Liburan di Rumah Bebas ‘Drama’

Oleh: Hilda Davina S. – Staf Parenting PK3

Penilaian Akhir Semester (PAS) baru saja selesai. Hari libur menanti di depan mata. Anak-anak pun bersukacita menyambutnya. Liburan adalah waktu di mana anak-anak bisa rehat sejenak dari rutinitas belajar selama satu semester. Namun, di balik sukacita anak-anak, terdengar beberapa keluhan dari orang tua antara lain, “Anakku kalau liburan malah bangun siang,” atau “Anakku kalau di rumah, tiap hari main HP karena bingung mau main apa.”
Keluhan-keluhan tersebut sering terucap saat anak-anak menjalani masa liburan di rumah. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh rutinitas yang tidak sengaja terbentuk karena aktivitas anak di rumah turut ‘berlibur’ saat anak berada di rumah. Oleh sebab itu, orang tua perlu menciptakan rutinitas yang berkesinambungan untuk mengajarkan kedisiplinan pada anak.
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menerapkan disiplin di rumah:

Instruksi yang Jelas
Orang tua perlu mengomunikasikan dengan jelas perilaku yang diharapkan dari anak dan menetapkan batasan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menciptakan rutinitas yang teratur, stabil, dan nyaman. Rutinitas dapat membantu mengembangkan perilaku dan kontrol pribadi pada anak-anak. Agar anak dapat menikmati rutinitas mereka, ajak anak untuk terlibat dalam membuat jadwal dan aturan yang akan disepakati bersama. Di kegiatan tersebut, orang tua bisa berkreasi bersama anak untuk membuat poster dan menempelkannya di tempat yang gampang dilihat oleh seluruh anggota keluarga.

Berikan Pujian dan Semangat
Pujian dan dorongan semangat dapat memupuk rasa percaya diri dan harga diri anak. Berikan dorongan semangat atas upaya yang telah dilakukan oleh anak. Misalnya ketika anak mendapat nilai yang baik saat penilaian harian. Orang tua bisa berkata, “Kamu telah belajar dengan giat sehingga mendapatkan hasil yang baik.” Selain itu, pujian juga dapat diberikan ketika anak-anak menceritakan keberhasilan kecil yang mereka raih. Namun, tahukah Bapak Ibu, pujian paling efektif adalah pujian yang datangnya tanpa diharapkan anak. Contohnya, Orang tua memberi pujian ketika anak membereskan kamarnya tanpa diminta. Pujian tersebut akan lebih berarti bagi anak. Pujian yang tidak pernah diharapkan akan menjadi motivasi anak untuk mencapai keberhasilan.

Berikan Konsekuensi
Sebelum memberikan konsekuensi atas perilaku anak, jelaskan terlebih dahulu perilaku seperti apa yang orang tua harapkan dan konsekuensi apa yang akan mereka dapatkan jika mereka berbuat sebaliknya. Misalnya jika anak tidak mau merapikan mainannya, maka mainan tersebut akan disimpan di gudang dalam waktu tertentu.

Jadilah Teladan
Sikap orang tua memberi pengaruh yang besar pada anak. Anak perlu teladan orang tua yang selalu taat pada aturan, yang tentunya bersumber pada ketaatan kepada Tuhan. Contohnya, orang tua membuat aturan tidak ada gawai saat sedang makan di meja makan. Maka aturan tersebut seharusnya tidak hanya berlaku bagi anak tapi juga bagi orang tua. Dengan demikian, anak melihat orang tua sebagai orang yang adil dan berpegang pada aturan yang telah disepakati.

Butuh proses yang panjang untuk belajar disiplin. Kunci keberhasilannya adalah konsistensi dan kesabaran. Melalui proses ini, orang tua akan dibentuk menjadi pribadi yang lebih tegas tapi tetap penuh kasih dan sabar dalam mendidik anak-anak. Buah dari kedisiplinan ini juga akan membentuk anak menjadi pribadi yang lebih rajin dan taat.

Catatan: poin-poin tentang disiplin disadur dari beberapa sumber:
Ezzo, G. & Ezzo, A. M. 2001. Membesarkan Anak dengan Cara Allah.
Family routines: how and why they work. Diambil dari https://raisingchildren.net.au/pre-teens/behaviour/behaviour-management-ideas/family-routines
Posted in Kisah Inspiratif and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , .