Oleh: Marcelina Denise Lahenda – Staf Konselor SD
Bulan Bahasa diperingati setiap bulan Oktober di Sekolah Athalia. Kegiatan ini bertujuan sebagai pengingat akan fungsi utama bahasa yaitu sebagai alat komunikasi antar individu dan juga alat berinteraksi dengan sesama manusia. Misalnya, anak bertumbuh dan belajar banyak melalui percakapan secara khusus dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya. Hal ini bukan hanya membantu mereka mengembangkan keterampilan berbahasa. Namun, membangun hubungan yang kuat dengan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, komunikasi yang efektif dengan anak merupakan fondasi penting dalam membentuk hubungan yang sehat dan keterikatan emosi antara orangtua dan anak.
Komunikasi yang efektif akan menolong anak untuk merasa dipahami, dimengerti perasaannya, dan dipahami kebutuhannya. Hal ini juga akan menolong anak mengembangkan rasa percaya, perasaan aman dan nyaman sehingga secara tidak langsung juga menolong perkembangan sosial emosinya. Komunikasi yang baik dengan anak bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan, memahami, dan merespons dengan tepat. Komunikasi antara orangtua dengan anak sebenarnya bukan hal yang sulit. Namun, membutuhkan keterampilan, memberikan diri, dan juga waktu.
Tips berkomunikasi dengan anak:
- Active listening
Mendengarkan secara aktif membantu anak-anak merasa didengar dan dipahami. Kita perlu mengalihkan perhatian dari ponsel atau pekerjaan lainnya saat berbicara dengan anak. Mereka perlu merasa dirinya penting dan didengarkan. Mendengarkan bukan saja dengan telinga, tetapi dengan hati sehingga kita dapat menangkap bukan hanya tentang apa yang dikatakannya, melainkan perasaan dibalik kata-katanya tersebut. - Reflective listening
Salah satu cara untuk menunjukkan bahwa kita memperhatikan dan menangkap apa yang mereka katakan adalah dengan mengulangi apa yang mereka katakan dengan menggunakan frase yang berbeda. Misalnya, jika anak berkata, “Saya tidak mau bermain dengan Tono lagi.” Kita dapat merespons dengan, “Kamu sedang tidak mau main ya. Kelihatannya kamu sedang kesal.” Ini akan membuat anak merasa dimengerti dan tidak dihakimi, sehingga anak dapat mengekspresikan emosi mereka tanpa penilaian. - Speaking clearly
Gunakan bahasa yang dapat dimengerti untuk anak dan sesuai dengan usia mereka. Pemilihan kata harus jelas, spesifik, dan tidak menggunakan kata-kata yang kasar atau menghina. Menggunakan bahasa yang baik akan membantu memberikan contoh positif bagi anak-anak. Kita harus ingat bahwa percakapan harus membuat anak merasa dihargai dan dicintai. - Explaining feelings
Untuk membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional, penting bagi mereka untuk belajar bagaimana memberi nama perasaan mereka. Ketika anak mengekspresikan perasaan mereka secara verbal, dengarkan apa yang mereka katakan dengan empati dan tanpa penilaian. Jika anak mengekspresikan perasaan mereka dengan cara nonverbal – misalnya melalui amarah atau tertawa dan bersenang-senang melakukan aktivitas yang mereka sukai, kita perlu membahasakan bagaimana perasaan mereka, seperti bahagia, sedih, santai, terluka, takut, lapar, bangga, mengantuk, marah, tidak berdaya, jengkel, malu atau gembira, dll.
Komunikasi yang baik dengan anak bukanlah hal yang instan, tetapi merupakan proses yang perlu dengan sengaja diciptakan dan dibangun karena sangat mempengaruhi hubungan orangtua dengan anak. Dengan memberikan waktu, perhatian, dan mendengarkan dengan baik, kita dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara positif. Semua ini membantu mereka merasa dicintai dan diperhatikan sebagai dasar yang kuat untuk setiap tahap perkembangan di masa depan.
Sumber: https://www.unicef.org/parenting/child-care/9-tips-for-better-communication