UTBK atau Ujian Tulis Berbasis Komputer merupakan salah satu jalur seleksi calon mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri. Pelaksanaan UTBK tahun ini dibagi ke dalam dua periode. Periode pertama dilaksanakan pada 5—14 Juli dan periode kedua pada 20—29 Juli.
UTBK tahun ini diselenggarakan dengan berbagai penyesuaian, kaitannya dengan pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. Pertama, panitia hanya menggelar satu jenis mata ujian, yaitu TPS/Tes Potensi Skolastik. Kedua, panitia melakukan pengurangan sesi ujian dengan durasi 105 menit. Ketiga, penyebaran lokasi tes dengan melibatkan beberapa sekolah dan perguruan tinggi swasta. Keempat, menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi seluruh peserta dan pengawas UTBK.
Penyesuaian-penyesuaian ini dilakukan karena pihak panitia pelaksana UTBK sangat menjaga dan melindungi kesehatan dan keselamatan para pihak yang terlibat serta mencegah penyebaran COVID-19 dengan membatasi mobilitas peserta antarprovinsi dan antarkota.
Tahun ini, sebanyak 28 siswa SMA Athalia mengikuti UTBK. Sebagian besar dari mereka mendapatkan lokasi ujian yang cukup dekat dengan domisili masing-masing, yaitu Universitas Bina Nusantara, Universitas Multimedia Nusantara, dan UPN Veteran Jakarta Selatan. Ada pula beberapa siswa yang mengikuti ujian di Universitas Indonesia, Depok. Pak Anton, selaku kepala sekolah, menugaskan tim konselor SMA Athalia untuk mendampingi para siswa yang akan mengikuti UTBK, mulai dari berkonsultasi mengenai pemilihan jurusan kuliah, pendaftaran UTBK hingga membuat group chat untuk para siswa yang mengikuti UTBK tahun ini. Kami mengupayakan sekolah tetap “hadir” untuk memberikan informasi terkini dan dukungan doa kepada para peserta UTBK di komunitas Athalia.
UTBK tahun ini bisa dimaknai sebagai Ujian Tulis Berbasis Karakter karena para siswa dituntut mempraktikkan semua pembelajaran karakter yang sudah mereka dapatkan selama bersekolah di SMA Athalia. Konselor sempat bertanya kepada beberapa siswa melalui chat tentang kesan setelah menjalani UTBK. Mereka menjawab merasa ditantang untuk mempraktikkan karakter yang selama ini sudah dipelajari, yaitu karakter jujur, tanggung jawab, pantang menyerah, tepat waktu, tertib, penguasaan diri, peduli, serta berserah dan mengandalkan Tuhan. Saya tahu bahwa perjuangan mereka tidak mudah untuk melalui masa-masa ini. Mereka harus mengalami masa karantina di rumah selama beberapa bulan, menjalani pembelajaran jarak jauh dan tidak dapat bertemu dengan teman-teman, serta belajar secara mandiri mempersiapkan UTBK. Selain itu, tantangan lainnya, yaitu pihak panitia penyelenggara sempat melakukan beberapa perubahan jadwal, syarat, dan lokasi ujian sehingga mereka harus mencetak ulang kartu peserta dengan ketentuan baru yang disesuaikan dengan protokol kesehatan dari pihak gugus tugas Covid-19. Para siswa juga harus tetap menjaga kesehatan di tengah pandemi ini.
Kami mengapresiasi para siswa Athalia yang memegang teguh karakter kejujuran saat mengikuti UTBK. Meskipun ada pengurangan jumlah pengawas UTBK dalam setiap ruangan tes demi mengurangi jumlah orang berkumpul bersama dalam suatu ruangan tertutup, tak membuat para siswa Athalia melihat ini sebagai celah untuk berbuat curang.
UTBK tahun ini diikuti oleh 702.420 peserta dari seluruh Indonesia. Pada 14 Agustus lalu, hasil UTBK diumumkan; sebanyak 167.653 peserta dinyatakan lulus. Penting untuk diketahui juga dari hasil UTBK tahun ini ada beberapa prodi saintek dengan keketatan tertinggi, yaitu Teknik Informatika di UNPAD, Kedokteran Gigi di UNDIP, Kedokteran di UGM dan UI, Ilmu Komputer di UGM, Teknik Biomedis di UGM, Teknologi Informasi di UGM, Arsitektur di UI, Farmasi di UI, dan Arsitektur di UGM. Sementara itu, untuk prodi program studi Sosial dan Hukum dengan keketatan tertinggi, yaitu Ilmu Komunikasi di UI, Ilmu Hubungan Internasional di UI, Ilmu Komunikasi di UNPAD, Manajemen di UNPAD, Ilmu Komunikasi di UNY, Ilmu komunikasi di UGM, Bahasa dan Kebudayaan Korea di UI, Psikologi di UNY, Ilmu Hubungan Internasional di UGM, dan Manajemen di UGM.
SMA Athalia sangat bersyukur kepada Tuhan atas penyertaan-Nya sehingga beberapa siswa SMA Athalia dinyatakan lolos. Berikut nama-nama mereka.
- Jeremy Aditya – Sekolah Teknik Elektro & Informatika, Institut Teknologi Bandung.
- Deysel Ezra – FMIPA, Institut Teknologi Bandung.
- Maria Eunike Tampubolon – Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia.
- Trisvian Samudra – Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung.
- Metta Clarissa Budisarwono – Ilmu Tekno Hayati, Institut Teknologi Bandung.
- Mikha Ananda – Teknik Industri, Universitas Diponegoro.
- Adelyn Alvincia – Psikologi, Universitas Indonesia.
- Evelyn Limuel Effendy – Teknik Sipil, Universitas Diponegoro.
- Regina Gloria – Agribisnis, Universitas Udayana.
- Maria Marcella Faustine – Farmasi, Institut Teknologi Bandung.
- Gerhard Ruben Russel Anggoro – Teknik Komputer, Universitas Diponegoro.
- Ariya Tristan Susanto – Gizi, Universitas Brawijaya.
- Denaira Anindya Syanetta – Seni Tari, ISI Yogyakarta.
- Tiffany Hertantiningsih – Ilmu Komunikasi, Institut Teknologi Bandung.
- Kristian Abraham Duka – Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
- Ariel Amadeus – Arsitektur, Universitas Udayana.
- Matthew – Teknik Komputer, Universitas Indonesia.
Semoga tulisan ini dapat membuka wawasan kita mengenai fenomena UTBK di tengah pandemi serta dapat digunakan sebagai acuan khususnya bagi para siswa SMA Athalia yang tahun depan akan meneruskan perjuangan kakak kelas untuk mendapatkan tempat dan menjadi berkat di perguruan tinggi negeri favorit mereka. (CWK)