Caring and Sharing

Caring and Sharing merupakan profil karakter SMP Athalia. Untuk menolong siswa semakin menghidupi karakter ini, Sekolah Athalia mengadakan CaS-Camp (Caring and Sharing Camp) untuk siswa kelas 8. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Maret 2022 yang lalu. Namun, beberapa hari sebelum acara puncak, para siswa sudah memulai rangkaian acara CaS-camp dengan melakukan beberapa challenge caring and sharing di rumah, misalnya dengan membantu anggota keluarga atau menunjukkan kepedulian kepada orang di sekitar. Saat acara puncak, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masuk ke dalam break out room ZOOM, dan memainkan beberapa games untuk melatih karakter caring and sharing bersama teman sekelompok. Di akhir kegiatan, siswa diteguhkan dengan kebenaran Firman Tuhan yang menjadi landasan dalam menghidupi profil karakter caring and sharing. Sesi ini dibawakan oleh Lao Shi Wendy, seorang youth pastor.

Sebelum Firman disampaikan, para siswa diminta untuk berdiskusi tentang pandangan dan pemikirannya terhadap fenomena mengasihi diri dan mengasihi sesama. Dunia mengenal beberapa perilaku mengasihi diri yang salah, seperti operasi plastik, menikah dengan diri sendiri atau menunjukkan kekurangan fisik demi mendapatkan pengakuan. Belakangan juga semakin marak diberitakan cara mengasihi sesama yang keliru, misalnya menikah dengan sesama jenis atau hologram tokoh anime, bahkan mengadopsi boneka sebagai anak.

Setelah mendengarkan diskusi dari para siswa, Lao Shi Wendy membahas isu-isu tersebut dari sudut pandang Alkitab. Beliau mengupas dua prinsip caring and sharing berdasarkan ayat Alkitab yang terambil dalam Lukas 7: 36-47. Dalam Lukas 7: 36-47, diceritakan tentang seorang perempuan berdosa yang melayani Yesus: membasahi kaki-Nya dengan air mata lalu menyeka dengan rambutnya, meminyaki kaki Yesus, bahkan rela dipandang najis karena menyeka dan mencium kaki Yesus. Dia melakukan itu semua karena sadar betapa ia amat berdosa dan membutuhkan pengampunan. Dan ya, Yesus mengasihi dan mengampuninya! Inilah yang menjadi prinsip pertama dalam melakukan tindakan caring and sharing.

Prinsip kedua dijelaskan dengan kisah Simon yang mendapat teguran dari Yesus karena ia tidak melayani-Nya saat Yesus datang ke rumahnya. Yesus menanyakan tentang perumpamaan orang yang berutang 500 dan 50 dinar. Jika keduanya dibebaskan dari utang, siapakah yang lebih mengasihi si pembebas utang? Simon menjawab, yang berhutang lebih besar—500 dinar. Lewat kisah ini, Lao Shi Wendy ingin menekankan bahwa orang yang merasa sedikit diampuni, akan sedikit juga berbuat kasih. Semakin besar seseorang menyadari pengampunan yang diberikan baginya, ketidaklayakannya menerima pengampunan tersebut, maka akan semakin besar kasih yang ditunjukkan bagi Yesus, bahkan sesama!

Selanjutnya, Lao Shi Wendy juga mengingatkan bahwa CaS (Caring and Sharing) bukanlah:

  1. Keselamatan
  2. Penerimaan
  3. Pencitraan
  4. Kompromi.

Lebih dari itu, sebagai anak Tuhan yang sudah diselamatkan, kita harus melakukan tindakan caring and sharing dengan tulus karena Yesus telah lebih dulu mengasihi dan menerima kita apa adanya. Yang menjadi pertanyaan refleksi: sudahkan kita secara pribadi merasakan kasih Allah yang begitu besar? Bukan hanya sebagai bahan perenungan, tetapi para siswa juga didorong untuk terus mempraktikkan beberapa hal untuk menunjukkan caring and sharing, yaitu:

-Kasihilah sesamamu manusia; segala prioritas terhadap diri sendiri perlu diarahkan untuk kebutuhan orang lain.

Berikan perhatian; secara intentional, menghubungi teman-teman yang ada di sekitar, menanyakan kabar, dan mendoakan mereka.

Berikan pertolongan; mendiskusikan dengan orang tua untuk memberikan bantuan kepada orang di sekitar yang sedang membutuhkan.

Berikan kebenaran; jika ada orang di sekitar kita yang belum mengenal Tuhan, jangan mengosip, mencibir, atau mem-bully. Namun, kasihi mereka sebagai sesama manusia, perkenalkan kepada Kristus, dan ajak ke gereja. Share your life!

Kiranya melalui kegiatan CaS-Camp ini, para siswa kelas 8 dapat mengingat, mengevaluasi, serta semakin bertumbuh dalam karakter tanggung jawab dan berkontribusi lebih luas kepada sesama melalui tindakan caring and sharing. Tentu saja, pertumbuhan karakter membutuhkan waktu dan proses sepanjang hidup. Oleh karena itu, siswa membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, yaitu orang tua, guru, dan komunitas yang sehat untuk berjalan bersama! (MRT)

Posted in karakter, Pengembangan karakter and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , .