Biopori (1)

Awalnya sih aku kira nggak seru, soalnya kita harus membuat lubang yang lebarnya 10 cm dan dalamnya 1 m, dengan menggunakan tangan. Eh, ternyata bias dengan menggunakan alat khusus yang ujungnya seperti bor.

Pertama, sebelum kita mengebor tanah, ada quiz berhadiah. Ketentuannya, setiap orangyang menjawab pertanyaan dan benar, akan diberi 1 buah pita, dan orang yang paling banyak mendapat pita, itulah yang akan menang. Saat quiz habis, ternyata ada 6 orang yang berhasil mendapatkan pita (termasuk aku). Semuanya yang mendapat pita hanya mendapat satu pita saja, tidak ada yang mendapatkan 2 pita ataupun lebih. Jadi 6 orang itu nilainya seri.

Lalu kita bersiap-sipa ke tanah yang mau dibor dan dibuat lubang biopori. Kita juga dijelaskan caranya olah pak Kamir yang akan memimpin seminar nanti siang. Caranya sih gampang, aetapi pada prakteknya sangat susah sekali. Kalau ngebor tanahnya masih pada permukaan tanah, itu masih gampang, tetap kalau ngebor tanahnya sudah mencapai 50 cm, itu sudah mulai susah. Apalagi lebih dari kedalaman 50 cm. Itu sudah berat sekali utuk memutar bornya. Tanga papiku pun sudah merah akibat gesekannya terlalu kasar dengan alat bor. Padahal tanahnya sudah diberi air, tetap saja berat. Akhirnya keluargaku berhasil menyelesaikan pembuatan lubang bipori itu.

Nah, habis itu kita sarapan bihun goring. Setelah makan, kita ke aula mendengarkan seminar tentang lubang resapan biopori oleh bapak Kamir R Brata. Saat seminar itu, pak Kamir mengajukan pertanyaan khusus untuk orang yang mendapatkan pita. Lalu mamiku mewakilkan keluargaku untuk menjawab pertanyaan.

Kemudian, saatnya pembagian hadiah. Keluargaku menang sebagai juara quiz berhadiah. Menurutku, pertanyaan yang diajukan saat seminar itu menambah poin bagi keluargaku. Hadiahnya berupa 3 perlatan kecil untuk menanam di kebun (beserta tas kecil untuk meletakan peralatan itu) dan juga ada sepasang sarung tangan besar. Hehehe…

(Dustin Pradipta 7D)

Juara 1 Porseni Tangsel

Hari rabu tanggal 7 April lalu, sekolah Athalia mengikuti porseni se-Jakarta Selatan. Dan kami satu team putri sekolah Athalia terdiri dari 5 orang yang dikirim mewakili sekolah untuk bertanding basket 3 on 3 dalam ajang Porseni tersebut.
Pertamanya kami dikirim satu team basket putra dan putrid. Kami betanding di SMPN 1 Tanggerang. Butuh pengorbanan juga untuk sampai disana, karena dimobil kami berdesak-desakan bersepuluh orang ditambah bapak Anto dan supir yang menaiki mobil espass.
Sampai disana, sejujurnya kami merasa gugup karena melihat lawan-lawan kami yang bertanding begitu tangguh. Apalagi Rosa, wajahnya begitu cemas melihat taem-team lain bertanding. Untuk berganti baju saja, kami sampai harus mengitari gedung SMPN 1 hanya untuk mencari toilet.
Cukup sudah persiapan kami dalam pemanasan, saatnya untuk bertanding. Ternyata lawannya tidak sesusah yang kami cemaskan. Kami bermain sebisa kami dan akhirnya kami bisa masuk ke babak delapan besar. Begitu pula dengan team putra kami.
Teamm putrid kami berhasil melanjutkan kebabak semifinal, dikarenakan team lawan kami dibabak perdelapan final tidak datang dan mereka terkena WO. Jadi kami hrus bertanding lagi esok harinya di sekolah Cendekia dan pada pukul 8 pagi harus sudah sampai disana.
Ternyata nasib yang berlawanan dirasakan oleh team putra. Mereka tidak lolos ke babak selanjutnya karena mereka kalah oleh team putra sekolah Ora et Labora. Sepulangnya disekolah kami diberi selamat, tetapi tidak untuk ulangan-ulangan yang masih menyusul.
Keesokan harinya aku sudah gelisah. Dan ternyata itu juga yang dirasakan oleh teman-teman team yang lain. Mereka tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan semifinal hari ini. Sesampainya disana, kami langsung kelapangan segera.
Setelah pemanasan yang cukup, kami langsung terjun ke lapangan pertandingan. Memang lawan kali ii cukup susah, tetapi atas dukungan dari teman-teman yang lain, kami bisa mengalahkan team lawan dan akhirnya kami bisa masuk ke final.
Sekian lama beristirahat disebuah perteduhan dan mengisi tenaga serta minum, akhirnya kami kembali lagi kelapangan. Kami menunggu sampai pergantian jadwal pertandingan. Kami sudah siap untuk bertanding di babak final.
Lawan kami memang tingginya lebih pendek dari kebanyakan kami, tetapi mereka sangat gesit. Sehingga kami menjadi susah menghadang mereka untuk memasukan bola kedalam ring.
Setelah 15 menit pertandingan, akhirnya kamilah yang keluar sebagai pemenang. Kami bangga sudah membawa nama baik sekolah Athalia dalam porseni Tanggerang Selatan kali ini. Dan sorenya kami telah membawa pulang sebuah piala kemenangan yang besar dengan senang hati.

(Stella Aurelia 8S)

Seminar IT

Salah satu hal yang saat ini banyak diminati oleh anak-anak yang dalam hal ini adalah siswa-siswi sekolah adalah facebook dan games komputer, baik itu games yang dilakukan sendiri ataupun games yang dilakukan secara kelompok (games online). Mereka telah banyak sekali menghabiskan waktu untuk menjelajah di dunia maya yang satu ini. Apa yang selanjutnya terjadi adalah mereka akhirnya seringkali lupa dengan tugas dan tanggung jawab yang harus mereka lakukan, entah itu sebagai murid ataupun sebgai bagian dari keluarga.

Perkembangan dunia maya saat ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi khususnya dalam bidang nano teknologi. Perangkat komputer yang dulu sangat besar sekarang menjadi sangat kecil dan dapat melakukan fungsinya jauh lebih baik dari terdahulunya. Hal ini tentu saja sangat mendorong kemajuan perkembangan software dan hardware games. Games menjadi lebih menarik dengan tampilan 3D dan menjadi lebih hidup dengan kecepatan kerja komputer yang digunakan untuk bermain games.

Tidak hanya games, multimedia yang lain seperti film, internet (facebook), majalah, televisi dan musik tentu saja mengalami kemajuan yang sama pesatnya dengan perkembanga games.

Games menjadi lebih diminati dibandingkan dengan multi media yang lain karena dalam games para pemainnya mendapatkan semua kesenangan tanpa harus banyak melakukan aktifitas fisik. Aksi yang menegangkan, adu strategi, pengalaman seru, petualangan melakukan olahraga yang tidak pernah dilakukan sebelumnya adalah beberapa hal yang membuat games sangat menarik untuk dimainkan. Hal penting lainnya adalah games dapat kita lakukan secara berulang-ulang. Membuat pemainnya ingin mencoba lagi dan lagi untuk mencapai level tertinggi.

Hal ini ternyata dilihat sebagai peluang pasar yang sangat besar dari para pelaku bisnis. Survey menunjukan bahwa keuntungan yang di dapat dari bisnis games di Cina dapat mencapai 36, 1 juta dolar per bulan. Sebuah angka fantastis yang tentu saja akan sangat menarik para investor untuk semakin masuk dalam bisnis games. Dampak selanjutnya yang dapat dibayangkan adalah dunia games yang akan sangat semakin berkembang.

Melihat dampak yang telah ditimbulkan selama ini, maka perkembangan games akan sangat berbahaya bagi anak-anak jika tidak dilakukan pengawasan yang baik ketika mereka bermain games. Petualangan yang dinikmati dalam games membuat mereka ingin terus berlama-lama. Lagi dan lagi.

Belajar dari Kitab Ulangan 6:4-9 dan Ulangan 11:18-20, hal yang seharusnya diajarkan secara berulang-ulang dan teratur kepada anak-anak adalah mengajarkan Firman Tuhan dan orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah telah terjadi pergeseran fungsi dan prioritas. Orang tua tidak lagi mengajarkan nilai-nilai Firman Tuhan kepada anak-anak dan semakin berkembangnya games membuat anak menemukan hal yang sepertinya baik untuk mereka.

Games menjadi jauh lebih menarik daripada teks alkitab dan buku pelajaran. Hal ini didukung dengan fakta bahwa tampilan video tentu saja jauh lebih menarik dari pada teks. Emosi yang didapat, gambar bergerak yang dapat dilihat mata tentu saja jauh lebih menarik dibandingkan dengan membaca teks entah itu teks alkitab ataupun teks buku pelajaran. Audio visual tentu saja lebih baik dari pada sekedar visual saja atau audio saja. Dampak negatif lain dari games adalah dapat merusak mata, suka berkhayal, berpikiran kotor dan emosi yang susah dikendalikan.

Apakah yang harus kita lakukan untuk menjaga anak-anak agar tidak terjerat dengan dampak negatif dari dunia games?

Beberapa solusi yang dapat kita lakukan antara lain :
1. Tanamkan kembali nilai-nilai penting dalam keluarga. Komunikasi yang bersifat tatap muka –ngobrol bersama- yang disertai dengan ragam ekspresi wajah, canda-ria, sentuhan, belaian dan pelukan akan memberikan arti tersendiri dan mengandung sejuta makna bagi pasangan dan anak-anak. Luangkanlah waktu untuk mereka.
2. Kehidupan Rohani. Ajarkan mereka tentang pentingnya relasi dengan Allah yang adalah pencipta dan pemilik hidup mereka. Tidak hanya mengajarkan, tetapi jadilah teladan bagi mereka untuk hidup taat sesuai dengan apa yang Allah kehendaki.
3. Ingat terus kepada mereka bahwa tugas utama mereka adalah belajar.
4. Dukung mereka untuk mengembangkan talenta yang mereka miliki.
5. Biarkan mereka bersosialisai dengan teman-teman seusianya sambil terus diawasi sesuai dengan kadar kepercayaan kita kepada mereka. Jangan terlalu posesif tetapi juga jangan terlalu bebas.
6. Ajak dan temani mereka untuk berolahraga. Ajarkan mereka tentang pentingnya aktifitas fisik, sehingga tubuh mereka tetap segar dan prima.
7. Berilah waktu yang cukup dan sewajarnya untuk mereka beristirahat.

Terpenting dari itu semua adalah, kita tidak hanya mengajarkan nilai-nilai yang baik secara berulang-ulang kepada mereka, tetapi hendaklah kita menjadi teladan dalam setiap hal yang kita ajarkan kepada mereka karena visualisai terbaik bagi anak-anak/siswa-siswi kita adalah diri kita sendiri. God will help us.

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
(Amsal 22:6)

Canda Tawa di Panti Asuhan

Ini adalah cerita mengenai pengalaman aku dan teman-teman ke Panti Asuhan Cathreen Booth. Salah satu pengalaman yang takkan terlupakan, penuh canda tawa, dan penuh keharuan. Nah, ceritanya berawal ketika guruku, Pak Daniel mengumumkan bahwa pada bulan Februari, kita akan pergi ke Panti Asuhan Cathreen Booth. Wah, mendengarnya saja sudah membuat aku tertarik, karena sudah lama aku tidak pergi ke panti asuhan. Sehingga pada bulan Januari, aku ikut mendaftar untuk acara pergi ke panti asuhan itu.

Pada tanggal 13 Februari, aku pergi ke sekolah, untuk bersama-sama berangkat ke panti itu. Karena ini merupakan salah satu kegiatan Boy’s Brigade, maka aku memakai seragam Boy’s Brigade. Ternyata banyak juga teman-temanku yang ikut. Kita awali kegiatan dengan doa. Aku pergi ke sana menggunakan mobil Bu Dyah bersama Disa, Ce Thea, Ce Vero, Ce Irene, dan Jessica Noviena. Perjalanan yang dimulai pada pukul 10.30, memakan waktu sekitar 1 setengah jam, cukup lama yah..

Pada pukul 12.00, kita tiba di sana. Hoeek, setelah keluar dari mobil, aku mencium bau kuda, wah ternyata di sebelah Panti Asuhan Cathreen Booth, terdapat kandang kuda, pantas saja baunya minta ampun. Hhm, berarti mereka tiap hari mencium bau yang tidak sedap ini dong.. Ada beberapa teman-temanku yang sudah tiba, tetapi mobil Joshua H. dan Pak Daniel belum tiba, jadi kami menunggu.

Anak-anak Panti Cahtreen Booth, semuanya perempuan, dari usia 3 tahun sampai 2 SMA, hanya ada sekitar 22 anak di sana. Di sana, juga terdapat banyak pengasuh atau pengurus panti. Mereka semua beragama Kristen. Aku bersyukur, karena panti asuhannya lumayan besar, jadi mereka dapat leluasa bermain. Tetapi pada jendela-jendela ruangannya, mereka menempelkan daftar barang-barang yang mereka butuhkan, ada susu, beras, dan barang sehari-hari lainnya. Aku paling tidak suka minum susu, gak enaak ! Kalau aku minum susu, kadang tidak habis, tetapi, mereka sangat mebutuhkan itu.
Tiba-tiba turun hujan, huh, sangat tidak nyaman. Panti Asuhan Cathreen Booth, tempatnya terbuka, sehingga apabila hujan, lantainya akan basah. Akhirnya, mobil Pak Daniel dan Joshua H. tiba. Kita bersama-sama masuk ke aulanya. Diberitahukan bahwa kegiatan yang akan kita lakukan pertama adalah makan siang bersama. Kita pergi ke ruang makan, waktu itu aku sudah sangat lapar, jadi aku, orang yang mengambil makanan pertama, haha. Di tempat makan itu, terdapat banyak sekali lalat-lalat beterbangan, itu kan dapat menyebabkan penyakit diare. Anak-anak panti, setiap hari makan di tempat itu. Kasihan yah. Dessertnya adalah buah jeruk. Sehabis aku makan, aku melihat temanku Wendy, sedang mengupaskan jeruk dan menyuapi jeruk kepada beberapa anak panti. Saya dekati Wendy, di situ juga ada Brigitta dan Tarida, teman saya. Lalu kita makan jeruk sama-sama, sambil bercanda-canda dan tertawa. Hhm, aku merasa beberapa anak panti itu malu-malu. Tiba-tiba, Brigitta berkata, “ Eh, bijinya jangan ditelan yah dek. “. Tapi, anak itu sudah terlanjur menelan, kita tertawa dan terus bercanda. Merekapun ikut tertawa.
Sudah waktunya bagi kita untuk kembali ke Aula, di sana kita akan beribadah bersama anak-anak panti itu. Ada seorang anak bernama Debora (kelas 2 SD), dia sudah sangat akrab dengan Wendy, jadi dia duduk dengan kami. Kita awali ibadah dengan beberapa panitia memimpin puji-pujian. Setelah itu, anak-anak panti, mempersembahkan lagu “Sukacita Surga”, mereka menyanyi dengan penuh semangat, akhirnya semangat merka menular kepada aku, sehingga aku ikut bertepuk tangan dan bernyanyi. Setelah itu, seorang pengurus panti, mengenalkan mereka satu persatu. Ternyata ada beberapa diantara mereka yang sudah menjadi milik negara sejak lahir, salah satunya adalah Debora.

Firman Tuhan dibawakan oleh Ibu Karen, seorang guru dari sekolahku. Ibu Karen bercerita bahwa Tuhan sudah sangat peduli dengan kita, tetapi apakah kita sudah peduli dengan Dia. Bu Karen menjelaskan, cara-cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk menyenangkan Dia. Bagus lhoo.

Nah, setelah Firman, itulah acara yang paling kutunggu-tunggu. Apa yah itu ? Ya jelas GAMES ! Pak Daniel menyuruh kami, untuk membawa kursi kami masing-masing ke tempat makan. Aku melihat, Debora kesulitan saat membawa kursi, jadi kutaruh kursi yang kuangkat, lalu aku bantu dia mengangkat kursinya itu. Dia berjalan di sampingku. Kursi-kursi diatur membentuk lingkaran. Sebelah kiriku adalah Debora dan sebelah kananku adalah temanku, Nikita. Games pertama, kita menyanyi lagu “We’re in the Train of Love”. Kakak kelasku Azalia, yang memimpin acara Games, memanggilku untuk ikut mencontohkan gerakan lagu ini di depan. Jadi, aku maju dan bersama-sama menyanyi. Kami semua bernyanyi dengan penuh semangat.

Setelah itu ada Games, yang mengharuskan kita untuk menanyakan nama, hobi, dan cita-cita kepada anak panti sebanyak mungkin. Mereka juga harus menanyakan kita. Aku berusaha menanyakan sebanyak mungkin, aku juga sudah mengenal mereka lumayan banyak. Setelah waktu bertanya habis, Pak Daniel bertanya, “Siapa yang dapat menyebutkan sepuluh anak?”. Akhirnya ada beberapa temanku yang maju dan ternyata mereka tidak bisa menyebutkan. Pak Daniel kembali bertanya, “ Siapa yang dapat menyebutkan nama mereka saja tapi jumlahnya lebih banyak dari yang sebelumnya disebutkan ?”. Aku mengatakan bahwa aku bisa, lalu aku menyebutkan, dan mendapat hadiah. Sungguh senang. Lalu, dilanjutkan dengan games-games lain. Akhirnya pada pukul 3 lewat, acara games sudah selesai. Huaa, padahal masih ingin terus bermain. Kita berfoto bersama di taman. Setelah itu, sudah waktunya untuk kita pulang. Aku mengucapkan bye-bye pada Debora, Dela, dan teman-teman lainnya. Bukan hanya mereka yang mendapat berkat dari kami, tetapi kami juga dapat berkat dari mereka, yaitu pelajaran yang sangaat berguna. Terima kasih yah.

– Jessica DL (7D) –

Bakti Sosial ke Cathereen Booth

Pada hari Sabtu tanggal 13 Febuari 2010, kami siswa-siswi SMP Athalia bersama guru-guru mengadakan bakti social ke Bala Keselamatan Cathereen Booth di Pondok Cabe, Jakarta dalam rangka progam BB(Boys Brigade). Kami berkumpul di sekolah jam 9.30 dan berangkat jam 10.00. Sayangnya kami mengalami kemacetan, sehingga kami terlambat dari waktu yang dijadwalkan.
Jauh sebelum hari itu tiba, kami sudah membagi tugas untuk bidang transportasi, makanan dan ibadah. Banyak kesulitan yang kami alami, tetapi puji Tuhan kami dapat berangkat ke sana walaupun tiba terlambat.
Saat sampai disana, kami masuk ke ruang ibadah. Saya sangat sedih saat melihat keadaan anak-anak disana dan juga bangunannya. Mereka ada yang sudah tidak punya orang tua, ada juga yang berkekurangan. Gedungnya tidak mewah seperti hotel, tidak ada AC dan bau amis. Kita harus bersyukur karna masih mempunyai orang tua dan fasilitas yang baik. Ingin rasanya berbagi dan bermain dengan mereka.

Anak-anak disana kebanyakan perempuan, mulai dari umur 4 tahun sampai ada yang sudah SMA. Anak laki-laki sudah dikirim ke Panti Asuhan yang lain, dan hanya tertinggal 1 anak laki-laki.

Kegiatan pertama kami adalah makan. Jadi, kami pergi ke kantin untuk makan bersama. Namun, cuaca tidak mendukung sehingga turunlah hujan. Saat makan-makan, saya berkenalan dengan beberapa anak, dan juga melayani mereka. Setelah itu, kami harus cepat mempersiapkan untuk ibadah. Saya ditunjuk menjadi salah satu singer. Saya sangat senang mendengarnya, karena dapat melayani Tuhan juga tentunya.

Kami bernyanyi dan memuji Tuhan bersama-sama. Saya sangat senang melihat keseriusan anak-anak Bala Keselamatan, maupun anak Athalia. Firman disampaikan oleh bu Karen. Ia menyampaikan bahwa kita tidak boleh memberi Tuhan kain kotor, karna kadang kita hanya bagus di luarnya saja, tetapi dalamnya seperti kain kotor.

Berikutnya, kami kembali ke kantin untuk bermain game yang dipimpin oleh ci Cecil dan ci Azalia. Kita bermain beberapa permainan yang membangun kebersamaan, serta kerjasama. Kamipun dapat mengenal anak-anak disana dengan lebih baik.

Tanpa terasa, kamipun sudah harus pulang. Setelah pamit, kami kembali lagi ke Athalia. Saya merasa sangat senang dapat melayani mereka. Ini merupakan salah satu pengalaman berharga dan terbaik yang pernah saya alami.

– Joshua Hezer (7L) –

Indahnya Hidupku..

Pertama kali, saat aku sampai dipanti, rasa bersyukur akan tempat tinggalku mulai ada. Bayangkan saja, mereka tinggal ditempat yang sekelilingnya adalah tempat sampah. Saat kita memulia ibadah, sukacita lebih terlihat diwajah anak-anak panti, contohnya pada saat saya menyanyikan lagu “..kau sahabatku, kau saudaraku..”, mereka dapat bergaya dengan begitu semangat , memuji dan menyanyi dengan senyum sukacita. Aku sempat berkata dalam hati “..hebat..”. Aku menyatakan hal itu, karena mereka begitu bersemangat menyanyi meski aroma sampah dan ratusan lalat berterbangan.

Saat anak panti bernyanyi, ku tahu, alunan-alunan nada yang dinyanyikan itu adalah alunan nyanyian yang dinyanyikan dengan sepenuh hati. Kini, aku mau belajar terus bersyukur memiliki orang tua, meski terkadang aku suka kesal juga dengan mereka. Aku juga mau belajar untuk lebih dan lebih memuji Tuhan dengan sepenuh hati dan always smile.

– Yeghar (7N) –

Leadership Development Course

Leadership Development Course ( LDC ) adalah salah satu sarana dalam BB untuk mengembangkan kemampuan leadership seseorang. Setiap tahun, sekolah-sekolah yang tergabung dalam BB mengirimkan wakil-wakilnya untuk mengikuti LDC agar bisa menjadi NCO. Tahun lalu aku sudah mengikuti LDC stage 1 ( basic ), jadi tahun ini aku berangkat untuk stage 2 ( advance ).

Pagi itu, tanggal 5 Februari, aku berangkat ke sekolah dengan berseragam BB full uniform. Aku bangga mengenakan seragam ini karena lanyard-ku baru diganti (^o^). Selain membawa tas sekolah hitamku, aku juga membawa beban sebesar 10 kg, yaitu carrier-ku, juga sleeping bag dan sleeping mattress. Sekitar jam 10 lewat kami berangkat naik bus. Perjalanannya cukup menyenangkan. Kami mengobrol dan bercanda. Semuanya baik-baik saja, sampai setelah makan siang tenggorokanku sakit.

Akhirnya kami, 24 anak Athalia dan 2 anak Beacon Institute, sampai juga di Wisma PGI. Kami segera membawa barang-barang kami menuju area perkemahan. Saat pertama kali melihatnya, aku langsung suka tempat itu. Tenda-tendanya cukup besar dan udaranya segar. Kamar mandinya juga unik. Letaknya di agak di bawah tempat kemping kami. Aku paling suka dinding batunya. Tetapi, pembatas antar kamar mandinya cuma tirai. Nggak apa-apa sih, soalnya siapa juga yang kurang kerjaan mau ngintip orang mandi? Lantai kamar mandi perempuan yang berwarna pink ini juga cukup bersih. Di dalam juga tidak bau. Tapi, itu sebelum semua sudah mulai menginjakkan kaki di sana, karena kami membawa tanah masuk dan mengotori lantai.

Pertama datang, kami meletakkan barang-barang di tenda besar. Setelah registrasi dan dibacakan nomor tenda, baru kami menempatkan barang di tenda masing-masing. Aku ada di tenda 2, bersama Ria, Laetitia, Nadira, Patricia, Clarita, dan Vanessa. Aku adalah penanggung jawab tendanya.

Awalnya aku agak kecewa karena aku satu-satunya anak Athalia di tenda 2, sedangkan Manda dan Tasia sama-sama di tenda 1. Tapi, kupikir gak papa karena nanti pasti ada teman baru. Aku pilih tempat kedua dari pintu depan tenda, di antara Clarita dan Vanessa. Waktu semuanya sudah masuk di tenda, aku baru sadar kalau tendanya berkapasitas 6 orang sementara kami bertujuh. Aku tau dari jumlah alas tidur terlipat yang disediakan. Nanti malam pasti sempit, pikirku saat itu. Tapi, nanti malam adalah urusan nanti malam, karena sekarang ini, masih banyak yang harus dipikirkan. Salah satunya, ketika Angelia memberitahu bahwa aku, dia, Jason, Abraham, dan Ebenezer dipanggil Mr. Saud. Ternyata kami dijadikan petugas upacara. Aku, sebagai pepmimpin barisan Athalia sekaligus pemimpin barisan paling kanan. Angelia, sebagai pepmimpin barisan Pelangi Kasih. Abraham, sebagai pemimpin barisan Kairos Gracia. Ebenezer sebagai peimpin barisan Tritunggal, dan Jason sebagai pemimpin upacara. Kami hanya sempat berlatih sebentar, lalu upacara pembukaannya dimulai. Upacara berjalan lancer, biarpun Ebenezer digantikan temannya dan Laetitia ikut menjadi pempin barisan Beacon tanpa latihan.

Setelah upacara selesai, kami ganti baju di tenda masing-masing. Di dalam tenda, kami berdesak-desakan dan kepanasan sambil berganti baju. Ketika sudah selesai dan mau keluar, ternyata pintu depan tenda kami macet ritseletingnya! Kami semua awalnya panic, tetapi akhirnya memutuskan untuk keluar lewat pintu belakang. Begitulah, jadinya selama LDC kami keluar masuk lewat pintu belakang. Itu sangat menyulitkan karena sebelum bisa masuk atau keluar kami harus melewati “rintangan” berupa pohon-pohon, got kecil, dan tali-tali. Awalnya sih tidak apa-apa, sampai ketika kami kembali dari session membosankan di gedung yang agak jauh dari area perkemahan dalam kondisi hujan. Jas hujanku ada di tenda, jadi kami semua berbasah-basah melewati rintangan baru bisa masuk ke tenda. Saat itu aku mulai kesal, ditambah ketika menyadari tendanya bocor tepat di atas tempatku tidur! Malamnya kami masih ada session setelah mandi dan makan malam. Malam itu, aku jengkel sekali rasanya. Ritseleting tendaku rusak, sepatu hitamku basah, celana jinsku satu-satunya basah, tempatku tidur basah, tidak ada orang yang kukenal di tendaku, tenggorokanku sakit dan….masih ada 2 hari yang harus kulewati. Hhh..

Jam 2 pagi aku terbangun karena suara orang-orang di sekitarku, tapi aku tidur lagi. Jam 3 aku terbangun lagi dan masih ada suara-suara terdengar. Tentunya aneh, memangnya mereka tidak tidur? Tapi aku memutuskan untuk membiarkan dan kembali tidur. Sekitar jam kurang aku bangun dan menyadari banyak sekali anak-anak yang sudah bangun. Ketika aku mulai menyiapkan perlengkapan mandi, tiba-tiba peluit berbunyi. Kami semua terlonjak dan segera keluar. Sampai di luar kami berbaris di depan tenda. Para officer mengumumkan bahwa kami akan jogging dan disuruh bersiap-siap sesegera mungkin. Beberapa menit kemudian kami semua sudah berbaris rapid an siap untuk jogging. Acara joggingnya asyik juga. Kami berlari kecil memutari pedesaan, melewati sawah, rumah penduduk, kandang kambing, dan yang paling tidak kusukai, kandang ayam. Di jalanan juga ada ayam-ayam. Aku tidak suka ayam tetapi aku berusaha mengabaikan mereka. Akhirnya kami berhenti di sebuah jalan sambil menunggu Mr. Saud menolong seorang anak yang terjatuh. Sambil duduk menunggu, ada motor-motor lewat, pejalan kaki, juga kerbau. Aku kembali ke area perkemahan dengan perasaan jauh lebih baik dari kemarin malam. Setelah mandi dan sarapan, kami ada devotion bersama. Selesai devotion, barulah advance dan basic menjalani kegiatan masing-masing. Menurutku session-session advance membosankan.

Ada juga project-project yang tidak membosankan sih. Aku lega advance tidak ada ujiannya jadi tidak perlu stress menghafal materi yang super banyak seperti tahun lalu. Setelah makan siang, kami deberitahu bahwa project kami selanjutnya adalah mengatur fellowship night buat basic. Aku di bagian games. Ada yang bagian worship juga MC. Di bagian games, semua main dan Vanessa jadi ngambek karena hanya dia, Ardine, Cindy G, dan aku yang kerja. Dalam keadaan tidak enak seperti itu, tentunya pekerjaan kami tidak selesai-selesai. Kamipun minta bantuan chairman nya, yaitu Laetitia. Setelah dia membantu, pekerjaan kami jadi lebih cepat selesai. Setelah itu…saatnya main air, Basic vs Advance! Basic harus menyalakan lilin, dan advance mengganggunya dengan bom air dan lemparan/guyuran air. Awalnya aku malas basah-basahan, tapi malah kesenengan..haha.. Aku berhasil mematikan lilin…mm..berapa kali ya? Lebih dari 5 kali..haha.. Tapi, aku agak meraa bersalah juga sih, waktu melihat ekspresi kesal mereka setelah lilinnya berhasil kupadamkan. Ada juga yang tidak seperti itu sih… Secara keseluruhan, main airnya asyik kok.. Setelah mandi dan makan malam, advance mempersiapkan perlengkapan untuk fellowship night. Acaranya…menurutku sih agak kacau, tapi ya…lumayanlah… Setelah fellowship night, kami makan snack bersama, ngobrol, dan bertukar nomor hp, juga alamat email. Sementara kami bersantai-santai, basic belajar. Sekitar jam 11, kami diperbolehkan kembali ke tenda untuk tidur. Kukira malam ini aku bisa tidur tenang, karena di malam kedua biasanya anak-anak sudah terlalu lelah untuk begadang. Tapi, itu kan biasanya, berarti…gak selalu dong…??
Suara peluit membuatku terlonjak dan langsung membangunkan teman-teman setendaku. Kami bergegas keluar dan berbaris di depan tenda. Waktu kulihat jam tanganku, ternyata baru jam 2! Para officer menyuruh beberapa anak menyebutkan BB object. Karena ada beberapa yang tidak bisa, kami semua dihukum. Kami dibawa ke lapangan basket di atas, di mana sudah ada botol-botol yang tidak kami ketahui isinya. Ternyata isinya kangkrik. Kami disuruh mengulum jangkrik dan berlari sampai batas tertentu lalu kembali ke tempat awal dan baru boleh memunthakan jangkrik itu. Basic memulai duluan. Tentunya ada beberapa anak yang takut, tetapi akhirnya semua berhasil. Ketika giliran advance, kami disuruh mengulum jangkrik, berlari sampai ujung jalan lalu naik ke aula atas, di mana sudah disiapkan “makan malam”, katanya. Aku menjalaninya dengan sukses dan lancar. Ketika semua sudah berhasil, kami diberitahu bahwa “makan malam” yang dimaksud adalah cacing. Awalnya aku geli juga, tapi akhirnya aku makan 2. Kami semua berhasil memakan cacing itu. Ada yang menangis juga sih.. Malam itu memang malam yang menantang.

Aku tidak bisa tidur untuk waktu yang cukup lama. Menghadap ke kanan, face to face sama Clarita. Hadap kiri, face to face sama Vanessa…Hhh..
Paginya, aku orang pertama yang bangun di tendaku, jam 5.45. Aku membangunkan yang lain dan packing, juga menyiapkan baju untuk dipakai setelah mandi, yaitu full uniform. Setelah mandi dan mengenakan full uniform, yang berarti juga mengenakan sepatu hitam yang masih basah, kami Sunday Service. Setelah itu, Basic ujian dan advance ada session singkat lalu bebas. Terakhir, kami closing ceremony, penyerahan sertifikat, makan siang, lalu pulang. Di sertifikat kami ada cap cacing dan jangkriknya, lho..

Senang rasanya bisa pulang. Aku mengikuti LDC kali ini, awalnya dengan tidak terlalu bersemangat, tetapi ketika pulang, aku sadar kalau LDC ini memang sangat berbeda dengan tahun lalu. Kali ini lebih berat, tetapi juga jauuuh lebih seru!!!

– Rosa Belinda (8D) –

LDC seru..!!

Perasaan selama di sana benar-benar senang. Mungkin, waktu pertama kali datang merasa kalau tidak akan mendapat teman baru. Tetapi tidak disangka, semua anak-anak di sana baik-baik. Tidak ada yang sombong.

Hari pertama di sana rasanya senang. Karena, itu pertama kali nya kegiatan BB yang aku ikuti. Untuk hari pertama, mungkin capek belum terasa. Tetapi waktu hari kedua, benar-benar capek. Gamenya seru. Apalagi games membawa lilin. Seru banget. Walaupun sebenernya sempet kesel, tetapi kalau dipikir-pikir itu kan cuma permainan. Jangan diambil hati.

Malamnya ada fellowship night yang menyenangkan! Walau kurang enak badan karena abis main air, tetapi semangat tidak boleh berkurang. Hm..menampilkan talent show yang belum terpikirkan sebelumnya. Akhirnya dengan percaya diri, bergaya dengan menyanyikan lagu “I Love You Jesus”. Pengalaman yang tidak terlupakan. Setelah fellowship selesai, officer nyanyi-nyanyi menggunakan gitar dan semua anggota basic belajar untuk exam. Hari itu selesai. Kita tidur nyenyak.

Jam satu pagi, pluit berbunyi dan kita semua disuruh untuk kumpul ke lapangan basket diatas. Tidak sangka akan dibangunkan jam segitu. Dengan perasaan bingung tidak tahu akan disuruh apa, kita semua baris dalam squad masing- masing. Ternyata officer memberikan arahan untuk memasukan jangkrik ke dalam mulut. Sungguh terkejut karena tidak disangka akan memasukan jangkrik ke dalam mulut tetapi dengan keberanian akhirnya kita semua berhasil memasukan jangkrik itu dan akhirnya kembali tidur.

Pagi harinya, hari dimana mendapatkan exam. Bener-bener takut, tapi akhirnya aku bisa melewati itu semua dengan baik. Mungkin belum tentu lulus, tapi aku mengerjakan itu sesuai kemampuan yang aku punya. Selesai exam, kita semua upacara penutupan dan menerima sertifikat. Bangganya karena di sertifikat ada gambar jangkrik. Setelah kita selesai melakukan kegiatan dan waktunya untuk pulang, perpisahan terasa berat sekali. Karena, harus berpisah dengan anak-anak sekolah lain. Berharap bisa ketemu lagi lain waktu, di acara BB yang lain.

Saya sangat senang ikut LDC karena bisa dipertemukan dengan teman- teman dari sekolah lain, dan juga dah diajarin untuk menjadi seorang yang mandiri.

Resourcefulness

Is the wise use of that which others would normally overlook or discard.

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil,
ia setia juga dalam perkara-perkara besar…” (Lukas 16:10).

Siapa tak pernah dengar tentang Laskar Pelangi? Siapa tak tahu bukunya? Atau filmnya? Siapa tak kenal Andrea Hirata penulis cerita tersebut? Film yang menelan biaya 8 miliar rupiah ini sukses meraup 1,1 juta penonton hanya dalam 10 hari pemutaran. Ada sekitar 116 layar bioskop yang secara serentak memutar film ini di tahun 2008, dan dalam kondisi itu pun antrian penonton tetap luar biasa. “Laskar Pelangi” mendapat Penghargaan Film di Iran. Film ini diputar di Festival Film Jepang dan memborong penghargaan dalam festival itu. Dan saat JIFFest 2009, “Sang Pemimpi”, novel kedua Andrea Hirata yang juga difilmkan, menjadi film pembuka; sebuah posisi terhormat yang tak bisa diraih sembarang film.

Novelnya tak kalah populer. Selama berminggu-minggu berbagai toko buku besar memajang “Laskar Pelangi” di bagian “best-seller book”. Buku ini bersama 3 tetraloginya yang lain, “Sang Pemimpi”, “Edensor”, dan “Maryamah Karpov” tercatat sebagai novel terlaris sepanjang sejarah sastra Indonesia.

Siapakah Andrea Hirata? Seorang sastrawan? Bagian dari komunitas Sastra Indonesia? Penulis kawakan? Wartawan? Seorang dari lingkungan elit yang punya akses mudah untuk masuk ke industri penerbitan atau industri film besar?

Bukan. Andrea Hirata bukan siapa-siapa hingga dia memutuskan untuk menjadi pendaya guna. Yang dia daya gunakan bukanlah sesuatu yang luarbiasa, bukan kekayaan melimpah atau jejaring sosial tingkat tinggi yang mungkin tak semua orang memilikinya. Bukan itu. Yang dia daya gunakan adalah sesuatu yang dimiliki semua orang, sesuatu yang seringkali dianggap tak berarti dan mungkin dibuang oleh orang lain: kisah masa kecil.

Semester ini kita belajar mengenai karakter pendaya guna. Seorang pendaya guna akan menggunakan dengan bijaksana segala sesuatu yang dianggap tak bernilai oleh orang lain, yang dianggap tak berharga sehingga diabaikan begitu saja, bahkan mungkin dibuang oleh orang lain.

Lawan dari karakter ini adalah penyia-nyia. Artinya, bila kita tak mengembangkan karakter pendaya guna, kita akan berakhir sebagai penyia-nyia.

Apakah selama ini kita telah mendayagunakan hidup kita, waktu kita, bakat kita, uang kita, atau apa pun yang telah diberikan pada kita? Yang lebih mendasar lagi, apakah kita tahu apa saja yang sesungguhnya kita miliki dan apakah kita mendayagunakannya? Lebih jauh mendasar lagi, tahukah kita bagaimana menemukan hal-hal dalam diri kita, dan lingkungan kita, yang bisa kita dayagunakan?

Atau jangan-jangan selama ini tanpa sadar kita telah menjadi penyia-nyia kehidupan…

You are one of your most important resources.
Apply yourself,
learn what you can,
and exercise your talents.

God Provides

Pada Mei 2010 ini Sekolah Athalia genap 15 tahun berkiprah dalam dunia pendidikan. Sebagai ungkapan syukur, dan dalam rangka bersumbangsih pada komunitas, serangkaian acara akan dilaksanakan dalam rangka 15 tahun Sekolah Athalia.

Rangkaian acara yang akan digelar menyangkut berbagai aspek yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang siswa, yang tentu juga melibatkan keluarga siswa.

Rangkaian acara peringatan 15 tahun Sekolah Athalia tak akan mengedepankan kebanggaan diri dan hura-hura. Rangkaian acara akan saling harmoni dalam upaya terus menanamkan pentingnya karakter, yang tercermin dari gaya hidup dan pilihan-pilihan yang diambil siswa dan keluarganya tiap hari.

“GOD PROVIDES”

Sejak awal, para pendiri Sekolah Athalia memulai Sekolah ini bukan atas perhitungan bisnis, kepentingan pribadi, atau maksud-maksud lain yang menyimpang dari kepentingan pendidikan. Sekolah Athalia adalah wujud pelayanan para pendirinya terhadap generasi muda, demi kemajuan Bangsa Indonesia.

Dengan idealisme ini, Sekolah Athalia didirikan tanpa modal awal yang dapat diandalkan. Dalam tiga tahap pemba-ngunan gedung yang dilakukan, Sekolah Athalia sungguh mengalami bagaimana Tuhan mencukupkan kebutuhan, lewat berbagai bantuan yang diterima tanpa diduga.

Maka, ketika memasuki tahun ke-15 ini, saat para pengelola Sekolah Athalia menengok ke belakang, tak ada hal yang lebih nyata terlihat selain daripada pemeliharaan Tuhan. Tuhanlah Sang Penyedia, dan Dia selalu menyediakan pada waktu yang tepat. God Provides.

Allah memang menyediakan, namun Dia pun menuntut kemauan kita untuk mendaya guna, agar apa yang Dia sediakan dapat bermanfaat bagi kehidupan kita. Burung-burung di udara Dia pelihara, namun mereka hanya bisa merasakan pemeliharaan Allah ketika mereka menjadi pendaya guna. Mereka mendayagunakan alam di sekitar mereka untuk mendapat makanan, minuman, tempat berlindung, dan komunitas yang mendukung. Begitu juga yang diharapkan Allah atas kita. PemeliharaanNya hanya akan kita nikmati bila kita berdaya guna.

Dalam rangka ulangtahun yang ke-15, Sekolah Athalia melakukan serangkaian kegiatan sebagai ucapan syukur dan iman atas pemeliharaan Allah, lewat serangkaian acara yang melatih kemampuan komunitas Athalia dalam mendayagunakan tubuh anugerah Allah dan apa yang ada di alam sekitar.

13 Maret 2010 – Seminar Orangtua:
“Aplikasi Internet & Gaya Hidup Remaja”

Dulu friendster mewabah, namun facebook melebihi kehebohannya, dan twitter pelan namun pasti mendampingi. Di samping itu masih ada myspace, youtube, flickr dan situs jejaring sosial lainnya yang menggunakan fasilitas internet. Apa yang salah dari pemanfaatan teknologi ini? Lalu bagaimana dengan aplikasi lainnya, seperti chatting, game online, situs-situs yang begitu mudah diakses? Adakah dampaknya bagi perkembangan karakter remaja dan dalam relasi di keluarga maupun sosial?

13 Maret 2010 – Siswa Techno:
“Lomba Robotik Antarkelompok Siswa”

Merakit lego dan memprogramnya sesuai kemauan kita memang kegiatan yang mengasyikkan. Tak heran kelas robotik selalu ditunggu siswa. Kompetisi robotik antarkelompok siswa tidak diadakan untuk memupuk semangat kompetisi antarsiswa, melainkan sarana memacu kreativitas dan kerjasama.

20 Maret 2010 – Seminar Umum:
“Good Food Good Mood”

Mengapa remaja putri sekarang lebih cepat mengalami menstruasi dan remaja putra memasuki akil balik di usia relatif dini? Mengapa makin muda usia mereka yang terkena stroke dan penyakit kanker makin jamak ditemui? Makanan punya andil besar dalam kesehatan tubuh manusia. Makanan tak terbatas sekedar membuat kenyang atau gemuk, melainkan bisa mempengaruhi cara berpikir dan reaksi kita dalam menghadapi sesuatu. Seminar ini akan menolong kita memikir ulang apa yang selama ini kita masukkan dalam tubuh kita dan pengaruh apa yang diberikannya pada tubuh kita dalam jangka panjang.

24 April 2010 – Go Green:
“Halamanku Berpori”

Air adalah anugerah Tuhan atas kita. Coba bayangkan 6 jam saja kita hidup tanpa air, pasti kacaulah! Namun sekali lagi, anugerah pemeliharaan Allah lewat air itu hanya dapat kita nikmati bila kita berdaya guna. Mari bersama belajar membuat pori-pori di pekarangan sebagai resapan air, sekaligus sarana membuat pupuk kompos organik yang sangat bermanfaat. Ir. Wahyu Purwakusuma dari IPB, penemu sistem biopori, akan berbagi ilmu langsung dengan komunitas Athalia.

15 Mei 2010 – Keluarga Sehat:
10.000 Langkah Ceria Keluarga

Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Ayo olahraga bersama sambil menjalin komunikasi yang baik antaranggota keluarga. Jalan sehat, senam bersama, sarapan sehat sambil ngobrol…betapa komunitas yang menyenangkan!

5 Juni 2010 – Pesta Merakyat:
“Nyok, maen nyok!”

Ulangtahun ya pesta! Tapi pesta yang merakyat, yang berdaya guna pastinya! Ayo berkumpul dan nikmati komunitas pendaya guna Athalia!

9-16 Oktober 2010 – Pertandingan Antarsekolah:
“Kompetisi Bola Basket & Futsal”

Sebagai bagian dari komunitas Tangerang Selatan, Sekolah Athalia ingin terus menjalin relasi yang baik dengan sekolah-sekolah di sekitar. Relasi adalah salah satu aset yang Tuhan anugerahkan, yang bisa kita nikmati bila kita berdaya guna. Kompetisi ini bukan untuk mencari siapa yang paling unggul, tapi menjalin kerjasama, memupuk sportivitas, mempertajam keterampilan, sambil membangun karakter baik dalam diri siswa.

30 Oktober 2010 – Pentas Karakter:
“Seribu Anak Memuji”

Ketika menyadari pemeliharaan Allah, bagaimana Dia senantiasa menyediakan bagi ciptaanNya, apalagi yang bisa kita lakukan selain memuji? Mari bersama memuji lewat pentas karakter “Seribu Anak Memuji.” Seluruh siswa terlibat, semua guru bekerjasama, segenap orangtua mendukung. Komunitas Athalia bersyukur: To God be the Glory forever and ever. Amen.

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya
Roma 11:36