan

Arti NATAL

Menurutku, Natal sama dengan kelahiran Yesus. Sejujurnya, agak susah membayangkan suasana kelahiran waktu itu. Kalau kita hanya mendengarnya, itu mungkin biasa saja. Tapi kalau kita benar-benar melihatnya, kelahiran di kandang itu sangat tidak biasa dan menjijikkan. Jangan mengira kandang tempat kelahiran Yesus itu sama seperti gambar yang selama ini kita lihat. Di gambar-gambar, kandangnya terlihat bersih dan sepertinya nyaman. Tapi, sebenarnya, kandang itu sangat kotor dan sangat bau, jauh dari kata nyaman dan bersih. Disana banyak kotoran dan bulu binatang. Kalau kita memikirkannya, kandang domba untuk kelahiran manusia biasa saja sudah amat tidak layak, apalagi untuk kelahiran Tuhan. Amat sangat tidak layak sekali. Tetapi Tuhan kita mau merendahkan dirinya dengan lahir di kandang yang amat sangat menjijikkan sekali seperti itu.

Natal juga adalah sebuah momen yang amat langka dimana seorang Bayi yang dinubuatkan selama beratus-ratus tahun yang lalu, lahir. Kalau dipikir baik-baik, orang zaman dulu ternyata sangat sabar menunggu kelahiran Bayi Yesus. Jarak antara kelahiran Yesus dan para nabi yang menubuatkan kelahiranNya itu kira-kira 750 tahun. Adakah di antara kita yang kelahirannya sudah dinubuatkan beratus-ratus tahun sebelumnya? Kalau ada, tentu itu adalah keajaiban dunia ke 9.

Kelahiran Yesus juga adalah penggenapan janji Allah. Allah sudah berjanji akan mengirimkan Juruselamat dan ketika Yesus lahir janji Allah itu tergenapi. Bayi Yesus adalah bayi yang sangat penting. Bayangkan saja jika Tuhan memilih hidup enak di surga, surga bakal sepi dan kita semua ‘umpel-umpelan’ di neraka. Untunglah kita mempunyai Allah yang sangat baik dan memikirkan nasib kita semua. Disalib itu adalah hukuman tersadis karena terpidananya mati perlahan-lahan, bukannya seperti ditembak atau kursi listrik yang membuat terpidananya langsung mati. Tangan kita tergores saja rasanya sudah amat sangat perih, apalagi ditusuk paku sampai menembus. Memikirkannya saja sudah tidak mau. Tapi Yesus mau demi kita.

Dan pada saat Natal ini, adalah waktu dimana kita harus bersyukur pada Tuhan. Tuhan mau lahir, di kandang domba, untuk kita. Padahal kita yang sudah nakal dan memilih dosa daripada taat pada Tuhan. Kalau dipikir, kita saja susah mengampuni orang yang bersalah. Tapi Tuhan yang Maha Pengampun, mau berkorban untuk mengampuni kita. Karena itu bersyukurlah, Tuhan sudah sangat baik. Jangan pernah berpikir Tuhan itu jahat dan tidak mengerti kita. Buktinya Dia sangat mengerti kebutuhan utama kita yaitu hidup kekal.

Oh iya, teman-teman, tahukan kalian mengapa pohon natal ujungnya lancip? Itu dimaksudkan agar kita makin dekat dan fokus pada Tuhan. Pada natal ini, kita harusnya berdiam diri, merefleksikan kegiatan kita setahun ini apakah kita sudah memuliakan Tuhan atau belum. Jika sudah, bagus, tapi jika belum, kita harus lebih giat lagi karena Tuhan menciptakan kita memang untuk memuliakan nama Tuhan.

Satu hal yang perlu kita ingat: jangan melupakan arti Natal sesungguhnya, yaitu kelahiran Juruselamat yang rela menebus dosa kita. Waktu Natal banyak dari kita sering terlalu sibuk dengan perayaan natal, tapi kita melupakan kalau Natal itu adalah kelahiran Juruselamat di kandang domba, pada malam yang sunyi dan kudus. Atau kita terlalu terfokus dengan hadiah duniawi yang kita dapatkan, tetapi melupakan hadiah Natal sesungguhnya, yaitu Bayi Yesus yang lahir untuk kita.

Selamat merayakan hari Natal. Tuhan Yesus memberkati.

Moment NATAL

“We wish you a merry Christmas.. We wish you a merry Christmas.. and a happy new year!!”

Kakek-kakek, nenek-nenek, om-om, tante-tante, kakak-kakak, adik-adik, dan semuanya sebagai pengikut Tuhan Yesus pasti tahu kalau sekarang adalah bulan Desember. Ya kan?? Di bulan Desember, kita bersama-sama akan merayakan hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Hari Natal adalah hari dimana Tuhan Yesus lahir. Natal berasal dari bahasa Portugis yang berarti ‘lahir’. Banyak orang yang menyambut bulan Desember dengan meriah karena mengingat hari Natal akan datang. Contohnya dapat kita lihat pada diskon spesial hari Natal di department store atau beberapa penyanyi yang mengeluarkan album Natal seperti David Archuleta. Jadi, sebenarnya apa sih yang menarik dari Natal??

Ciri khas dari Natal yaitu pohon Natal, hadiah, kartu Natal, santa clause dan kereta rusanya. Biasanya pohon Natal dipasang dengan berbagai hiasan unik. Malaikat, bola-bola emas atau perak, lampu-lampu yang berkelap-kelip, dan bintang besar Betlehem yang dipasang di pucuk pohon tersebut. Lalu, salah satu hal yang menyenangkan dari Natal adalah hadiah. Tentunya setiap orang senang mendapat hadiah. Kadang kita juga menerima kartu Natal dari keluarga atau teman. Banyak juga orang yang percaya bahwa santa clause akan datang membawa hadiah yang banyak dengan kereta rusanya.

Nah, ini dia beberapa tradisi-tradisi Natal unik di beberapa negara. Yuk, kita lihat!!

1. Natal di Korea
Anak-anak di Korea mempunyai tradisi saling memberi kartu Natal dalam merayakan Natal. Tidak peduli berapa banyak teman sekolah atau teman bermain, mereka akan mengirim dan membalas semua kartu yang mereka terima, meski dengan demikian anak-anak di Korea harus melewatkan jam tidur malamnya hanya untuk membalas kartu-kartu Natal tersebut. Uniknya, setiap kartu memiliki isi yang berbeda. Ini menunjukkan bagaimana mereka mengekspresikan perasaan mereka pada setiap orang yang mereka kenal.

2. Natal di Polandia
Beberapa keluarga di Polandia sama sekali tidak makan sepanjang hari pada tanggal 24 Desember. Mereka baru makan ketika bintang pertama muncul di langit malam. Pada saat itu, makanan yang dihidangkan berupa makanan paling mewah dan beraneka sepanjang tahun. Sebuah kursi kosong dipasang di dekat meja untuk memberi pesan, “Yesus diundang ke meja makan kami.” Pada jamuan malam Natal ini, wafer perdamaian yang diberikan oleh pendeta atau pastor pada tiap keluarga di jemaatnya, dipecahkan dan dibagi dengan semua yang ada di meja makan sebagai tanda perdamaian dan harapan yang baik.

3. Natal di Inggris
Pada malam Natal, beberapa rumah di Inggris meletakkan gelondongan kayu besar di perapian. Sementara kayu itu dibakar, nyanyian Natal dan lagu pujian dinyanyikan serta mementaskan drama tentang kelahiran Yesus. Menurut kebiasaan, anak-anak boleh tetap bangun sampei kayu itu terbakar habis.

4. Natal di Spanyol
Saat merayakan Natal di Spanyol, biasanya Nacimiento (kata “palungan” dalam bahasa Spanyol) diletakkan di tengah ruangan. Selanjutnya seluruh anggota keluarga berlutut mengelilingi palungan tersebut sambil berdoa dan menyanyikan lagu-lagu Natal. Kebiasaan yang dilakukan anak-anak adalah meletakkan sepatu-sepatu mereka di jendela yang diisi dengan berbagai permen dan mainan.

5. Natal di Swedia
Perayaan pertama Natal di Swedia tanggal 13 Desember disebut Hari raya Santa Lusia. Nama Santa Lusia dipakai untuk mengingat seorang gadis kecil bernama Lusia yang membawakan makanan bagi orang-orang Kristen yang bersembunyi ratusan tahun lalu. Anak tertua dalam sebuah keluarga mengenakan lilin di atas kepalanya dan membawa roti untuk sarapan bagi keluarga mereka di tempat tidur.

Tradisi Natal negara Korea, Polandia, Inggris, Spanyol, dan Swedia yang unik sesuai dengan kelahiran Tuhan Yesus yang juga unik. Kebanyakan dari kita, manusia biasa, lahir di rumah sakit yang bagus, berbeda dengan Tuhan Yesus, sang juruselamat, yang lahir di palungan. Itulah makna Natal yang sesungguhnya. Selamat Natal!!

M A M A

Mama..
adalah wanita yang telah melahirkanku..
merawatku..
membesarkanku..
mendidikku..
hingga aku telah dewasa.

Mama..
adalah wanita yang penuh perhatian, dikala..
bila aku sakit..
bila aku terjatuh..
bila aku menagis..
dan bila aku kesepian..

Mama..
aku yang selalu merepotkanmu..
aku yang selalu menyita perhatianmu..
aku yang telah menghabiskan air susumu..
aku yang telah menyusahkan hingga muncul tangismu..

Mama..
jasamu tiada terbalas..
jasamu tiada terbeli..
jasamu tiada akhir..
dan jasamu terlukis indah didalam surga..

Mama..
hanya doa yang bisa kupersembahkan untukmu..
hanya tangisku sebagai saksi..
atas rasa cintaku padamu..

Happy Mother’s Day

Do you love your mother? I know it’s a very simple and silly question but it has a strong meaning. We know that our mothers are also our heroes. Why I can say that? Why some country in this world has a Mother’s Day? What’s the purpose of celebrating this day?

Well, Mother’s Day is a day for us to thank our mother for her kindness. In Indonesia, this day is celebrated every December 22nd. We know that our mothers are the ones who give a birth to us, take care of us when we were still a baby until now. Our mothers are great persons in this world. They usually do everything for our good. Sometimes, when we’re naughty, they’re angry at us. But, you have to know something. They’re angry because they really love us much and they don’t want us to be bad persons. If our mothers aren’t angry at us, it means that they don’t care of us anymore. So, we’re lucky if our mothers are angry at us when we make some mistakes and they still give us some advice too.

I think, we should thank her for everything. But please, don’t do this on Mother’s Day only. We have to show our thankful everyday. Not by giving a present or a gift that we give to her but from our score of a test at school, our diligence to study, or maybe we can offer some help to her. So, a title “hero” is really matched for our mothers, right? Imagine, if our mothers don’t exist, how about us? We wouldn’t exist either. So, we have to thank her every day, love her, and remember to thank God because He gives us a beautiful woman in the world.

– Felicia Kristianti (SMP Athalia kelas IX R) –

BODY CLOCK

Mazmur 90 : 12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

Saat ini kita sedang mempelajari “Before Time is On Time”. Kita perlu belajar untuk tepat waktu karena waktu sangat berharga. Orang sering berkata “Waktu adalah Uang”. Namun, sebenarnya kita perlu melihat bukan dari segi materinya saja.

Dalam Alkitab, kita melihat bagaimana Tuhan bekerja dan memperhatikan waktu. Waktu sangat berarti bagi Tuhan. Penelitian terbaru menunjukkan bagaimana Tuhan menciptakan tubuh kita dengan waktu yang tepat untuk setiap organ tubuh. Karena itu, hargailah waktu juga dengan cara hidup yang sehat.

LAMBUNG

07.00-09.00

Jam piket organ lambung sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan pagi, karena saat perut masih kosong zat yang berguna lebih cepat diserap tubuh.
LIMPA

09.00-11.00

Jam piket organ limpa kuat, berfungsi mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak, minyak dan protein hewani.
JANTUNG

11.00-13.00

Jam piket organ jantung kuat, perlu istirahat, hindari panas dan olah fisik, kurangi ambisi dan emosi terutama pada penderita gangguan pembuluh darah.
HATI

13.00-15.00

Jam piket organ hati lemah. Bila seseorang tidur siang, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh kuat untuk menangkal semua penyakit.
PARU-PARU

15.00-17.00

Jam piket organ paru-paru lemah. Bila diperlukan, tidur pada jam ini akan membantu proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi paru-paru
GINJAL

17.00-19.00

Jam piket organ ginjal kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.
LAMBUNG

19.00-21.00

Jam piket organ lambung lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicerna atau lama dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan
LIMPA

21.00-23.00

Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Proses detoxin terjadi di bagian sistem anti-bodi kelenjar getah bening. Untuk meningkatkan imunitas, selama waktu ini seharusnya kita lalui dalam suasana yang tenang atau mendengarkan musik, bukan suara hiruk-pikuk.
JANTUNG

23.00-01.00

Jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung. Proses detoxin di bagian hati hanya bisa terjadi  dalam kondisi tidur pulas. Pada saat ini juga proses sumsum tulang belakang mulai memproduksi darah. Juga terbaik saat tidur pulas.
HATI

01.00-03.00

Jam piket organ hati kuat. Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati akan tercermin pada kotoran dan gangguan mata. Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.
PARU-PARU

03.00-05.00

Jam piket organ paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ paru-paru. Apabila terjadi batuk, bersin-bersin, dan berkeringat, menandakan adanya gangguan fungsi paru-paru. Sebaiknya waktu ini digunakan untuk olah nafas agar mendapatkan energi paru yang sehat dan kuat. Pada masa ini tidak perlu minum obat batuk agar jangan mengganggu proses pembersihan.
USUS BESAR

05.00-07.00

Jam piket organ usus besar kuat, sebaiknya biasakan BAB secara teratur di jam ini.

*dari mailinglist

Hidup Tepat Waktu

Istilah tepat waktu sering diartikan sebagai “tiba sebelum/tepat pada waktu yang dijanjikan”. Namun satu hal yang mungkin jarang kita pikirkan adalah … hidup tepat waktu. Bahkan banyak orang yang tidak menjalani hidup tepat pada waktunya. Apakah maksudnya?

Pada saat bangsa Israel keluar dari Mesir dan berada di padang pasir, sebelum memasuki tanah Kanaan, ada satu hal yang sering menghalangi ketaatan mereka kepada Tuhan. Hal itu adalah hati dan pikiran mereka yang masih terpaut dengan kehidupan lama mereka di Mesir. Akibatnya, mereka harus berputar selama 40 tahun di padang pasir. Banyak orang yang tidak dapat bergerak maju dalam kehidupannya, karena mereka masih hidup (dalam hati dan pikiran) di masa lalunya. Mungkin suatu hal yang buruk atau kegagalan di masa lalu yang membekas cukup dalam sehingga menjadi trauma untuk melangkah. Atau kebencian dan sakit hati yang tidak dapat diampuni. Namun, bisa juga kesuksesan di masa lalu menjadi kenangan yang terlalu mengikat sehingga kita lupa untuk berusaha “naik tingkat”. Rasul Paulus dalam Filipi 3:13 berkata : “aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”.

Bukan hanya masa lalu yang menjadi masalah. Memikirkan terlalu jauh ke depan dapat juga menjadi penghalang untuk kita melakukan yang terbaik saat ini. Banyak orang terlalu takut akan masa depan sehingga mereka berusaha menabung sebanyak-banyaknya dan lupa untuk menikmati hidup mereka sekarang. Orang tua sering merencanakan masa depan anak-anak mereka dengan begitu detail, namun mereka lupa untuk menikmati keberadaan anak-anak itu dalam perkembangannya. Terlalu fokus merencanakan masa depan bukan hanya membuang waktu yang sedang kita lalui saat ini, namun hal itu bahkan dapat merusak masa depan yang kita rencanakan. Contohnya kita fokus membentuk anak kita dengan segudang prestasi, tanpa memperhatikan kebutuhan rohani dan batin mereka, yang mungkin kita dapatkan saat mereka besar nanti adalah seorang anak dengan hati terluka yang mungkin memberontak.

Alangkah indahnya bila kita mau hidup tepat waktu … yaitu jalanilah hari ini dengan sebaik-baiknya, dengan segala ucapan syukur dan melakukan segala sesuatu untuk Tuhan (Kolose 3:23). Segala yang telah kita lalui di masa yang lalu biarlah menjadi “kaca spion” bagi kita untuk dilihat sekali-sekali saja agar berhati-hati. Dan jangan terlalu memandang jauh ke depan, karena masih banyak belokan-belokan yang terlihat menghalangi tujuan akhir kita. Hanya satu tujuan akhir yang perlu kita ketahui yaitu untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Fil 3:14b).

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari-hari ini adalah jahat.
(Matius 6:34 ; Efesus 5:16)