Allah Yang Mahakuasa

Susiana, Orang Tua Siswa.

Aku percaya Tuhanku Mahakuasa. Dia mampu melakukan apa pun yang kadang tidak terpikirkan oleh manusia.

Enam tahun lalu, anak sulungku—Ariel—yang waktu itu duduk di kelas 12, sakit DBD. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, kondisinya membaik. Dokter bilang, besok ia boleh pulang ke rumah. Namun, saat dokter melakukan pemeriksaan hari itu, ditemukan bahwa ada kuman yang menyerang separuh dari paru-parunya sehingga Ariel harus dirawat di HICU.

Selama empat hari pertama di HICU, ia berada dalam masa kritis. Empat hari itu pula, hatiku menangis melihat banyak selang di tubuh Ariel. Warna tubuhnya juga berubah menjadi kuning pekat sebagai efek dari sakit paru-paru yang sudah merembet ke hati. Sebagai ibu, aku terus memohon belas kasihan Tuhan karena hanya Dia yang sanggup menyembuhkan Ariel. Kiranya, dokter dan obat-obatan menjadi perpanjangan tangan-Nya untuk menolong Ariel kembali pulih.

Selama Ariel dirawat di HICU, ada sesuatu yang membuatku heran. Setiap kali makan, anakku minta disuapi oleh papanya. Padahal, selama ini dia hanya dekat denganku. Aku melihat mereka bisa mengobrol, bercanda, dan berdoa bersama meskipun Ariel masih kesulitan bicara karena sesak napas.

Di hari keenam Ariel dirawat di HICU, ia mengajak kami berdoa. Aku dan suamiku merasa kaget sekaligus senang karena biasanya kamilah yang mengajaknya berdoa. Kali ini, dia yang memimpin doa. Ariel memegang tanganku dan suami, kemudian menyatukannya. Dengan suara tersengal-sengal karena sesak napas, dia mulai berdoa.

“Tuhan, Ariel percaya bahwa sakit ini bukan untuk membuat Ariel menderita, tapi Tuhan mau membuat keluarga Ariel lebih baik lagi.”

Mendengar itu, aku dan suamiku kaget. Kami berdua menangis. Seketika itu pula, aku merasa Tuhan membukakan mata dan hatiku sambil berkata, “Inilah Aku yang penuh kuasa.” Aku tidak bisa berkata-kata selain mengucap syukur di dalam hati. Tuhan sudah menjamah hati anakku sedemikian rupa hingga dalam kondisi sakit pun dia bisa melihat rencana indah yang Tuhan siapkan untuk keluarga kami.

Selama sakit sampai harus dirawat di HICU, Ariel menjalani semua rangkaian pengobatan tanpa mengeluh. Namun, aku tidak pernah menyangka, anakku punya pemikiran seperti dalam doanya itu. Tuhan sungguh menjamah dia!

Setelah melalui berbagai proses, akhirnya kondisi Ariel membaik sehingga dipindahkan ke kamar biasa. Setelah dirawat selama hampir satu bulan di rumah sakit, akhirnya dia diizinkan pulang! Sejak saat itu, Ariel menjadi lebih dekat dengan kami, terlebih papanya. Lagi-lagi, aku diingatkan bahwa Allah yang Mahakuasa bisa memakai peristiwa apa pun untuk membuat hubungan ayah dan anak menjadi lebih dekat. Aku percaya, semua rancangan-Nya indah karena Ia sangat mengasihi kita.

Posted in Kisah Inspiratif and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , .