Oleh: Bella Kumalasari – Plt. Kasie Karakter Sekolah Athalia
Pembinaan karakter di Sekolah Athalia dilakukan demi tercapainya visi Sekolah Athalia, yaitu “Siswa yang menjadi murid Tuhan”. Seorang murid mengikuti gurunya dan meniru apa yang dilakukan oleh guru tersebut. Dalam Yohanes 13:34-35, Tuhan Yesus memberikan perintah kepada para murid-Nya agar saling mengasihi sama seperti Tuhan telah mengasihi mereka. Dengan demikian, semua orang akan tahu kalau mereka adalah murid-murid-Nya. Oleh sebab itu, dasar dari semua karakter yang diajarkan di Sekolah Athalia adalah kasih. Kasih yang sempurna telah dianugerahkan melalui kematian Tuhan Yesus di kayu salib dan itulah yang mendorong setiap kita untuk juga mau mengasihi-Nya dengan hidup makin serupa dengan-Nya.
Sekolah Athalia memberikan pembinaan karakter secara intensional kepada para murid. Ada kesinambungan yang diharapkan terjadi dari TK hingga SMA (gambar 1). Di TK, karakter mulai ditumbuhkan (growing) dan terus dibentuk di masa SD (shaping) sehingga mereka menjadi pribadi-pribadi yang kokoh (steadfast person). Di SMP dan SMA mereka mulai diajak untuk memperhatikan sekitar mereka. Karakter-karakter yang dipelajari mendorong mereka untuk peduli dan berbagi (caring and sharing) bahkan berdampak dan berkontribusi (influencing and contributing) bagi sekitar sehingga mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang melayani (servant leader). Karakter yang dipelajari juga tidak hanya diajarkan pada 1 level saja tetapi ada yang diulang di level-level selanjutnya agar murid terus menghidupinya.
Dalam pembinaan karakter yang didasari oleh kasih kepada Tuhan, murid-murid tidak hanya diajar secara kognitif atau teoritis, tetapi juga diberikan contoh-contoh melalui kisah nyata, tokoh, ilustrasi, cerita dongeng, ataupun sharing langsung dari guru dan teman. Lebih dari itu, mereka juga diajak untuk menerapkan karakter yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Setiap murid memiliki “proyek karakter” yang harus dikerjakan baik di rumah maupun di sekolah. Proyek karakter diberikan sesuai dengan usia murid, misalnya: murid TK belajar karakter penuh perhatian dengan cara segera menjawab ketika dipanggil guru/orang tua, murid SD belajar karakter ketertiban dengan melakukan kegiatan sesuai jadwal, murid SMP belajar karakter tanggung jawab dengan membereskan kamar sendiri, murid SMA belajar karakter keberanian untuk menyampaikan kebenaran dengan cara yang baik.
Penerapan karakter dalam keseharian sangat membutuhkan keterlibatan orang tua. Apa saja yang dapat orang tua lakukan untuk mendukung perkembangan karakter anak?
- Beri ruang untuk berproses.
Untuk dapat melatih karakternya, anak butuh ruang untuk mencoba dan kemungkinan melakukan kesalahan. Orang tua perlu mendukung dengan mengizinkan dan memaklumi hal tersebut.
- Beri pujian dan respons yang meneguhkan.
Ketika anak melatih karakternya, orang tua dapat memberikan pujian dan peneguhan. Hindari respons yang menghakimi dan membuat anak tidak lagi berani mencoba. Apresiasi setiap perubahan kecil.
- Beri teladan.
Salah satu cara anak belajar adalah dengan meniru. Orang tua perlu menjadi teladan bagi anak dalam praktik karakter sehari-hari. Dengan demikian, anak mengerti apa yang benar dan salah serta bagaimana melakukannya.
- Berjalan bersama dalam proyek karakter anak.
Di TK dan SD, orang tua dapat mengingatkan dan memonitor proyek karakternya setiap hari. Di SMP dan SMA, orang tua dapat menjadi teman seperjalanan anak-anaknya dengan berdiskusi mengenai proyek yang sedang dikerjakan anaknya tanpa menghakimi dan menuntut.
Pembinaan karakter di Sekolah Athalia tidak dapat berjalan sendiri tanpa kerja sama dan keterlibatan orang tua. Mari bergandengan tangan membina karakter anak-anak kita agar mereka dapat bertumbuh makin serupa Kristus dan menjadi berkat bagi sekitarnya.