Oleh: Sylvia Tiono Gunawan (orang tua siswa)
… masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati! ((Mazmur 44: 21)
Bapa kita adalah Allah yang Mahatahu. Sejak semula, Ia telah merencanakan kehadiran, menetapkan tujuan, dan mengenal setiap manusia ciptaan-Nya. Karakter Mahatahu-Nya juga tentang mengetahui yang terbaik bagi kita, sekalipun kadang kala cara-Nya tidak seperti yang diharapkan atau dipikirkan manusia. Terkait hal ini, saya ingin membagikan pengalaman pribadi.
Beberapa waktu lalu, saya dihubungi dan diminta untuk memimpin PIT (Parents in Touch) onsite. PIT adalah persekutuan doa orang tua dan guru Sekolah Athalia. Saat itu, saya tidak memiliki ART dan punya tiga anak. Kedua anak sudah sekolah online, sedangkan si bungsu masih berusia empat tahun. Saya pun berdiskusi ke koordinator PIT: kemungkinan saya akan terlambat tiba di sekolah untuk latihan karena harus menemani anak hingga selesai sekolah, dan datang ke PIT dengan membawa si bungsu. Saya menyampaikan permohonan maaf terkait kondisi tersebut.
Beberapa minggu sebelum hari pelayanan, saya terus berdoa kepada Tuhan. “Tuhan, Engkau tahu isi hati saya. Saya mau melayani, tetapi kalau Tuhan belum izinkan karena situasi saat ini, maka saya akan menerimanya. Atau kalau boleh, Tuhan tolong supaya nantinya ketika saya melayani dengan membawa anak, kiranya anak saya bisa tenang, sehingga pelayanan tidak terganggu.”
Waktu itu bahkan sempat terpikir untuk mengundurkan diri saja. Namun ternyata, cara Tuhan di luar dugaan manusia. Hari-hari itu angka positif COVID-19 kembali meningkat sehingga PIT diadakan secara online. Kondisi itu membuat saya tetap bisa melayani dari rumah sembari menjaga anak-anak. Tentu saja, bukan berarti saya senang atas kasus COVID-19 yang kembali meningkat. Namun yang ingin saya sampaikan adalah Tuhan sungguh Mahatahu. Ia kenal kita satu per satu, termasuk pergumulan dan solusi terbaik bagi umat-Nya.
Melalui pengalaman ini saya belajar untuk terbuka di hadapan Allah, apa pun dan bagaimanapun kondisi kita. Mungkin di depan orang lain, kita bisa bilang, “I’m okay”, tetapi Tuhan selalu tahu kondisi kita yang sebenarnya—apakah memang benar sedang baik-baik saja atau tidak. Ia tahu sampai jauh ke kedalaman hati kita!
Mazmur 44: 21 mencatat, “… masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati!” Oleh sebab itu mari kita belajar senantiasa jujur di hadapan Tuhan, seperti pemazmur yang jujur kepada-Nya ketika merasa senang, bersukacita, dan bersyukur. Ketika dalam keadaan kurang baik, merasa kehilangan atau khawatir, mari kita sampaikan dengan jujur di hadapan Tuhan dan menutupnya dengan permohonan, “Tuhan tolong saya yang lemah ini supaya tidak tenggelam dalam perasaan-perasaan itu, tetapi kembali memandang-Mu dan percaya sepenuhnya pada pengaturan rencana-Mu!” Allah yang Mahatahu akan mendengar, memahami, dan menyediakan hal terbaik sesuai kehendak-Nya, bukan keinginan kita!