Ku Tahu itu Engkau

Griceline Ruth-Alumni Angkatan III SMA Athalia

Hai, salam kenal. Nama saya Griceline Ruth. Saya adalah alumni SMA Athalia angkatan III. Saat ini saya bekerja sebagai pramugari di Singapore Airlines. Sebenarnya, saya tidak pernah menyangka kalau suatu hari saya akan bekerja sebagai seorang pramugari. Semua berasal dari rasa penasaran saya tentang bagaimana rasanya tinggal di luar negeri, dan belajar hidup mandiri serta terekspos dengan budaya di luar Indonesia. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk menjadi seorang pramugari. Kesiapan mental, kemampuan bahasa, penampilan fisik, dan sebagainya. Terkadang tantangan terberat justru datang dari diri saya sendiri. Misalnya, saat saya akan menjalani proses wawancara. Berbagai pertanyaan “bagaimana jika” terlintas begitu saja di pikiran saya.
“Bagaimana jika gagal di tahap terakhir, bahkan di tahap awal?”
“Bagaimana jika saya tiba-tiba gugup dan tidak bisa menjawab?”

Puji Tuhan, dengan persiapan yang baik serta kerendahan hati untuk meminta pertolongan-Nya dalam setiap langkah, saya bisa melewati tahap tersebut.

Bila saya ingat kembali, pendidikan karakter yang saya dapatkan ketika bersekolah di Athalia ternyata menolong saya melewati setiap tahap perjalanan karir saya sebagai pramugari. Saat di sekolah, saya dan teman-teman yang lain selalu diingatkan untuk berdoa sebelum melakukan segala sesuatu. Sebelum kelas dimulai, sesudah kelas berakhir, juga dalam kegiatan chapel yang diadakan setiap minggu. Ada satu kejadian yang sampai sekarang masih saya ingat ketika saya menjalani proses training. Saat itu saya sedang menjalani tes final flight stewardess, mulai dari safety sampai service procedure. Rangkaian tes ini akan menentukan apakah seseorang sudah layak atau belum untuk bertugas. Jujur, saya sangat tegang dan sulit untuk berkonsentrasi. Sebelum tes dimulai saya berdoa di toilet agar diberikan kekuatan dan ketenangan dalam menjalani tes ini. Namun, entah mengapa tiba-tiba saya merasa ada dorongan dari dalam diri yang menginginkan agar saya juga bisa menjadi berkat bagi teman-teman yang sedang menjalani tes tersebut.

Saat tes dimulai, teman saya mendapat giliran pertama. Saya berperan sebagai penumpang yang dilayani, dan dia berperan sebagai pramugari. Saat sesi “serving the meal” karena tegang, dia melupakan nama menu yang sedang diuji, dan saya dilarang untuk memberitahukannya. Saya pun tersenyum padanya sambil berharap senyuman tersebut bisa membantu dia untuk lebih rileks. Tiba-tiba dia menjadi tenang dan bisa menyelesaikan ujiannya dengan lancar. Kurang dari lima menit sebelum saya diuji, teman saya datang dan berkata bahwa dia sangat bersyukur karena entah mengapa, senyum yang saya berikan membuat dia bisa rileks sehingga dapat menyelesaikan ujiannya dengan baik. Kata-kata tersebut adalah booster yang saya perlukan, di saat yang tepat. Semua ketegangan yang saya rasakan hilang 100%. Proses ujian berjalan lancar, bahkan hasilnya sungguh di luar ekspektasi saya. Tuhan menjawab doa saya, dan memberi kekuatan tepat pada waktunya in a very surprising way. I know it was Him. Kejadian yang saya alami ini menunjukkan bahwa ketika kita mengakui Dia dalam segala jalan, Dia akan membantu meluruskan dan memberi kita petunjuk jalan mana yang perlu dipilih.

Trust God from the bottom of your heart; don’t try to figure out everything on your own. Listen for God’s voice in everything you do, everywhere you go; He’s the one who will keep you on track (Proverbs 3:5-6).

Terima kasih Tuhan Yesus.

Posted in Renungan and tagged , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , .