Oleh: Diana Siagian
Bertempat di Aula F, Lantai 4 Sekolah Athalia, Seminar Pembekalan Guru dan Staf Sekolah Athalia ini diadakan selama dua hari berturut-turut, pada 16-17 September 2019. Dengan tujuan untuk memberi pembekalan kepada para pendidik di era milenial, Pendeta Ferry Yang memulai sesi dengan menyuguhkan sebuah pertanyaan refleksi “Yesus yang mana yang engkau ikuti?”. Melalui ayat Alkitab dalam Injil Yohanes 6: 16-71, dibukakan kepada peserta bahwa Yesus yang diikuti dan diteladani sebagai Guru adalah Pribadi yang karakternya tidak seperti sinterklas yang selalu memberikan happy ending untuk para pengikut-Nya, karena faktanya hidup Yesus menderita dan berakhir di kayu salib; dan yang juga tidak fokus pada mencari kekayaan, kenikmatan, maupun kepopuleran diri sendiri.
Dalam Injil Yohanes pasal 6 terungkap bahwa banyak murid yang akhirnya meninggalkan Tuhan Yesus, yaitu ketika iman mereka terguncang oleh kebenaran yang diberitakan oleh Tuhan Yesus. Hal lain lagi adalah dalam pengalaman para murid yang tidak bersedia saling melayani mencuci kaki rekan-rekannya. Namun, pada akhirnya Tuhan Yesus sendiri turun tangan, memberi teladan mencuci kaki semua murid-Nya, sekalipun DIA adalah Tuhan dan Guru. Sebagai Tuhan dan Guru, Yesus memberi banyak teladan atas kerendahan hati, kesediaan melayani, memberi diri untuk memperkaya sesama, serta mengutamakan orang lain dibanding diri-Nya sendiri.
Selanjutnya, Pendeta Ferry Yang juga memberikan kesempatan untuk semua peserta melakukan self-reflection. Disampaikan bahwa salah satu skill tertinggi dalam critical thinking adalah self-reflection, yang termasuk dalam meta-consciousness. Melalui self-reflection, tiap peserta diajarkan dapat melihat, menganalisis, dan mengevaluasi dirinya sendiri, termasuk mengetahui visi pelayanan sebagai pendidik dalam satu tahun, lima tahun, dan sepuluh tahun yang akan datang. Dalam melakukan refleksi diri, Pendeta Ferry Yang memandu peserta dengan beberapa pernyataan penuntun, seperti: 1. Cari tahu dirimu yang sesungguhnya dan siapakah dirimu sebenarnya? 2. Cari minatmu yang sebenarnya dan berkat spiritual yang kau miliki; dan 3. Buat daftar hal-hal yang paling kamu sukai.
Seminar pembekalan diakhiri dengan sesi sharing Firman Tuhan di hari kedua yang diambil dari Injil Yohanes 21:15-19. Bagian pemberitaan Firman Tuhan ini membukakan kepada peserta bagaimana Tuhan Yesus memberi teladan menjadi guru dengan karakter yang rendah hati dan sungguh-sungguh mau devote himself—mempersembahkan dirinya sendiri untuk melayani para siswa yang dipercayakan kepadanya. Dalam hal ini, dibutuhkan bukan saja kerelaan hati untuk mengesampingkan kepentingan diri, tetapi juga kesabaran penuh untuk menerima murid dengan berbagai kondisi.
Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pendeta Ferry Yang menjadi sebuah refleksi penting. Peserta diingatkan kembali agar tetap berdiri teguh sebagai seorang pendidik yang “berhasil” atas tiap kesulitan menghadapi berbagai macam karakter murid, yang tetap setia mencari dan mengasihi para muridnya, serta yang melayani mereka dengan strategi dan motivasi yang tulus sehingga pada akhirnya dapat betul-betul mengubah para siswa menjadi pribadi-pribadi unggul dan yang mengasihi Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka.